Baku Tembak di Rumah Jenderal

Inilah Profil Dua Pistol yang Menyalak di Rumah Ferdy Sambo

Ada dua pistol yang diduga digunakan pada peristiwa baku tembak di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdi Sambo, Jumat (8/7/2022) sore.

Penulis: Ign Prayoga | Editor: Ign Prayoga
Istimewa
Ilustrasi pistol Glock dan HS SF 19 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Penyelidikan kasus penembakan yang menewaskan Brigadir Yosua masih terus bergulir.

Dalam peristiwa ini, setidaknya ada dua senjata api yang diduga di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdi Sambo, Jumat (8/7/2022) sore.

Masing-masing adalah pistol HS-19 yang dipegang Yosua dan pistol Glock 17 yang digunakan oleh Bharada E.

Dilansir dari bangkapost.com, pistol Glock digunakan Polri untuk mempersenjatai unit-unit khusus seperti tim khusus Brimob dan Densus 88 Antiteror.

Pistol ini dipilih karena tingkat keamanan, kekuatan, ketangguhan, dan akurasinya.

Glock mempunyai keunggulan karena menggunakan bahan polimer yang tahan hingga 200 derajat celcius.

Keunggulan lain ada pada larasnya. Glock 17 menggunakan poligonal rifling pada laras, yaitu sistem alur dalam laras yang baru dan berbeda dengan alur konvensional.

Glock 17 juga memiliki chamber loaded indicator yang berfungsi untuk mendeteksi kamar peluru.

Recoil Spring Glock 17 juga mengadaptasi sistem Captive Recoil Spring, untuk mencegah terjadinya kesalahan proses melepas pegas atau per tolak balik, sehingga tidak melukai pengguna seperti melukai muka atau mata operator.

Pengoperasian Glock 17 sangat praktis karena tombol dapat diakses dengan mudah tanpa mengubah genggaman, sehingga Glock sangat cocok untuk penggunaan rapid shooting.

Glock 17 juga dilengkap tiga tombol yang meningkatkan efektifitas penembak yaitu tombol pelepas magasin, pengunci slide, dan penghenti slide.

Pistol HS 19

Pistol HS 19 merupakan senjata genggam semi otomatis buatan pabrik HS Produkt, Kroasia.

Di Indonesia HS 19, dipakai jajaran Korps Brimob Polri untuk memperkuat unit khusus seperti tim anti teror CRT (crisis response team), unit GAG (gerilya anti gerilya), dan misi Polri di PBB di Sudan.

HS 19 memiliki keamanan yang tinggi bagi pengguna dan orang di sekitarnya. Keamanan tersebut terwujud karena ada beberapa elemen yakni:

1. Firing Pin Status Indicator

Penembak dapat memeriksa status pin indikator dengan melihat atau menyentuh.

Pin indikator dalam kondisi menonjol menunjukkan bahwa sistem pemukul proyektil sudah aktif dan siap dipicu dengan menarik pelatuk (triger) untuk melakukan tembakan.

2. The Loaded Chamber Indicator

Load chamber indicator memungkinkan penembak untuk memverifikasi, secara visual atau dengan sentuhan, dan tanpa keraguan bahwa ada putaran di dalam chamber amunisi.

3. Trigger Safety system

Menjaga keamanan senjata agar tidak meledak ketika terjatuh atau terbentur merupakan terobosan yang revolusioner.

Senjata HS-19 dilengkapi trigger safety system yang mengombinasikan sistem keamanan pada picu penarik pelatuk (triger) untuk memicu terjadinya penembakan.

Meski senjata terjatuh dan terlempar tidak akan memicu terjadinya ledakan amunisi dalam chamber.

4. Grip Safety

Selain trigger safety System, HS-19 masih diperkuat dengan standar keamanan grip safety yang merupakan sistem mekanis kunci pada lekukan atas grip pistol.

Tembakan dapat dilepaskan jika secara bersamaan grip safety dan trigger ditekan.

Grip didesain dengan sangat ergonomis dengan bahan polimer yang kuat beradaptasi dengan lingkungan ekstrim, suhu panas, anti karat, menggunakan desin yang kompak serta berkontur.

Insiden baku tembak terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022) pukul 17.00 WIB.

Menurut polisi peristiwa berawal saat Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat masuk ke kamar pribadi istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Diduga Brigadir J melakukan pelecehan dan menodongkan senjata api. "Setelah melakukan pelecehan, dia juga sempat menodongkan senjata ke kepala ibu Kadiv," kata Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto.

Kasus ini memunculkan berbagai spekulasi. Di antaranya dugaan asmara terlarang antara istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, dan pengawalnya, Brigadir Yosua.

Spekulasi lain menduga, tidak ada baku tembak antara Brigadir Yosua dan Bharada E. Sejumlah pihak menduga, Brigadir Yosua dihabisi secara sadis. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved