Pandemi Covid19

3 Kebiasaan Buruk yang Dilakukan saat Pandemi, Sebabkan Kenaikan Berat Badan

Tiga kebiasaan tidak sehat saat pandemi yakni mengonsumsi nutrisi yang tidak seimbang, tidak berolahraga secara teratur, kurangnya waktu tidur

Penulis: | Editor: Lilis Setyaningsih
Healthline
Ilustrasi perempuan tidur, di masa pandemi terutama generasi Z dan milenial mengalami perubahan negatif dalam kebiasaan pola tidur 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA – Pandemi Covid-19 yang berlangsung dua tahun, membuat banyak perubahan. Termasuk gaya hidup.

Ada perubahan gaya hidup tidak sehat yang dilakukan selama pandemi.

Hal ini membuat terjadi kelebihan berat badan, serta berkurangnya waktu tidur.

Dan ternyata Gen Z dan Milenial lebih banyak berdampak saat pandemi.

Gen Z adalah generasi yang lahir antara 1995-2010. Sementara milenial adalah yang lahir antara 1977 - 1994.

Perusahaan nutrisi global, Herbalife Nutrition kembali merilis temuan ‘Asia Pacific Personal Habits Survey’, yang mengungkapkan bahwa mayoritas konsumen di Indonesia berkeinginan untuk meninggalkan kebiasaan gaya hidup tidak sehat yang dilakukan selama pandemi.

Adapun tiga kebiasaan tidak sehat yang direncakan untuk mulai ditinggalkan dalam 12 bulan ke depan adalah makan makanan dengan nutrisi yang tidak seimbang (62 persen), tidak berolahraga secara teratur (59 persen), dan kurangnya waktu tidur (53 persen).

Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa stamina atau tingkat kebugaran yang buruk, kenaikan berat badan, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah adalah dampak negatif paling umum yang dihasilkan dari kebiasaan gaya hidup tidak sehat selama dua tahun terakhir.

Di antara mereka yang mengungkapkan kenaikan berat badan berlebih, lebih dari setengahnya atau (50 persen) mengalami kenaikan 3 hingga 5 kilogram, sementara 18 persen lainnya meningkat 6 hingga 10 kilogram, sebagian besar dikaitkan dengan:
• Mengonsumsi terlalu banyak makanan tidak sehat (64 eprsen)
• Makan berlebihan karena stres (62 persen)
• Tidak berolahraga atau kurang aktif (47 persen)
• Tidak cukup tidur (26 persen)

Senior Director dan General Manager, Herbalife Nutrition Indonesia Andam Dewi mengatakan kebiasaan tidak sehat ini nantinya dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius.

"Tetapi kebiasaan ini dapat diubah sedikit demi sedikit melalui tekad, motivasi, dan dukungan dari orang-orang yang berpikiran sama, dengan cara mulai mengubah kebiasaan tidak sehat ke arah gaya hidup aktif dan sehat," ujar Andam dalam siaran pers yang diterima TribunTangerang.com, Senin (21/11/2022).

"Guna menginspirasi kembali perubahan gaya hidup yang lebih positif, kami mengembangkan inisiatif dengan fokus melalui pengetahuan tentang nutrisi yang sehat dan kebiasaan berolahraga, untuk membantu masyarakat dalam upaya memenuhi kesehatan dan kesejahteraan untuk jangka panjang," lanjutnya.

"Kami juga melakukan berbagai kampanye edukasi gaya hidup sehat yang selaras dengan misi perusahaan. Pada bulan ini, kami akan mengadakan Virtual Run tahunan serentak di seluruh Asia Pasifik, untuk membantu orang-orang mulai bergerak dan menerapakan kembali gaya hidup aktif yang sehat," imbuh Andam.

Baca juga: Usai Pandemi pun Kampanye Cuci Tangan Harus Terus Digalakan, Terutama pada Anak-anak

Herbalife Nutrition’s Asia Pacific Personal Habits Survey dilakukan pada Agustus 2022, dan mensurvei 5.500 konsumen berusia 18 tahun ke atas di Australia, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.

Survei ini bertujuan untuk mengungkap perubahan perilaku gaya hidup konsumen sejak awal pandemi, serta arah perubahan ke arah hidup sehat dan aktif yang mereka rencanakan dalam 12 bulan ke depan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved