Literasi
Syarif Bando: Perpustakaan Harus Berikan Pendampingan Bagi Masyarakat yang Tak Tamat Sekolah
Literasi penting untuk dibicarakan karena berkaitan erat dengan kesejahteraan.
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Literasi penting untuk dibicarakan karena berkaitan erat dengan kesejahteraan.
Maka dari itu, sebagian besar masyarakat Indonesia yang notabene tidak mendapatkan kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan dasar formal perlu mendapat pendampingan dari perpustakaan.
"Perpustakaan harus memberikan pendampingan kepada mereka yang tidak tamat sekolah dengan pelatihan yang diberikan secara langsung maupun melalui buku-buku ilmu terapan," kata Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Muhammad Syarif Bando dalam siaran persnya dalam kegiatan Stakeholders Meeting Nasional Perpusnas Tahun 2022 di Hotel Grand Mercure Harmoni, Kamis (20/10/2022).
Mengacu amanah Presiden Joko Widodo (Jokowi), untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia harus menyentuh hingga tingkatan literasi yang kelima, yakni memproduksi barang dan jasa.
Kemampuan memproduksi barang dan jasa tersebut, untuk mendukung program pemerintah dalam menyukseskan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) milik masyarakat.
Syarif Bando menambahkan, saat ini Perpusnas sedang berusaha untuk menghasilkan tiga konten yang rencananya akan diluncurkan kepada masyarakat di awal tahun 2023.
“Informasi yang dibutuhkan masyarakat nantinya akan difasilitasi oleh konten-konten yang dihasilkan olah Perpusnas. Indonesia harus bangkit dengan karya-karyanya yang dimulai dari home industry," katanya.
Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Perpusnas, Joko Santoso menjelaskan, kepentingan literasi sangat erat dengan meningkatkan kualitas SDM, hingga akhirnya memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.
Dia juga menekankan bahwa perpustakaan adalah ruang publik yang memungkinkan masyarakat untuk berbagi pengalaman sampai berlatih keterampilan.
Sehingga, apabila dilihat dari manfaat program, Perpusnas akan mendorong pemerintah daerah dengan program serupa untuk tahun-tahun mendatang.
“Dengan diadakannya berbagai macam kegiatan yang dibutuhkan masyarakat, konteks perpustakaan sebagai kebutuhan di masyarakat akan semakin meningkat,” kata Joko Santoso.
Sementara itu, Penggerak Literasi Kota Sukabumi, Putri Wardhani berkisah bahwa di perpustakaan Kelurahan Cisarua terdapat 2 (dua) jenis layanan, yakni layanan utama dan layanan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Pada layanan kegiatan pemberdayaan masyarakat terbagi ke dalam beberapa bidang, di antaranya pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.