Kuliner Jakarta

Kuliner Jakarta, Cara Bertransaksi Unik di Warung Kerek Mpok Neneng

Warung Kerek Mpok Neneng di Jalan Poncol 1 No.49, RT.1/RW.1, Kuningan Barat, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Lilis Setyaningsih
Tribun Tangerang/Yolanda Putri Dewanti
Warung Kerek Mpok Neneng di Jalan Poncol 1 No.49, RT.1/RW.1, Kuningan Barat, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (15/9/2022). 

Sudah berupaya diselamatkan, nyatanya 10 bungkus "nasi rames" pesanan pembeli harus berakhir ke kali.

"Waktu itu saya cuma mikir biar pesanan sampai kepada pembeli, nggak kepikiran bakal jatuh kalau terlalu berat bebannya. Alhasil, bukannya sampai ke tangan pembeli malah hanyut ke kali. Ya sudah saya pasrah saja," ungkap Neneng sambil mengerek tali untuk mengantar pesanan pembeli.

Tak hanya nasi bungkus saja yang hanyut, uang pembeli ataupun kembaliannya pun pernah terbang terbawa angin hingga terjun bebas ke kali.

"Pernah saya ingat sekali, ada uang pembeli ditaruh di ember Rp 100.000. Belum sampai ke tangan saya, lalu terbang kebawa angin," imbuhnya.

Adapun duka lainnya, saat ada pembeli yang lupa memasukkan uangnya ke dalam ember setelah memesan makanan.

Warung Kerek Mpok Neneng di Jalan Poncol 1 No.49, RT.1/RW.1, Kuningan Barat, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (15/9/2022). (
Warung Kerek Mpok Neneng di Jalan Poncol 1 No.49, RT.1/RW.1, Kuningan Barat, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (15/9/2022). ( (Tribun Tangerang/Yolanda Putri Dewanti)

 

Namun, Neneng tak ingin repot menagih, ia bergantung kesadaran pembeli.

"Kalau soal itu saya pasrah saja, biarkan kesadaran pembeli. Namanya rezeki masing-masing sudah diatur Tuhan, tetapi saya tahu, kenal orangnya yang nggak bayar. Cuma dianya pura-pura, masa mau nagih teriak-teriak, kasihanlah (dia pelanggan)," jelas Neneng.

Neneng pun selalu merasa bersyukur, meski cara bertransaksinya terbilang unik banyak pembeli yang penasaran dan menambahkan omzet penghasilannya.

"Kalau lagi rame untung bisa Rp2 juta sama rokok, kalau lagi sepi Rp500.000 hinga Rp1 juta, saya di sini murah meriah saja dimulai dari Rp15.000 sampai Rp25.000," imbuhnya.

Perempuan keturunan betawi asli tersebut mengatakan, bahwa musim penghujan pun tak mengganggu aktivitasnya berjualan.

Ia pun selalu berupaya agar pembeli tak kecewa.

"Kalau hujan kami istirahat dulu. Kalau ada yang beli, kami plastikin terus di-double, untuk duitnya basah, karena kan ini si ember jadi ada air semua. Nanti dikeringin duitnya di kompor," jelas dia.

Selain Neneng, tetangganya juga ikut berdagang. Ada menu bakso hingga soto. Memiliki banyak saingan, Neneng tak takut sepi pembeli.

Sebab terpenting, menurutnya, semangat dan tak malas membuka warung sejak pagi pukul 06.00 hingga 22.00 WIB.

Baca juga: Kuliner Jakarta, Segarnya Es Doger dan Podeng Super Mang Apay Kumis Tea di Matraman Sejak 1975

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved