Rusuh Arema Persebaya
Korban Rusuh Arema Persebaya Bakal Segera Diidentifikasi Tim DVI Polri
Korban peristiwa rusuh Arema Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, bakal diidentifikasi Tim DVI Polri.
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Intan UngalingDian
Sementara itu, kejadian di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan 129 orang diduga disebabkan karena suporter panik saat ada penembakan gas air mata.
Suporter tergesa dan berebut keluar dari Stadion Kanjuruhan. Namun, akibatnya banyak yang kehabisan napas hingga tewas.
Saat dikonfirmasi tentang penyebab kematian hingga seratusan suporter itu, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali sedang membahasnya.
"Pak Kapolri dan pak Menpora hari ini melakukan rapat dulu bersama pemerintah daerah Provinsi Jawa Timur," ujar Dedi Prasetyo, Minggu (2/10/2022).
Dedi Prasetyo mengatakan, penyidik saat ini masih bekerja untuk mengusut kasus tersebut.
"Tentunya sesuai arahan Presiden berikan kesempatan kepada penyidik untuk bekerja, nanti hasilnya disampaikan," kata dia.
Baca juga: Laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya Berakhir Ricuh, Banyak Korban Dilarikan ke Rumah Sakit
Baca juga: Dua Kemenangan Beruntun Jadi Modal Persija Jakarta Hadapi Arema FC
Polri juga akan mengevaluasi penggunaan gas air mata oleh personelnya saat melerai kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
"Dievaluasi dulu secara menyeluruh, kita tidak boleh buru-buru menyimpulkan," ujarnya.
Dia belum bisa memastikan apakah penggunaan gas air mata oleh personel kepolisian saat melerai kerusuhan di Stadion Kanjuruhan tersebut sudah sesuai aturan atau belum.
Oleh sebab itu, kata Dedi, harus ada evaluasi menyeluruh soal penggunaan gas air mata tersebut.
"Jadi mesti dievaluasi secara menyeluruh agar komprehensif dan nanti hasil secara menyeluruh akan disampaikan," katanya.
Diwartakan sebelumnya, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang seusai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya hingga pagi ini dilaporkan menelan korban jiwa 129 orang.
Kerusuhan terjadi akibat ribuan suporter Aremania turun ke lapangan. Namun, mereka diadang petugas polisi.
Dalam penanganan itu, polisi melepaskan gas air mata untuk menghentikan kerusuhan.
Namun, korban malah berjatuhan hingga tewas.