Kecelakaan

Warga Silebu Swadaya Pasang Palang Pintu di Perlintasan Kereta Cegah Kecelakaan Terulang

Warga Cilebu, Serang, Banten, secara swadaya memasang palang pintu di perlintasan kereta Cilebu, Sabtu (30/7/2022).

Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Intan UngalingDian
Tribun Tangerang/Rafzanjani Simanjorang
Palang pintu perlintasan kereta Silebu, Serang, Banten, dipasang warga setempat untuk mencegah kecelakaan, Sabtu (30/7/2022). 

TRIBUNTANGERANG.COM,SERANG - Warga Silebu, Serang, Banten, secara swadaya telah memasang palang pintu di perlintasan kereta Cilebu, Sabtu (30/7/2022).

Perlintasan kereta itu tiga hari lalu terjadi kecelakaan kereta tabrak odong-odong hingga menewaskan banyak orang.

Pantauan Tribuntangerang.com,  dua palang pintu dari arah berbeda telah dipasang di perlintasan kereta Cilebu.

Empat orang warga secara bergantian berjaga di sekitar perlintasan kereta tersebut.

Keempatnya telah mendapat jadwal kereta api melintasi Desa Silebu.

"Siang kecelakaan, malamnya langsung kami pasang. Itu juga swadaya dan inisiatif dari warga kampung ini," ujar warga sekitar  yang akrab disapa Pakde, Sabtu (30/7/2022).

Menurut dia, warga inisiatif bergotong royong membuat palang pintu kereta tersebut.

Tujuannya tak lain agar kejadian atau kecelakaan serupa tak terjadi lagi.

Baca juga: Trauma Saksi Mata Kecelakaan Odong-odong, Tak Bisa Tidur, Makan, hingga Takut Melihat Kereta

Baca juga: Suara Musik yang Keras Bikin Sopir Odong-odong Tak Mendengar Peringatan Warga Akan Adanya Kereta

"Kemarin juga pembahasan cukup alot perihal perlintasan. Kalau ini ditutup, yang susah ya kami warga ini."

"Perlintasan ini cukup membantu mobilitas warga. Akhirnya kami memilih membangun ini," katanya.

Peristiwa kecelakaan yang menelan 10 korban jiwa tersebut menjadi yang pertama kali di lokasi tersebut.

"Dulu pernah mobil ketabrak, tapi tidak ada korban jiwa. Baru yang odong-odong kemarin," ujarnya. 

Selain membangun palang pintu, warga juga kompak mengadakan tahlilan di pemukimannya.

Warga lainnya, Lastri mengatakan, warga menggelar tahlilan saat malam pertama, kedua, ketiga, hingga tahlilan tujuh hari untuk mendoakan korban kecelakaan.

"Meskipun keluarga korban adalah masyarakat Cibetik, tapi kami mau bersama-sama berdoa, Mas."

"Kami juga kemarin tidak henti-henti berupaya membantu. Tidak ada membiarkan. Kita semua saling bantu di musibah ini dan ini sebagai kebersamaan kami," kata Lastri.


 
 
 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved