Literasi

Perpusnas akan Terus Lakukan Transformasi Perpustakaan Dalam Ruang Fisik dan Ranah Digital 

Syarif Bando mengatakan, pihaknya akan terus berusaha untuk mentransformasi perpustakaan, baik dalam ruang fisik maupun ranah digital.

Penulis: Ign Agung Nugroho | Editor: Ign Agung Nugroho
Istimewa
Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando saat menjadi pembicara di The 4th Forum of the Silk Road International Library Alliance (SRILA) dengan tema 'Praktik & Tantangan Terbaik dalam Berbagi Konten Digital', yang berlangsung secara virtual, Selasa (6/9/2022). 

Tidak hanya layanan, Perpusnas juga mendorong pustakawan agar menjadi narasumber yang dirujuk oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berharga, valid, dan dapat dipercaya.

“Sejak awal pandemi pada 2020, Perpusnas menyediakan layanan referensi virtual melalui live chat di www.perpusnas.go.id. Pengguna dapat membuat permintaan informasi dan referensi, yang dilayani oleh pustakawan referensi,” tuturnya.

Tercatat pada 2021, jumlah pengguna Tanya Pustakawan sebesar 17.827 permintaan informasi, sementara per Mei 2022 sebesar 35.522 permintaan informasi.

Lebih lanjut Syarif Bando mengatakan, pihaknya akan terus berusaha untuk mentransformasi perpustakaan, baik dalam ruang fisik maupun ranah digital.

“Melalui upaya kolektif kita semua, perpustakaan akan terus berkembang dan menjadi warisan berharga untuk para generasi penerus kita jauh di masa depan,” katanya. 

Sementara itu, Negara anggota SRILA lainnya memiliki pengalaman tersendiri dalam pengembangan perpustakaan digital.

Direktur Konten Digital dan Engagement, Qatar National Library (QNL), Marcin B. Werla, menjelaskan salah satu tantangan besar yang dialami pihaknya adalah koleksi warisan budaya bangsa yang masih tersebar di berbagai negara.

QNL masih kesulitan dalam membangun koleksi bahan pustaka, terutama koleksi tentang Qatar dan negara teluk yang masih tersebar di India dan Inggris.

Untuk itu, pihaknya berupaya mengumpulkan kembali koleksi tersebut melalui digitization partnership dengan negara atau perpustakaan nasional yang memiliki koleksi tentang Qatar.

“Melalui kerja sama ini, QNL berusaha meminta kembali koleksi tentang Qatar dalam bentuk digital. QNL telah berhasil membangun koleksi mereka dari kegiatan kerja sama. Hal ini diharapkan akan semakin menambah banyak koleksi tentang Qatar, sehingga masyarakat dapat memanfaatkannya dengan baik,” ujarnya.

Asisten Direktur National Library Filipina, Edgardo Quiros, mengungkapkan Philippine eLibrary disetujui sejak November 2003 dan mulai beroperasi pada 2005.

Perpustakaan digital dibangun dalam tiga fase, di mana setiap memiliki target tertentu di antaranya pembangunan pusat data, pengembangan software, digitalisasi 25 juta halaman tentang Filipina, serta berlangganan database komersil.

Perpustakaan digital dibangun dengan beberapa tujuan di antaranya, menyediakan akses informasi kepada masyarakat untuk pembelajaran seumur hidup, memperkaya konten lokal dalam format digital untuk akses global maupun komunitas,

menyediakan jaringan layanan informasi dan perpustakaan untuk lembaga akademis dan pemerintah, mempromosikan dan mengakselerasi pertukaran sumber daya ilmu pengetahuan di berbagai sektor masyarakat.

“Kami juga menyediakan perpustakaan digital untuk perpustakaan umum yang tidak memiliki akses atau akses terbatas ke internet,” ungkapnya.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved