Mobil Wisatawan Tersesat di Hutan Tawangmangu, Pengemudi Mengaku Mengikuti Google Maps

Sebuah mobil Toyota Avanza warna hitam, tesesat di hutan konservasi di kaki Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Penulis: Ign Prayoga | Editor: Ign Prayoga
TribunSolo.com/Dok Warga
Mobil Toyota Avanza nopol D 1169 JQ ditinggal pemiliknya setelah tersesat di hutan konservasi Grojogan Sewu, Tawangmangu, Karanganyar, Jumat (19/5/2022). 

TRIBUNTANGERANG.COM, SOLO -- Sebuah mobil Toyota Avanza warna hitam, tersesat di hutan konservasi di kaki Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Peristiwa tersebut terjadi Jumat (19/5/2022) dini hari. Dalam kondisi normal, lokasi tersebut sangat sulit dijangkau menggunakan mobil.

Kejadian langka ini menimpa mobil Toyota Avanza warna hitam berpelat nomor D 1169 JQ.

Kendaraan tersebut terjebak di pepohonan yang termasuk kawasan hutan konservasi Grojogan Sewu.

Baca juga: Kasus Perselingkuhan Pilot dan Pramugrari, Polisi Lakukan Gelar Perkara

Lokasi itu bisa dicapai lewat Jalan Tuguran yang masuk wilayah Desa Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.

Pengemudi mobil diperkirakan berasal dari luar kota dan tidak paham wilayah Tawangmangu. Apalagi dia berkendara di kawasan yang gelap.

Setelah keluar dari mobil, dia lalu berjalan kaki ke hotel.

Dia kembali mendatangi mobilnya sekitar pukul 07.00 dan minta tolong ke para pedagang di dekat lokasi kejadian, yakni di sekitar Taman Wisata Balekambang, Tawangmangu.

Kejadian itu kemudian dilaporkan ke Lilik, warga setempat. "Wisatawan itu bilang katanya mau main ke Jalan baru, mungkin mau cari angin malam, karena orang luar Tawangmangu, dia buka Google Maps, terus diarahkan ke sana, dia mengikuti saja," ujar Lilik.

"Karena mengikuti arahan Google Maps, kemudian masuk ke hutan, jalannya semakin sempit dan semakin curam, bentuk jalannya turunan dan berlumut sudah tidak bisa muter lagi, akhirnya mobil ditinggal di situ," tambahnya.

Lokasi mobil terjebak di antara perpohonan berjarak sekitar 500 meter dari Taman Balekambang. Lilik kemudian mengumpulkan warga sekitar untuk mengevakuasi mobil tersebut.

"Caranya diputar balik, kita cari tempat di sekitar situ, ada tempat sedikit landai, jalannya turun dan curam," kata Lilik.

"Kalau terus maju nggak bisa, karena di depan ada jembatan hanya muat sepeda motor," imbuh dia.

Jalan Tuguran hanyalah jalan pintas yang menghubungkan Balekambang ke Desa Pancot di seberangnya. Jalan tersebut menjadi jalan alternatif bagi sepeda motor serta kuda wisata karena bisa memangkas jarak kurang lebih 2 kilometer.

Lilik mengatakan, warga setempat menggunakan jalan tersebut hanya ketika ada cahaya matahari. Di atas pukul 17.00 WIB, sudah tidak ada warga yang lewat jalan pintas tersebut. 

Menurut Lilik, bisa saja ada faktor lain, karena kondisi sekitar masih hutan alami. "Mungkin juga ada faktor X, ada cerita yang seperti itu, tapi tidak sering, kalau orang tua bilang mungkin karena ada faktor X tadi, akhirnya diarahkan ke situ," katanya.

Lilik menuturkan kejadian tersebut bukan pertama kali terjadi. (*)

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved