Komunitas

Kotak Menara, Wadah Silaturahmi dan Informasi Bagi Orangtua Anak Disabilitas, Ada 450 Anggota

Komunitas Bekasi Mendengar dan Berbicara (Kotak Menara) dibentuk pada 20 Oktober 2016, kini miliki 450 anggota

Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Lilis Setyaningsih
Tribun Tangerang/Yolanda Putri Dewanti
Lisa Suryani (39), pendiri Komunitas Bekasi Mendengar dan Berbicara (Kotak Menara) saat ditemui di kediamannya di Jalan Pulau Panaitan 2 No.75, RT.003/RW.014, Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi, Minggu (25/9/2022). 

Anggotanya berasal dari berbagai macam daerah tetapi mayoritas karena namanya saja ada Bekasinya maka dari itu dari ada dari kota dan kabupaten Bekasi, terus juga Jakarta, Depok, Bogor dan Bandung. Bahkan yang terjauh ada dari Aceh, Sumatera, dan Lampung.

"Kami di sini aktifnya itu belajar melalui WhatsApp grup dan sekarang total ada 450 anggota," paparnya.

"Tetapi kalau dari sosial media seperti Instagram dan Facebook (kotak menara) itu yang follow saja. Biasanya di sosmed kegiatan apa yang dilaksanakan dan sudah akan dishare," ucap Lisa.

"Terus kalau misalkan anggota yang kadang-kadang streaming atau hanya ada soft copy kami bagikan. Kendalanya karena komunitas sosial, terus juga tenaganya juga sosial ya sebenarnya kami juga kesulitan di marketing IT. Maka dari itu saya tak bisa sendiri, dibantu tiga rekan saya yang lainnya," urainya.

Komunitas Bekasi Mendengar dan Berbicara (Kotak Menara) saat ditemui di kediamannya di Jalan Pulau Panaitan 2 No.75, RT.003/RW.014, Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi, Minggu (25/9/2022). (RW.014, Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi, Minggu (25/9/2022). (
Komunitas Bekasi Mendengar dan Berbicara (Kotak Menara) saat ditemui di kediamannya di Jalan Pulau Panaitan 2 No.75, RT.003/RW.014, Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi, Minggu (25/9/2022). (RW.014, Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi, Minggu (25/9/2022). ( (Tribun Tangerang/Yolanda Putri Dewanti)


Ibu lima anak ini menjelaskan, Kotak Menara memiliki beragam aktivitas atau kegiatan yang sangat menarik.

Mulai dari seminar, workshop, dan sebagainya.

"Kami pernah membuat acara yang diikuti 200 orang di sebuah mal Bekasi yakni tentang perilaku untuk anak disabilitas untuk menangani tantrum (ledakan emosi). Semakin ke sini juga semakin banyak berkaitan dengan habilitasi anak bagaimana menanganinya dari sejak awal sampai sekarang," jelas dia.

Lisa melanjutkan Kotak Menara memiliki tujuan untuk para teman-teman disabilitas dalam jangka panjang dan jangka pendek.

Tujuan Kotak Menara pada  Jangka pendeknya berharap  anak-anak yang sudah  dapat mendengar dan  berbicara bisa masuk ke sekolah umum.

"Semoga memang sudah siap masuk ke sekolah umum, kalau untuk sekolah khusus sendiri itu kan dibatasi otomatis kalau tidak ada hambatan yang lain di dalam mendengar dan berbicara anak disarankan ke sekolah umum," paparnya.

"Kami ingin jangka pendek anak-anak bisa berbaur dengan masyarakat umum. Kemudian jangka panjang anak-anak yang diwadahi oleh Kotak Menara ini suatu hari bisa mandiri," katanya.

Baca juga: Komunitas Lari yang Berasal dari POMG Labschool Kebayoran, Ikut Harus Suka Olahraga

Memasuki tahun ke enam ini, Kotak Menara  ada rencana membuat kegiatan keterampilan untuk anak-anak, karena mayoritas anak-anak ini kan tidak semuanya bisa berbicara.

Menurutnya, masih banyak lapangan pekerjaan yang melakukan diskriminasi terhadap teman-teman disabilitas.

"Pekerjaan yang disediakan masih banyak yang diskriminasi disabilitas. Tentunya anak-anak disabilitas masih harus dibekali keahlian khusus agar mereka tidak tergantung bekerja dengan orang lain. Jadi, kalau mereka mandiri juga bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dari kemampuan yang dia miliki," katanya.

Ke depannya, Lisa berharap teman-teman disabilitas diberikan kesempatan dan hak yang sama dengan yang lainnya untuk bersama-sama membangun negara.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved