Kolonel Priyanto Pembuang Mayat Warga Nagreg Dijatuhi Hukuman Seumur Hidup

Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada Kolonel Priyanto pelaku pembuangan mayat warga Nagreg, Jakbar.

Penulis: Ign Prayoga | Editor: Ign Prayoga
Tribunnews.com/Gita Irawan
Kolonel Inf Priyanto dikawal petugas Poilsi Militer ketika hadir di sidang Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta jatuhkan vonis seumur hidup kepada terdakwa Kolonel Priyanto, Selasa (7/6/2022).

Majelis Hakim Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta jatuhkan vonis seumur hidup kepada terdakwa Kolonel Priyanto, Selasa (7/6/2022).

Hakim menyatakan Kolonel Priyanto terbukti bersalah dan melakukan tindak pidana pada kasus pembunuhan sejoli di Nagreg, Jawa Barat.

Tindak pidana yang dimaksud adalah melakukan pembunuhan berencana secara bersama-sama hingga menghilangkan mayat kedua korban.

Baca juga: Tanggapan Keluarga Bayu Samudra soal Pelaku Pembunuhan Bakal Diancam Penjara Seumur Hidup

"Mengadili, satu menyatakan terdakwa tersebut di atas, yaitu Priyanto terbukti bersalah melakukan tindak pidana kesatu, pembunuhan berencana yang dilakukan bersama-sama sebagaimana dalam dakwaan kesatu primer," kata hakim dalam tayangan Live Breaking News di kanal YouTube Kompas TV, Selasa (7/6/2022).

"Kedua. perampasan kemerdekaan orang lain yang dilakukan bersama-sama sebagaimana dakwaan alternatif kedua dan ketiga, menghilangkan mayat dengan maksud menyembunyikan kematiannya yang dilakukan secara bersama-sama," ujar hakim.

Atas perbuatan terdakwa, hakim memutuskan mempidana kepada terdakwa dengan pidana pokok berupa penjara seumur hidup dan pidana tambahan dipecat dari militer.

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menegaskan, dirinya akan mengawal langsung hasil putusan majelis hakim atas Kolonel Priyanto.

"Kita kawal terus, jadi proses hukum yang menonjol itu saya kawal. Memang untuk Kolonel Priyanto ini berkas satunya baru, besok akan mendengarkan putusan," kata Andika kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan.

Andika menjelaskan, dirinya akan menunggu kelanjutan dari kasus tersebut.

"Jadi nanti kita tunggu apakah menerima terdakwa atau bahkan kami menerima atau tidak maksudnya dari oditur kita lihat saja apakah sesuai dengan harapan atau tidak," kata Andika.

Tuntutan Oditur Militer Tinggi

Priyanto dituntut pidana penjara seumur hidup dan dipecat dari dinas militer oleh Oditur Militer Tinggi dalam sidang di Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta pada Kamis (21/4/2022).

Oditur Militer Tinggi Wirdel Boy dalam berkas tuntuan yang dibacakannya mengatakan Oditur Militer Tinggi berkesimpulan Priyanto telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah atas tiga tindak pidana sebagaimana didakwakan pada dakwaan oditur militer tinggi nomor SDAK 02 tanggal 10 Februari 2022.

Pertama, yakni secara bersama-sama melakukan tindak pidana kesatu pembunuhan berencana.

Kedua, penculikan.

Ketiga, menyembunyikan mayat.

Untuk itu, kata dia, Oditur Militer Tinggi memohon kepada majelis hakim di Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta menyatakan Priyanto bersalah melakukan tindak pidana kesatu primer barang siapa secara bersama-sama dengan sengaja dan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain sebagaimana diatur dan diancam pidana menurut pasal 340 jo pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.

Kemudian, hakim menyatakan Priyanto bersalah melakukan tindak pidana kedua alternatif pertama, barangsiapa secara bersama-sama membawa pergi dari tempat kediamannya dengan maksud menempatkan orang tersebut secara melawan hukum di bawah kekuasannya sebagaimana diatur dan diancam pidana menurut pasal 328 KUHP jo pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.

Kemudian, menyatakan Priyanto bersalah melakukan tindak pidana ketiga, barangsiapa bersama-sama membawa lari mayat dengan maksud menyembunyikan kematiannya sebagaimana diatur dan diancam pidana menurut pasal 181 KUHP jo pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.

"Selanjutnya kami mohon agar Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta: 1. Menjatuhkan pidana terhadap Kolonel Inf Priyanto NRP 11940013330570 tersebut dengan pidana pokok penjara seumur hidup, pidana tambahan dipecat dari dinas militer c.q. TNI Angkatan Darat," kata Wirdel.

Wirdel juga membacakan sejumlah hal yang meringankan dan memberatkan pada diri Priyanto sebagai bahan pertimbangan Majelis Hakim Tinggi dalam menetapkan berat dan ringannya putusan yang dijatuhkan.

Hal-hal yang bersifat meringankan, kata Wirdel, yakni Priyanto berterus terang sehingga mempermudah persidangan, belum pernah dihukum, dan menyesali perbuatannya.

"Hal yang bersifat memberatkan, terdakwa melakukan tindak pidana melibatkan anak buahnya," kata Wirdel.

 

Sumber: Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved