Bahan Pangan

Cegah Harga Telur di Kota Bekasi Semakin Tinggi, Agen Telur Bakal Dapat Pasokan dari Kemendag

Harga telur yang melonjak hingga sekitar Rp 30.000 per kg akan ditekan agar tidak semakin liar setelah pemerintah menaikkan harga BBM.

Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Ign Prayoga
Tribunnews/Jeprima
Tumpukan telur di sebuah toko bahan pangan. 

TRIBUNTANGERANG.COM, BEKASI -- Harga telur di wilayah Kota Bekasi yang melonjak hingga sekitar Rp 30.000 per kilogram akan ditekan agar tidak semakin liar.

Sejak sebulan lalu, sebelum pemerintah menaikkan banderol BBM, harga telur di sejumlah pasar mencapai kisaran Rp 30.000.

Setelah harga BBM naik, harga telur dan bahan pangan lainnya berpotensi mengalami kenaikan lantaran biaya pengangkutan menyesuaikan kenaikan harga BBM.

Untuk menahan harga telur tidak meninggi, Pemkot Bekasi bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan berupaya mengendalikannya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bekasi, Tedi Hafni mengatakan, pihak Kementerian Perdagangan sudah mendata agen-agen telur.

Nantinya, agen akan mendapatkan jaminan pasokan lalu mendistribusikan telur secara langsung ke pedagang di pasar sehingga harga telur tetap stabil.

"Untuk jangka pendek ini, agen-agen telur akan didrop oleh kementerian yang nanti dapat distribusikan ke pedagang eceran," kata Tedi Hafni di Kota Bekasi, Rabu (7/9/2022).

Tedi Hafni juga menjelaskan, Disperindag Kota Bekasi masih memantau pergerakan harga bahan pokok.

Jika harga bahan pokok tidak terkendali, Pemkot Bekasi akan melakukan intervensi pasar dalam bentuk operasi pasar murah.

"Kita pantau dulu pergerakan harga, jika harga tinggi dan tidak terkendali, kita akan lakukan operasi pasar, tentunya bekerja sama dengan kementerian," kata Tedi Hafni.

Baca juga: Secara Bertahap Pemkot Tangerang Mulai Salurkan BLT BBM dan Sembako Tahap 1

Operasi pasar murah dilakukan jika harga kebutuhan bahan pokok tidak terkendali. Pasar murah bertujuan meminimalisir kenaikan harga bahan pokok sebagai imbas dari kenaikan harga BBM.

Tedi mengatakan, DisperindagKota Bekasi memantau pergerakan harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar di Kota Bekasi.

Temuan di lapangan, harga cabai mengalami kenaikan. "Nah yang naik malah cabai karena cabai diambil dari gunung perlu biaya yang besar dan mengangkutnya pakai kendaraan bermesin diesel, sementara harga solar juga naik kan. Jadi efeknya begitu," katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved