Teddy Minahasa Ditangkap
Adriel Purba Sebut Isi Pesan WhatsApp Teddy Minahasa Perintahkan Dody Prawiranegara Jual Narkoba
Adriel Purba membocorkan isi pesan singkat WhatsApp yang dikirim Inspektur Jenderal Teddy Minahasa kepada kliennya, Dody Prawiranegara.
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Intan UngalingDian
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Kuasa Hukum AKBP Doddy Prawiranegara, Adriel Purba membocorkan isi pesan singkat WhatsApp yang dikirim Inspektur Jenderal Teddy Minahasa kepada kliennya.
Isi chatting di WhatsApp itu dimasukkan ke dalam berita acara pemeriksaan kliennya.
Adriel Purba mengatakan, pernyataan ini seusai Dody Prawiranegara mengajukan permohonan Justice Collaborator (JC) ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Senin (24/10/2022).
"Pak TM (Teddy Minahasa-Red) bilang pada Linda, dalam bahasa Jawa ya, 'Iki ono barang 5 kg, tolong golekno lawan', tolong carikan lawannya, tolong carikan penjualnya, kira kira begitu," kata Adriel, Senin (24/10).
Dia menjelaskan, ada perintah ke Teddy kepada Dody untuk memisahkan beberapa barang bukti narkoba.
"Saya lihat dalam BAP bahwa ada chat, bukti chat-chat WA, Pak TM minta 'Mas, pisahkan ya mas, seperempat'," ujar Adriel.
Namun, Doddy mengaku tidak menjadi menjual barang tersebut, lantaran tidak terjadi kesepakatan harga dengan seseorang.
Sedangkan barang narkoba berjenis sabu tersebut disimpan di kediaman Dody.
"Jadi kan pada saat itu nilai jualnya 300 juta. 300 itu tidak sepakati, karena tidak sepakat, ditarik kembali oleh Dody atas perintah TM, ditaruh di rumah Doddy," katanya.
Baca juga: Dody Prawiranegara Tuding Teddy Minahasa Beri Perintah Mengganti Sabu dengan Tawas
Baca juga: Irjen Pol Purn Maman Supratman Seperti Disamber Geledek saat AKBP Dody Prawiranegara Ditangkap
Menurut Adriel, Dody mendapat intimidasi seusai dirinya ditetapkan sebagai tersangka terkait keterlibatannya dalam peredaran narkoba dengan Teddy Minahasa.
Adriel menegaskan, intimidasi yang dilakukan tersebut mengarah ke keluarga Doddy bertujuan mengintervensi.
"Kami melihat ada potensi kemungkinan-kemungkinan intimidasi dan intervensi dari pihak tertentu karena kan beliau ini jenderal, ini kan enggak sembarangan," kata Adriel.
Namun, Adriel enggan berkomentar detail intimidasi tersebut karena masih menyelidikinya.
"Karena itu menyangkut keselamatan proteksi dari klien kami begitu juga dengan keluarganya bahkan keamanan saya sendiri," ujarnya.
Adriel mendatangi gedung LPSK sekira pukul 14.10 WIB.