Gagal Ginjal Anak
8 Anak Gagal Ginjal Meninggal, Edy Rahmayadi Larang Puskemas dan Rumah Sakit Beri Obat Sirup
Ada 8 anak di Sumut meninggal dunia karena sakit gagal ginjal sehingga pemerintah Sumut melarang puskesmas dan rumah sakit memberikan sirup pada anak
TRIBUNTANGERANG.COM- Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengatakan, seluruh puskesmas dan rumah di sakit di Sumut tidak memberikan obat dalam bentuk sirup pada anak.
"Nah ini sementara langkahnya saya perintahkan seluruh puskesmas dalam waktu dekat, rumah sakit-rumah sakit untuk tidak mengizinkan orang tua untuk memberikan anaknya mengkonsumsi obat (sirup) tersebut," ujar Edy saat diwawancarai, Rabu (18/10/2022).
Ia menambahkan, larangan itu harus dipatuhi sebagai upaya pencegahan sementara kasus gagal ginjal akut pada anak usia 0-18 tahun di Sumut.
Baca juga: 11 Kasus Gagal Ginjal di Sumut, 8 Meninggal Dunia, Imbau Orangtua Pantau Urine
Baca juga: JENIS Obat Sirup yang Bisa Sebabkan Gagal Ginjal pada Anak anak, Masih Penyelidikan Kemenkes
Menurut Edy, obat-obatan sirup tersebut masih diduga menjadi penyebab serangan penyakit GGL pada anak.
"Itu kita belum mengetahui penyebabnya. Tapi diduga yang orang-orang tua kita begitu demam anaknya dia beli obat, memang murah, hanya 11 ribu, 9 ribu. Dampak sejenis paracetamol rata-rata dari kajian sementara karena itu terus dia susah kencing, lever, terus sakit kuning, demam, seperti itu dia," kata Edy.
Mantan Pangkostrad itu bilang, saat ini pihaknya masih melakukan edukasi dan sosialisasi kepada orangtua anak terkait pencegahan GGL.
"Orang-orang tua bayi ini harus kita kasih edukasi dan sosialisasi. Sementara itu dulu langkah kita, karena di Kementrian Kesehatan masih mengkaji ini," ujarnya.
Pada pemberitaan sebelumnya, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Utara, dr.Yazid Dimyati M.ked(Ped)., Sp.A (K) melaporkan ada 11 kasus ginjal akut pada anak di Sumut.
Akan tetapi, tiga anak sudah mengalami penyembuhan dan ginjal berfungsi dengan baik.
"Sampai saat ini sudah ada 11 orang yang mengalami penyakit tersebut, 8 di antaranya meninggal dunia. Dan 3 orang berhasil sembuh. Fungsi ginjal kembali normal," ujar Selasa (18/10/2022).
Ia menambahkan, IDAI dan Kementerian Kesehatan sedang melakukan pendalaman terkait penyebab penyakit ginjal akut pada anak.
"Beberapa waktu lalu kita sudah rapat dengan Kemenkes RI, membahas hal ini, sampai saat ini kita terus berupaya melakukan penelitian terkait apa penyebab penyakit tersebut. Kami minta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik dan jangan berasumsi yang tidak tidak. Karena pemerintah sudah bekerja untuk menyelidiki kasus ini (gangguan ginjal akut pada anak)" katanya.
Baca juga: Tips Mengatasi Anak Demam, Jangan Terburu buru Gunakan Obat, Orangtua Bisa Lakukan Ini di Rumah
Baca juga: Pasien dengan Gagal ginjal yang Jalani hemodialisis Miliki Risiko Tinggi Terinfeksi Hepatitis C
IDAI Imbau Orang Tua Pantau Urine Anak
Sedangkan, Dr Rosmayanti Syafriani Siregar, M.Ked(Ped)., Sp.A(K) selaku dokter Spesialis Anak Konsultan Nefrologi mengingatkan kepada orangtua untuk tidak panik namun tetap waspada.
Ia menjelaskan, gajala ginjal akut pada anak ditandai demam, diare, batuk dan pilek.
Karena itu, perlu diberikan obat yang sesuai dan jangan melakukan self diagnosis.