Tangerang Raya
Santri Ponpes Daarul El Qolam Tewas Dihajar Teman Sendiri
Pelajar ponpes berkelahi, Minggu (7/8/2022) lalu. Akibatnya, BD tak sadarkan diri, kemudian menghembuskan napas terakhir.
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Intan UngalingDian
TRIBUNTANGERANG.COM, KOSAMBI - BD (15), santri Pondok Pesantren (Ponpes) Daarul El Qolam, Kabupaten Tangerang, tewas akibat berkelahi dengan temannya sendiri.
Perkelahian itu terjadi Minggu (7/8/2022) lalu. Sebelum meninggal dunia, BD tak sadarkan diri, kemudian menghembuskan napas terakhir.
Kakek korban, Dudung (51) mengatakan, tubuh cucunya ini ada beberapa mengalami luka lebam.
Luka lebam yang dilihatnya tersebut terdapat di wajah, dada, dan mulut.
"Luka itu ada di bagian dekat dengan hidung, kemudian di dada dan di mulutnya agak begitu (terluka)," ujar Dudung saat ditemui di kediaman rumah orangtua Bintang Daffa, Selasa (9/8/2022)
"Kalau secara kasat mata memang ada luka memar atau lebam di tubuhnya, tapi saya enggak buka semua bajunya karena itu saya lihat di rumah sakit," ujarnya.
Dia mengetahui kondisi cucunya itu dari ayah BD, Wahyudi pada pukul 17.00 WIB.
Menurutnya, orangtua BD mendapat kabar dari pihak pengurus Ponpes Daarul El Qolam bahwa korban terbaring sakit di rumah sakit.
Namun setibanya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Balaraja, pihak keluarga baru mengetahui bahwa BD telah meninggal dunia.
"Saya enggak tau kenapa (dikabarkan) begitu ya, mungkin memang etika dari pihak pondok pesantren," ujarnya.
Baca juga: Inilah Strategi Polisi Ketika Menangkap Tersangka Pencabulan di Ponpes Shiddiqiyyah Jombang
Baca juga: Kipas Angin, Colokan dibawa Tim Puslabfor Mabes Polri dari Ponpes Miftahul Khoirot untuk Diperiksa
Dudung menerangkan, BD telah menjalani pendidikan di Pesantren Daarul El Qolam sejak duduk di bangku kelas 1 SMP.
BD telah menjalani empat tahun pendidikan di pondok pesantren tersebut.
Selama menjalani pendidikan di pondok pesantren, BD tidak pernah bercerita tentang pengalamannya menjadi santri.
Setiap kali berlibur dan pulang ke rumah orangtuanya, BD kerap menghabiskan waktu bermain sepak bola bersama teman-temannya di sekitar tempat tinggalnya.
"Cucu saya itu jarang banget cerita tentang kehidupannya di pesantren dan dia juga enggak pernah cerita kalau ada kejadian apa-apa atau bahkan musuh," tuturnya.