Natal dan Tahun Baru
Momen Natal, Maria dan Keluarga Berkumpul dan Ziarah ke Makam Ibunda
Bagi Maria dan Keluarga, Natal menjadi Momentum Berkumpul dan Ziarah ke Makam bersama Keluarga Besar
Penulis: Leonardus Wical Zelena Arga | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, SEMARANG -- Natal bukan hanya menjadi sebuah perayaan bagi Umat Kristiani di seluruh wilayah Indonesia.
Sama halnya seperti Lebaran, Natal juga dapat menjadi ajang kumpul bersama dan bersilaturahmi dengan keluarga besar.
Salah satunya adalah bagi keluarga besar Maria Magdalena Minarsih (56), di mana beberapa anggota keluarganya telah bekerja di luar dari Kota Semarang, Jawa Tengah.
"Momentum Natal ini merupakan tradisi bagi kami berkumpul untuk bersilaturahmi sekaligus ziarah ke makam ibu saya," ujar Maria saat ditemui di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jatisari Kedungmundu, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (25/12/2022).
Maria mengaku ia ziarah ke makam ibunya tiap satu bulan sekali (usai berdoa di Goa Maria Kerep Ambarawa).
Diketahui, ibu dari Maria telah meninggal sejak 23 Maret 2016 yang lalu.
Namun, momen Natal seperti ini, Maria mengaku senang karena keluarga besar termasuk anak-anaknya yang bekerja di luar Semarang, dapat pulang dan ziarah bersama.
"Ya pastinya senang. Karena anak-anak saya kerja di luar kota. Bahkan ada yang di luar pulau juga. Pas Natal begini pasti pulang dan bisa ziarah bareng," ucap wanita yang bekerja sebagai dosen di Universitas Pandanaran itu.
Baca juga: Menghabiskan Malam Pergantian Tahun, dengan Ikutan Margo City Shopping Rush, Diskon Hingga 75 Persen
Maria menceritakan, hal yang biasa dilakukan ketika ziarah ke makam ibunya adalah bukan hanya berdoa.
Namun, Maria dan keluarga juga melakukan bersih-bersih sekaligus mempercantik makam ibunya.
"Semoga tradisi seperti ini dapat terus berlanjut. Walaupun setahun hanya bisa satu atau dua kali (saat Natal dan Paskah). Tapi momen berkumpul inilah yang sangat dirindukan," pungkas Maria.
Sebagai informasi, berdasarkan channel YouTube Antropologi Sosial UNDIP 2020, TPU Jatisari Kedungmundu merupakan kawasan makam etnis Tionghoa yang sudah ada sejak tahun 1797.
Kondisi kontur tanah yang berupa perbukitan di pemakaman tersebut, dipercaya dapat memberikan pengaruh baik bagi keluarga yang ditinggalkan anggota keluarganya.
Hal itu berdasarkan analisa feng shui, sebuah penilaian tata letak, arah angin, desain bangunan, hingga energi positif dan negatif dalam tradisi Tionghoa.
Baca juga: Pengunjung Padati Taman Margasatwa Ragunan, Pedagang Pecel pun Ketiban Rezeki Berlipat
Baca juga: Wisata Jakarta, Liburan ke Pulau Kelapa, Isi dengan Snorkeling, Menyelam Hingga Melepas Tukik
Berdasarkan pantauan Warta Kota di lokasi, walaupun pemakaman tersebut dulunya adalah kawasan makam etnis Tionghoa, namun ternyata semua jenazah dari berbagai macam latar belakang dapat dimakamkan di situ.