Kisah Mak Erot

Perawatan Alat Vital Pria Mak Erot, Berawal dari Mimpi dan Bertahan Sejak 1945

Kisah Praktik Perawatan Organ Vitalitas Ala Mak Erot yang Berkembang Hingga Kini, ternyata yang mendapat mimpi pertama kali adalah Mak Malai

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Lilis Setyaningsih
Tribun Tangerang/Rendy Rutama
Akmal (40) Cucu Mak Erot sekaligus orang yang buka praktik, Jumat (5/8/2022). 

Praktik ini juga mengalami beragam keluhan, antara lain, mulai dari belum bisa memiliki keturunan, ejakulasi dini, impoten, lemah syahwat, dan serupanya terkait organ vitalitas.

Lelaki yang ditemui sedang mengenakan kacamata putih tersebut juga mengingatkan, pemahaman terkait perawatan organ vitalitas juga dirasanya sangat penting.

Hal itu dikarenakan, titik terfokus pembuluh darah seseorang itu berada pada ranah tersebut, sehingga pentingnya merawat ranah tersebut.

"Dari penglihatan, dari pendengaran, dari pembicaraan, dari penciuman, dari pemikiran, seperti itulah bisa, apalagi kalau sudah sentuhan fisik, pembuluh darah ujungnya di alat vital," jelasnya.

Selain itu, pria yang dulu sudah mempelajari ilmu selama rentan waktu satu minggu itu juga menambahkan, untuk penerapan material praktik dalam hal ini menggunakan bahan alami atau herbal, dan tidak ada per satu persen pun mengandung bahan kimia atau serupanya.

Dibuktikan dengan wangi ramuan yang sudah diracik seusai prosedur leluhur ini tidak berbau, atau kata lain netral.

Baca juga: Terapi Pengobatan Alat Vital Tangerang Hj Mak Iyot Atasi Masalah Vitalitas Pria

Tahapan dalam praktik ini memang terbilang tradisional, pasien juga nantinya akan di pijat menggunakan ramuan minyak, dan kemudian diharuskan untuk meminum ramuan herbal lainnya.

Tidak hanya itu, proses pengobatan tidak hanya bergulir di lokasi saja, pasien nantinya akan diberikan ramuan untuk dibawa pulang, dan harus dilakukan sesuai anjuran prosedur yang diberikan.

"Semua bahan ini nantinya ada dua proses ada yang disuling dan ada yang direbus kalau di suling jadinya bentuknya minyak kalau misalnya direbus bentuk akhirnya minuman ramuan," imbuh Akmal.

Mengingat praktik ini 100 persen bersifat herbal, maka pasien diberikan batas maksimal penerapan obat itu hingga tiga hari, setelah dari itu tidak usah kembali berobat.

Tiga hari itu dijelaskan Akmal untuk batas kadaluarsa obat.

Obat ini ditegaskan kembali oleh Akmal, bahwa tidak membuat pasien menjadi ketergantungan, sehingga 90 persen yang datang ke tempat praktik, tidak kembali datang lagi.

"Semuanya hanya menggunakan bahan-bahan tradisional tidak ada bahan modern seperti bahan kimia dan serupanya alat vakum silikon itu tidak kita pakai jadi tidak ada efek sampingnya," jelasnya

Ia menceritakan filosofi terong ketika merawat orang dengan gangguan vitalitas. 

"Filosofi terong yang pertama kali dibeli itu kan keras, kalau misalkan direbus itu pasti kan tidak keras lagi, nah jangan sampai seperti itu, yang keras ya tetaplah keras harusnya," imbuh Akmal.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved