Istri Sandiaga Uno Sempat Jual Cincin untuk Beli Susu Anak saat Krisis Moneter 1998

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Saat ini Sandiaga Uno yang menjabat sebagai Menteri Pariwisata termasuk salah satu menteri yang tajir.

Selain  menjabat sebagai menteri, Sandiaga Uno juga memiliki perusahaan  yang mempekerjakan ribuan pegawai.

Namun tak disangka, saat krisis moneter tahun 1998, keluarga Sandiaga Uno juga merasakan dampaknya.

Meski saat ini menikahi konglomerat Indonesia, ternyata istri Sandiaga Uno, Nur Asia Uno pernah rela jual cincin untuk bertahan hidup di tengah krisis 1998.

Kisah Nur Asia Uno yang menjual cincin itu diungkapkan Menteri Pariwisata Sandiaga Uno di akun instagramnya pada Senin (28/11/2022) tepatnya saat ulang tahun istrinya tersebut.

Dalam unggahan Sandi, Nur Asia Uno menceritakan masa-masa pahit saat menikah dengan konglomerat Indonesia itu.

Kata Nur Asia Uno, masa-masa pahit itu dirasakannya di awal pernikahan tepatnya saat krisis 1998. Saat itu keduanya yang menikah di tahun 1996 baru saja dua tahun membina biduk rumah tangga.

Namun, ketika itu keluarga Sandiaga Uno ikut terdampak krisis 1998. Akhirnya, Nur Asia Uno pun menawarkan kepada suaminya untuk menjual cincin yang pernah diberikan Sandiaga Uno.

Ketika itu kata Nur Asia Uno, ada seorang pengacara ternama yang mau menawarkan cincin pemberian suaminya. Ibu tiga anak itu kemudian menjual cincinnya ketika harga dolar mencapai Rp17 ribu.

Kata Nur Asia Uno, ia akan selalu mendukung suaminya apabila menemukan kendala dalam usaha. Sebagai istri, ia akan meyakinkan suaminya bahwa usaha tidak akan mengkhianati sebuah hasil.

Mengenang masa-masa sulit keduanya, Sandi pun mengucapkan ulang tahun kepada istri tercintanya itu.

Ia berterima kasih kepada istri yang dinikahinya selama 26 tahun karena sudah mendampinginya di saat senang ataupun susah.

Baca juga: Sandiaga Uno Optimis KEK Morotai Mampu Bangkitkan Ekonomi dan Buka Lapangan Kerja

Baca juga: Bertemu Menteri Pariwisata Arab Saudi, Sandiaga Uno Bahas Umrah Hingga Kereta Gantung di Puncak

“Selalu mendoakan dan rela mengorbankan apapun demi keluarga,” jelas Sandi.

Sandi bercerita, salah satu kesetiaan Nur Asia Uno dilihatnya saat krisis melanda di tahun 1998.