Lifestyle
Tips Maraton bagi Pemula dari I Made Subaga, Jangan Lupa Bergabung dengan Komunitas Lari
Menjadi pelari maraton tidak bisa secepat kilat. Ada latihan, disiplin, dan kemauan untuk meningkatkan kemampuan berlari.
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhilah | Editor: Intan UngalingDian
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Lari jarak jauh atau maraton sepanjang 42 kilometer (KM) membutuhkan stamina dan kemampuan berlari yang sempurna.
Banyak tenaga dan waktu yang digunakan saat berlari maraton.
Meskipun begitu banyak orang yang tertantang lari maraton atau menjadi referensi olahraga baru.
Untuk menjadi pelari maraton, tak semudah membalik telapak tangan. Ada latihan bercucuran keringat, disiplin, dan uji mental.
Pelari maraton I Made Subaga yang sudah malang-melintang di dunia maraton membagikan pengalaman serta kiat-kiatnya menjadi pelari jarak jauh ini.
Pria yang akrab disapa Baga itu sudah lima tahun ini menjadi pelari maraton.
Menurut dia, bukan melulu soal kemampuan fisik, melainkan mental saat berlari maraton juga sangat penting.
Selain itu, ada faktor di luar fisik dan mental pelari yakni kondisi cuaca.
"Tak hanya harus memiliki fisik yang bagus, namun mental juga. Dikarenakan lari di atas empat jam atau lima jam sampai 6 jam itu dibutuhkan juga mental yang kuat," ujar pria kelahiran Badung, Bali, tersebut.
Baca juga: Bertahan Sejak 1993, ada Hadiah Satu Miliar bagi Pemecah Rekor Nasional Maraton
Ketika berlari maraton di Sidney, Australia, tahun 2017, dia mengaku kondisi fisiknya sedang tidak fit tetapi tetap harus berlari 42 km.
Hambatan terjadi saat maraton, namun dia bersikeras untuk menyelesaikan larinya. Tentu sulit.
"Waktu di Sydney Marathon, September 2017 itu yang terberat. Kenapa berat? karena latihan saya agak kurang sesuai dengan jadwal, terus cuaca juga kurang mendukung, dan itu yang paling menantang buat saya selama maraton," ujarnya.
Berdasarkan pengalamannya berlari di berbagai ajang maraton, I Made Subaga membagikan tips lari maraton untuk pelari maraton baru :
1. Bergabung dengan komunitas
Tips untuk pelari baru agar menambah semangat, bergabunglah dengan komunitas.
Alasannya, komunitas lari menjadi tempat berbagi pengalaman dan semangat, serta saling mendukung.
2. Cari referensi latihan
Selain bergabung dengan komunitas, kita juga bisa mempersiapkan banyak materi.
Persiapan untuk lari awal, bisa mendapat referensi dari platform media sosial.
3. Serius
Latihan memang penting, namun niat untuk maraton itu tak kalah penting.
Setelah punya niat lari maraton, mulai dari jalan kaki, lari kecil, terus secara berkala diimbangi latihan lain dan siap buat lari jarak jauh.
4. Persiapan mental
Selain persiapan fisik, persiapan mental juga perlu. Pasalnya, berlari di atas 4 jam lebih membutuhkan kondisi mental stabil.
Perjuangannya saat mengawali olahraga maraton ini. Awalnya, untuk mengobati rasa jenuh saat latihan berlari sambil mendengarkan musik.
Metode tersebut dinilai efektif untuk menghilangkan rasa jenuh saat maraton. Namun seiring berjalannya waktu, ia tak lagi memerlukan hal tersebut.
"Awal-awal untuk saya ketika mulai maraton memang diselingi dengan musik untuk menghilangkan jenuh, itu juga sangat efektif."
"Tapi sekarang aku lebih seperti ngomong sama diri sendiri saat lari. Seperti "me time" lebih menikmati suasana, menikmati momennya, jadi itu yang membuat aku terhindar dari jenuh," ujar I Made Subaga.

Baca juga: Diet Terbaik untuk Pelari Jarak Pendek dan Maraton, Tips Nutrisi agar Tubuh Tetap Sehat
I Made Subaga merupakan pendiri sekaligus kapten komunitas maraton yang bernama Running is Our Teraphy alias RIOT Indonesia.
RIOT berdiri 29 Juli 2016 di Denpasar, Bali. Kala itu anggotanya belum banyak jika dibandingkan dengan saat ini. Namun Baga tetap bersikukuh dengan tujuannya.
Legalitas RIOT Indonesia sesuai salinan akta Nomor 02 tanggal 11 Juli 2018 yang didirikan oleh Viddi Danti Yanta, S.H, berkedudukan di Denpasar, Bali.
Anggota RIOT dari berbagai latar belakang pekerjaan mulai dari pengusaha, dokter, pegawai kantor, sampai pilot.
"Kita masing-masing memiliki pekerjaan dengan bidang yang berbeda-beda, namun kita memiliki satu cara yang sama untuk menghilangkan penat, yaitu dengan lari," ujar Baga, Founder dan Captain RIOT.
Berawal dari komunitas kecil di Pulau Dewata, RIOT Indonesia kini sudah tersebar di 13 daerah di Indonesia.
Anggotanya kini berjumlah 1.500 orang lebih yang tersebar antara lain Bali, Jakarta, Surabaya, Banjarmasin, Lombok, Gorontalo, Palu, Bandung, Solo, Makassar, Yogyakarta, Kendari, dan Balikpapan.
Puncaknya, pada 15 Agustus 2021 RIOT Indonesia berkolaborasi dengan 99 Virtual Race mengadakan lomba lari 5K di lokasi destinasi wisata.
Lomba lari 5Km diselenggarakan serentak di 143 titik lokasi tujuan wisata, yang terdiri atas 42 kota di Indonesia.
Pelari yang mengikuti ajang tersebut hampir berjumlah 1.000 pelari.
Sebanyak 993 pelari mengikuti ajang tersebut turut menggunakan busana daerah masing-masing seraya mengenalkan ragam budaya Nusantara.
Lomba di 55 titik lokasi wisata tersebut bertujuan untuk penggalangan dana.
Ajang tersebut berhasil mengumpulkan donasi untuk kemanusiaan hingga Rp 17.071.000, sekaligus menyabet rekor Musem Rekor Dunia Indonesia (MURI).