Polisi Tembak Polisi

Agar Mafia di Kepolisian Hilang, Kamaruddin Sarankan Gaji Terendah Polisi Rp25 Juta per Bulan

Setelah Bareskrim Polri menghentikan kasus dugaan pelecehan, kuasa hukum Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak meminta agar nama kliennya dipulihkan.

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Lilis Setyaningsih
TribunTangerang.com/Angga Bhagya Nugraha
Kamarudin Simanjuntak, anggota tim kuasa hukum Brigadir Yosua 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Setelah Bareskrim Polri menghentikan kasus dugaan pelecehan, kuasa hukum Brigadir Yosua Hutabarat, Kamaruddin Simanjuntak meminta agar nama kliennya dipulihkan.

Bahkan, Kamaruddin meminta Presiden Joko Widodo untuk turun tangan demi memulihkan harkat dan martabat keluarga karena sudah difitnah Irjen Ferdy Sambo.

Sebab, setelah kasus pembunuhan berencana, yang dilakukan jenderal bintang dua itu adalah menyebar fitnah seolah-olah istrinya Putri Candrawathi dilecehkan.

Kamaruddin juga meminta agar Brigadir J dapat dijadikan pahlawan Kepolisian RI.

"Menjadikan almarhum ini pahlawan kepolisian RI untuk merebut kepolisian dari tangan mafia yang selama ini menutupi itu tidak murni 100 persen menjadi pelindung, pengayom dan masyarakat," kata Kamaruddin, Rabu (17/8/2022).

Sehingga, dengan kejadian Brigadir Yosua aparat kepolisian bisa bekerja, dekat dengan rakyat dan tidak tergabung dalam gerakan mafia.

Bahkan, Kamaruddin menyarankan kepada pemerintah agar memberi gaji polisi berpangkat rendah Rp 25 juta dan jenderal ratusan juta.

Baca juga: LPSK Sempat Disodorkan Dua Amplop Besar dari Irjen Ferdy Sambo, IPW : Ada Aksi Suap

"Tapi tidak boleh mengabdi kepada mafia, tidak boleh menikmati hantaran-hantaran uang dari mafia, tetapi biarlah itu kita biayai," tegasnya.

Kemudian, lelaki bersuku Batak ini juga berharap rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tigas, Jakarta Selatan dijadikan museum.

Karena di sana ada sejarah rencana jahat dari seorang jenderal bintang dua untuk menghabisi nyawa ajudannya yang sudah mengabdi beberapa tahun.

"Sampai akhirnya drama Duren Tiga ini terbelah pecah kongsi, dan begitu ya kan akhirnya," tuturnya. 

Terakhir, lelaki yang sedang naik daun ini meminta Polri beri kompensasi kepada orangtua kliennya karena sudah melahirkan, membesar, dan menjadikan anggota Polri.

Baca juga: 3 Kejanggalan Laporan Putri Candrawathi yang Membuat Laporannya Ditolak LPSK

Namun setelah jadi polisi karirnya justru harus tragis dibunuh oleh bosnya sendiri dengan cara sadis yaitu penembakan dan penyiksaan.

"Nah di sini ibu-ibu se tanah air terpukul, karena ibu-ibu lah yang menanggung beban ini sangat berat, itulah the power of emak-emak," ucap Kamaruddin.

Irjen Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi sempat bertengkar saat merayakan ulang tahun pernikahan ke-22 di Magelang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

Kuasa hukum Brigadir Yosua Hutabarat, Kamaruddin menjelaskan, pertengkaran itu ternyata karena kliennya membocorkan informasi ke Putri.

"Cuma diduga almarhum ini dituduh memberi informasi tentang kenapa si bapak tidak pulang ke rumah, lalu dicariin oleh si ibu," tegasnya Selasa (16/8/2022).

Namun, informasi yang dibocorkan ada dugaan bukan hanya satu saja, tapi ada beberapa rahasia lainnya.

Baca juga: Komnas HAM Belum Pernah Bertemu dengan Istri Ferdy Sambo, Keterangannya Sangat Penting

Sehingga, ia memastikan tidak ada pelecehan seksual yang terjadi di Magelang, Jawa Tengah saat menjenguk anak Irjen Ferdy Sambo.

Ia pun merasa warga Indonesia sudah ditipu oleh istri Irjen Ferdy Sambo terkait kematian Brigadir Yosua.

"LPSK kena prank, Komnas HAM kena prank, Mabes Polri kena prank, yang tidak kena prank kan cuma saya dan tim saya karena kita rajin berdoa jadi kita tidak bisa kena prank. karena kita percaya pada Tuhan sehingga pranknya itu enggak laku sama kita," terangnya. (m26)
 


 
 
 


Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved