Berita Kota Tangerang
Tagih Janji Pekerjaan, Warga Tanah Tinggi Kembali Demo di Stasiun Kereta Bandara Batu Ceper
Warga Tanah Tinggi, Tangerang, meminta hak mereka supaya dipekerjakan oleh PT KAI, yang telah dijanjikan sejak tiga tahun lalu.
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Ign Agung Nugroho
TRIBUNTANGERANG,.COM, KOTA TANGERANG - Warga Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang kembali menggelar aksi demonstrasi di Stasiun Kereta Bandara Batu Ceper, Tangerang, Senin (5/12/2022).
Mereka menuntut janji terhadap PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang ingin merekrut warga yang terdampak dan tergusur akibat proyek pembangunan rel kereta menuju Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada tahun 2018 lalu tak kunjung direalisasi.
Hal tersebut disampaikan Sukatno, salah seorang warga yang juga turut dalam aksi unjukrasa tersebut.
"Kami warga Tanah Tinggi, Tangerang, meminta hak kami supaya dipekerjakan oleh PT KAI, yang telah dijanjikan sejak tiga tahun lalu, namun hingga saat ini belum ada kepastian sampai sekarang ini," ujar Sukatno kepada Tribuntangerang.com di lokasi.
Baca juga: Tiket Kereta Jelang Liburan Natal dan Tahun Baru Disediakan 745.266 Tiket, Perhatikan Syaratnya
Menurutnya, jumlah warga yang tergusur akibat proyek pembangunan Stasiun Kereta Bandara Soetta di kawasan Tanah Tinggi dan dijanjikan pekerjaan oleh PT KAI sebanyak 800 Kepala Keluarga (KK).
Namun, hingga saat ini warga yang telah dipekerjakan baru berjumlah 500 KK, dan masih tersisa sekira 300 KK yang belum diterima bekerja oleh PT KAI.
"Jadi dulu waktu proyek pembangunan Kereta Bandara dilakukan, kami warga Tanah Tinggi, Tangerang, ini dijanjikan akan direkrut PT KAI, satu orang per-Kepala Keluarga, untuk dipekerjakan di wilayah manapun di Indonesia," kata Sukatno.
"Jumlah kami warga yang tergusur dan dijanjikan bekerja itu ada 800 KK, tapi baru 500 orang doang yang diterima bekerja di PT KAI, tapi 300 orang lainnya sampai sekarang belum ada kepastian," imbuhnya.
Sukatno menerangkan, aksi unjuk rasa warga Tanah Tinggi tersebut dilakukan, lantaran upayanya mengadu ke PT KAI hingga kini, belum mendapatkan kejelasan.
PT KAI telah membuat keputusan menutup penerimaan pekerja dari para warga yang telah tergusur, tanpa membuat kesepakatan dengan masyarakat.
"Kami sudah berulang kali mendatangi dua lokasi PT KAI di Cikini dan kantor pusat di Bandung, Jawa Barat, untuk mengadu, namun kata mereka penerimaan kerja itu sudah dilakukan, sedangkan SK dan semua surat-surat pernyataan itu belum diterima oleh warga sama sekali," ungkapnya.
Baca juga: Pilot Helikopter Polri Jatuh di Belitung Belum Ditemukan, Kabarhakam: Faktor Cuaca Jadi Kendala
Ia pun mengharapkan, PT KAI dapat segera menepati janji kepada warga yang tersisa tersebut.
Pasalnya, waktu tiga tahun dinilai para warga terlalu lama untuk menantikan sebuah pekerjaan yang dijanjikan PT KAI.
"Makanya kami warga tanah tinggi yang terkena gusur dan dijanjikan ini, meminta hak kami supaya janji yang ingin dipekerjakan di PT KAI ini segera terealisasi," ucapnya.
"Karena situasi setelah Pandemi Covid-19 saat ini banyak dari kami yang kehilangan pekerjaan ataun belum memiliki pekerjaan, dan situasi saat ini sangat menyusahkan kami bagi warga," pungkas Sukatno.
Pantauan Tribuntangerang, warga yang menggelar aksi demonstrasi tersebut dilakukan di area depan pintu masuk Stasiun Kereta Bandara Batu Ceper.
Para warga tersebut membawa belasan poster hingga spanduk berukuran panjang yang bertuliskan tuntutan mereka yang meminta hak untuk dipekerjakan dipenuhi, sambil menyuarakan pendapat mereka.
Aksi unjuk rasa masyarakat Tanah Tinggi tersebut bubar, setelah Kepala Stasiun Tanah Tinggi, Syarifudin, menemui aksi massa.
Kendati demikian, Syarifudin enggan memberi keterangan terhadap awak media, terkait tanggapan dari PT KAI terhadap aksi warga Tanah Tinggi tersebut. (m28)