Sosok Peneror Bom di Jakarta Nanyang School dan MIS Minta Tebusan 30.000 Dollar AS dalam Bitcoin

Sosok peneror tersebut menuntut uang sebesar 30.000 dolar Amerika Serikat. Bila dikonversi akan senilai sekitar Rp497,7 juta.

Editor: Joseph Wesly
Tribuntangerang.com/Ikhwana
MINTA TEBUSAN: Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Victor Ingkiriwang di Mentari Intercultural School, Pondok Aren, Tangsel, Selasa (7/10/2025). Sosok peneror tersebut menuntut uang sebesar 30.000 dolar Amerika Serikat. Bila dikonversi akan senilai sekitar Rp497,7 juta. 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA- Baru-baru ini dua Sekolah internasional di wilayah Tangerang dan Tangerang Selatan Provinsi Banten mendapatkan ancaman bom.

Ancaman bom dikirim melalui pesan WhatsApp dan email oleh pihak tak dikenal pada Selasa, 7 Oktober 2025. 

Sosok peneror tersebut menuntut uang sebesar 30.000 dolar Amerika Serikat.

Bila dikonversi akan senilai sekitar Rp497,7 juta.

Peneror mengatakan telah menempatkan bom di area sekolah, dan memberikan tenggat waktu selama 45 menit kepada pihak sekolah untuk mentransfer uang ke alamat bitcoin yang disebutkan dalam pesan.

“Pesan ini ditujukan kepada semua orang. Kami telah menanam bom di sekolah kalian. Bom akan meledak dalam 45 menit. Jika kalian tidak membayar 30.000 dolar AS ke alamat bitcoin kami,” demikian bunyi kutipan dari pesan tersebut.

Nomor pengirim menggunakan kode internasional +234. Dalam ancamannya, pelaku juga memperingatkan bahwa bom akan segera diledakkan apabila pihak sekolah melapor kepada aparat kepolisian.

“Jika uang tidak dikirimkan, kami akan meledakkan perangkat tersebut. Bila dilaporkan ke polisi, kami akan meledakkannya langsung di lokasi,” lanjut isi pesan.

Dua sekolah yang menerima pesan ancaman tersebut adalah Jakarta Nanyang School yang berlokasi di Pagedangan, Kabupaten Tangerang, serta Mentari Intercultural School (MIS) di wilayah Tangerang Selatan.

Kepolisian dari Polres Tangerang Selatan bersama dengan Tim Gegana Polda Metro Jaya langsung mengambil langkah penyelidikan dan pengamanan terhadap kedua sekolah tersebut.

“Pesan dikirim ke WhatsApp dan email manajemen masing-masing sekolah,” jelas Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Victor Inkiriwang, dalam pernyataan kepada Antara pada Selasa, 7 Oktober 2025.

Menurut keterangan dari Victor, kedua sekolah menerima ancaman dari nomor yang sama. Penyidik kini tengah mendalami identitas pelaku serta motif di balik tindakan teror tersebut.

“Nomor pengirim sama. Kami sedang melakukan penyelidikan intensif untuk mengidentifikasi pelaku pengirim ancaman bom ini. Informasi lebih lanjut akan kami sampaikan setelah proses berjalan,” ujarnya.

Hasil penyisiran yang dilakukan oleh tim kepolisian menunjukkan bahwa tidak ditemukan bahan peledak maupun benda mencurigakan di lokasi kedua sekolah dikutip dari kompas.com

“Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan adanya bom atau bahan peledak di Mentari Intercultural School maupun Jakarta Nanyang School. Ancaman dikirim melalui WhatsApp dan email,” kata Victor menambahkan.

Sampai dengan informasi ini disampaikan, belum ada pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh pihak Jakarta Nanyang School maupun Mentari Intercultural School mengenai kejadian ancaman tersebut.

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved