Kerusuhan Kanjuruhan

Budiman Dalimunthe Bakal Edukasi Suporter, Pelanggar Aturan Kena Sanksi Dilarang Nonton di Stadion

Di luar aspek keamanan yang dinilai menjadi penyebab utama berjatuhan korban tewas, di sisi lain suporter harus diperbaiki prilakunya melalui edukasi.

Penulis: Abdul Majid | Editor: Intan UngalingDian
Tribun Tangerang/Gilbert Sem Sandro
Budi, perwakilan suporter Aremania dan Cak, perwakilan suporter Bonek, sepakat berdamai dengan bersalaman dan berpelukan dalam aksi solidaritas di Stadion Benteng Reborn, Kota Tangerang. 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA –  Edukasi terhadap penonton sepak bola atau suporter harus segera dilakukan. 

Hal itu buntut dari kejadian di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang menewaskan 133 orang.

Oleh karena itu, sepak bola Indonesia harus berbenah dari semua aspek termasuk edukasi suporter sepak bola.

Di luar aspek keamanan yang dinilai menjadi penyebab utama berjatuhan korban tewas saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, di sisi lain suporter harus diperbaiki prilakunya melalui edukasi.

Ketua Divisi Pembinaan Suporter Indonesia, Budiman Dalimunthe mengatakan edukasi suporter harus benar-benar dilakukan.

Apalagi poin suporter masuk dalam Undang undang No 11 tahun 2022 tentang keolahragaan.

Budiman Dalimunthe ingin pada masa mendatang suporter klub-klub terorganisir secara jelas sehingga dapat memudahkan dalam memberikan arahan dan sanksi.

Dia menambahkan, akan ada sanksi tegas kepada suporter yang melanggar aturan.

Baca juga: Sesalkan Tragedi Kanjuruhan, di Hadapan Ribuan para Suporter, Bonek dan Aremania Nyatakan Berdamai

Baca juga: Aksi 1.000 Lilin di Stadion Benteng Reborn, ada 5 Sikap yang Disepakati para Suporter Sepak Bola

“Sangat mungkin dan sangat bisa (sanksi ke penonton-Red) oleh karena itu implementasi Undang-undang ini kan sangat diperlukan karena itu bersinergi soal manual atau kode disiplin,” kata Budiman, Kamis (20/10/2022).

“Oleh karena itu lah organisasi atau badan hukum suporter sangat membantu karena misal Jakmania sudah ada kartu anggota sampai 90.000 yang tidak terdaftar 600.000."

"Atau Bonek Tribun Kidul sudah sampai 7.000 terus di kartu Persebaya selamanya hampir 300.000. Nah, itu kan memudahkan kita kalau mereka nonton terus nyalakan flare atau apa itu."

"Gukum sepak bolanya jelas dia tidak bisa datang ke stadion misalnya berapa lama,” ujarnya.

Jika semua sudah terorganisir, kata Budiman, nantinya pemimpin dari masing-masing suporter bisa langsung menghukum anggotanya yang melanggar.

Bahkan hukuman yang diberikan apabila pelanggarannya keras, bisa dijatuhkan hukuman tak diperbolehkan menonton pertandingan selamanya  di dalam stadion.

"Kalau ini terorganisir misal ketua Jakmania, Viking, Tribun Kidul atau Aremania tadi bisa menghukum anggotanya.'

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved