Cuci Tangan Pakai Sabun

Usai Pandemi pun Kampanye Cuci Tangan Harus Terus Digalakan, Terutama pada Anak-anak

Data BPS 2021 menunjukkan bahwa bahkan di tengah pandemi, hanya 75,38 persen masyarakat yang menunjukkan kesadaran untuk cuci tangan pakai sabun

Penulis: | Editor: Lilis Setyaningsih
istimewa/Lifebuoy
Adapun 5 Momen Penting untuk cuci tangan pakai sabun (CTPS) adalah: sebelum makan, setelah bermain, setelah batuk atau bersin, setelah dari toilet, dan ketika pulang ke rumah . 

Menyadari bahwa menanamkan kebiasaan baik pada anak harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan, setiap tahunnya Lifebuoy merayakan Hari Cuci Tangan Sedunia melalui tema-tema yang menarik dan relevan bagi anak.

Baca juga: 8 Anak Gagal Ginjal Meninggal, Edy Rahmayadi Larang Puskemas dan Rumah Sakit Beri Obat Sirup

Melanjutkan kampanye "C untuk Cuci Tangan" yang diangkat tahun lalu, tahun ini Lifebuoy menghadirkan kampanye #JuaraCuciTangan untuk terus memperkuat pesan CTPS di 5 Momen Penting melalui sepak bola; olah raga yang digemari 77 persen masyarakat Indonesia dari berbagai usia, termasuk anak-anak .

Kegemaran anak Indonesia terhadap sepak bola antara lain terlihat dari fakta bahwa setidaknya ada 1.978 Sekolah Sepak Bola yang tersebar di 33 provinsi , dan jumlahnya dipercaya akan terus meningkat.

“Lifebuoy melihat bahwa edukasi CTPS melalui sepak bola sangat tepat dilakukan. Melalui kegemaran terhadap sepak bola, anak-anak dapat mempelajari nilai-nilai yang dapat membantu mereka lebih mudah memahami dan mempraktekkan pentingnya kebiasaan CTPS di 5 Momen Penting,” jelas Erfan.

Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi., Psikolog Klinis sekaligus Pengurus Pusat Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia menanggapi, melalui sepak bola, anak belajar untuk disiplin dan konsisten berlatih agar bisa menjadi juara.

Jika dihubungkan dengan kebiasaan CTPS, anak jadi terbiasa untuk lebih disiplin dan konsisten membersihkan diri sebagai ritual yang tidak terlepaskan dari bermain sepak bola.

Selain itu, sepak bola juga mengajarkan anak tentang pentingnya teamwork untuk mencapai tujuan.

Terkait kebiasaan CTPS, anak jadi memahami pentingnya kerja sama dalam saling mengingatkan teman atau anggota keluarga agar rutin mencuci tangan sehingga tujuan bersama dapat tercapai, yaitu untuk terhindar dari penyakit.”

Untuk menyebarluaskan kampanye ini, digelar rangkaian kegiatan secara online maupun offline.

Sebagai langkah awal, diciptakan yel-yel CTPS ala sepak bola yang disebarluaskan oleh 5 KOL anak yang mewakilkan figur #JuaraCuciTangan, yaitu: Arjuna Zayan Sugiono, Ryshaka Dharma Situmeang, Shabira Alula Adnan, Dia Sekala Bumi, dan Kenji Zizou Bachdim.

Melanjutkan semangat mereka, Lifebuoy mengajak ribuan siswa/i Sekolah Dasar di Jabodetabek untuk mengirimkan video tentang cara kreatif menerapkan CTPS di 5 Momen Penting.

Mereka yang mengirimkan video paling kreatif berhak mendapatkan coaching clinic dari pelatih Tim Nasional U-17 Bima Sakti dan salah satu atlet sepak bola terbaik tanah air yang dikenal sebagai figur ayah yang menyayangi keluarga, yaitu Kim Kurniawan.

Baca juga: 11 Kasus Gagal Ginjal di Sumut, 8 Meninggal Dunia, Imbau Orangtua Pantau Urine

Di dalam coaching clinic ini, anak-anak tidak hanya diajarkan teknik dan taktik bermain bola, namun juga keutamaan CTPS di 5 Momen Penting yang diharapkan dapat mereka sebarluaskan ke orang-orang terdekat.

Anna Surti Ariani berpendapat, ada beberapa hal yang bisa dicapai melalui coaching clinic ini.

Pertama adalah peer to peer learning, dimana anak-anak bisa saling belajar atau mengajarkan satu sama lain dalam lingkungan dan situasi yang mereka sukai.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved