Sidang Ferdy Sambo

Adik Brigadir J Ngaku Sempat Dapat Hadiah Dompet dan Uang Rp 5 Juta dari Putri Candrawathi

Adik Brigadir J, Mahareza Rizky Hutabarat mengatakan sempat mendapat hadiah dari Putri Candrawathi.

Penulis: Nurmahadi | Editor: Ign Agung Nugroho
Tribun Tangerang/Nurmahadi
Adik Brigadir J, Mahareza Rizky Hutabarat mengatakan sempat mendapat hadiah dari Putri Candrawathi. Hal itu diungkapkannya dalam sidang lanjutan perkara pembunuhan berencana Brigadir J di Pengadilan Negeri  Jakarta Selatan (PN Jaksel), Selasa (1/11/2022). 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Adik Brigadir J, Mahareza Rizky Hutabarat mengatakan sempat mendapat hadiah dari Putri Candrawathi.

Hal itu diungkapkan Mahareza Rizky Hutabarat dalam sidang lanjutan perkara pembunuhan berencana Brigadir J di Pengadilan Negeri  Jakarta Selatan (PN Jaksel), Selasa (1/11/2022).

Mahareza mengatakan, Putri Candrawathi memberikan hadiah kepadanya pada 1 Juli 2022 atau sepekan sebelum Brigadir J tewas ditembak.

 

 

"Waktu itu terakhir kali saat ultah Bhayangkara yang mulia, 1 Juli 2022," katanya.

Saat itu, Mahareza mengaku Putri Candarawathi menghubunginya untuk memberikan tanda kasih, melalui pesan singkat WhatsApp (WA). 

Setelah sampai di rumah Saguling, Mahareza mengabari Putri Candrawathi.

Ia sempat menunggu beberapa saat sebelum bertemu dengn Putri Candrawathi.

"Ibu PC memberikan tanda kasih berupa dompet dan uang tunai Rp 5 juta," ujar Mahareza.

Sebelumnya, Mahareza mengatakan pertemuannya dengan Putri Candrawathi diawali saat ia berkunjung ke rumah di Jalan Saguling III, Jakarta Selatan pada 2021 lalu.

Saat itu, Mahareza mengaku disambut baik oleh Putri Candrawathi.

Hakim kemudian bertanya soal seberapa sering Mahareza berkomunikasi dengan Putri Candrawathi melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp.

"Siap, seperti misalnya kalau hari Minggu mengucapkan selamat hari Minggu begitu," ujar dia.

Ia menyebut Putri Candrawathi yang pertama kali meminta nomor teleponnya.

"Waktu itu pertama kali bu PC yang minta," ucap Mahareza.

"Terus komunikasi?" tanya Hakim.

"Siap benar yang mulia," jawab Mahareza.

Seperti diketahui, Mahareza Rizky Hutabarat juga berprofesi sebagai anggota Polri dan saat berpangkat Brigadir Polisi Dua atau Bripda.

Yosua Terbunuh dengan Sadis di Tangan Atasannya

Sementara itu, dalam sidang yang sama, Isak tangis ibunda mendiang Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Rosti Simanjuntak mewarnai sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Selasa (1/11/2022). 

Berdasarkan pantauan dari layar yang disediakan pihak PN Jaksel, Rosti Simanjuntak tampak berlinang air mata  saat mengenang sosok anaknya tersebut.

Menurutnya, Yosua merupakan anak yang bertanggung jawab, terlebih dalam melakukan pekerjaan.

"Anak yang bertanggung jawab, yang setia dalam pekerjaannya, dan anak yang taat beribadah, yang selalu menyarankan mamanya, kakak, adik-adiknya jangan lupa beribadah, jangan lupa berdoa, jangan lupa membaca Alkitab," kenang Rosti.

Rosti juga menuturkan bahwa Yosua merupakan anak yang selalu hormat kepada siapapun.

"Karena saya menyarankan, sebagai ibu, seorang pendidik, memang saya selalu sarankan anak saya agar berbuat baik di manapun berada," katanya.

"Kebetulan memang karakter anak saya ini dititipkan Tuhan sebagai anugerah, anak yang baik, yang bisa menjadi panutan. Walaupun dia tidak memiliki karir yang setinggi-tingginya, tapi dia bisa menjadi contoh panutan bagi keluarga kami, maupun di dalam tugasnya," sambungnya. 

Sejak kecil hingga dewasa, Rosti menuturkan Yosua tak pernah menyakiti hati siapapun dalam bergaul.

"Terlebih kepada atasannya. Di sini saya sebagai ibu, begitu hancurnya begitu tersayatnya hatiku mendengar berita almarhum Yosua terbunuh dengan sadisnya di tangan atasannya yang selayaknya melindungi, memberikan keamanan baginya, bagaimana dia bertugas mengawal bapak dan keluarganya di dalam tugasnya setiap hari," katanya.

"Saya sakit, karena sangat kejamnya bagi seorang ibu yang melahirkan anaknya. Itulah perilaku anakku dari kecil hingga besar, anak yang patuh, anak yang bertanggung jawab yang setia dalam setiap pekerjaanya," lanjut Rosti.
 

Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Berpelukan

Sementara itu, dalam persidangan hari ini, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi kembali dipertemukan dalam perkara tewasnya Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Kali ini, mereka bertemu di ruang sidang Prof Oemar Seno Adji, Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2022).

Berdasarkan pantauan di lokasi, awalnya Ferdy Sambo masuk terlebih dahulu ke ruang sidang.

Hakim kemudian menuju mejanya dan menanyakan kondisi Sambo.

Beberapa waktu berselang, Sambo dipersilakan untuk duduk di sebelah tim penasihat hukumnya.

Ia terlihat duduk paling ujung, tepatnya di sebelah Arman Hanis.

Setelah itu, disusul oleh Putri Candrawathi.

Adapun keduanya kompak mengenakan pakaian dengan warna yang sama, yakni hitam.

Sama seperti Sambo, Putri juga ditanyakan kondisinya terlebih dahulu oleh hakim.

Putri lalu dipersilakan untuk duduk di kursi bagian tim penasihat hukum.

Saat hendak menuju kursi itu, terlihat momen kemesraan Sambo dan Putri.

Putri mencium tangan Sambo, setelah itu keduanya berpelukan.

Momen tersebut hanya berlangsung beberapa detik saja sebelum mereka duduk terpisah.

Adapun sidang dengan terdakwa Sambo dan Putri beragendakan pemeriksaan saksi.

Saksi yang dihadirkan dari keluarga hingga kekasih Brigadir J.

Ayah dan ibunda Brigadir J, Samuel Hutabarat serta Rosti Simanjuntak saat ini tengah menjalani persidangan. (m41/m31)

 

 

 

 


 

--
***

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved