Sejarah Jakarta

Sejarah Jakarta, Cengkareng yang sudah ada Sejak Hindia Belanda, Sempat masuk Wilayah Tangerang

Sejarah Jakarta, Kawasan Cengkareng yang sudah ada sejak Hindia Belanda yang awalnya dihuni orang-orang Ciampea

Penulis: Desy Selviany | Editor: Lilis Setyaningsih
TribunJakarta.com/Wahyu Septiana
Ilustrasi aliran Kali Cengkareng Drain, Jakarta Barat, pada Rabu (18/1/2023), banyak masyarakat memanfaatkan untuk nongkrong dan mancing. 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Cengkareng sering dikaitkan dengan lokasi Bandara Soekarno Hatta. Bahkan sebelum dinamai tokoh proklamator Soekarno Hatta, bandar internasional ini disebut Bandara Udara Cengkareng Jakarta.

Padahal secara administratif,  Bandara Soekarno Hatta terletak di Benda Kota  Tangerang, dan Kosambi Kabupaten Tangerang. 

Cengkareng sendiri masuk wilayah Jakarta Barat. 

Cengkareng salah satu kecamatan di ujung Barat Jakarta.

Kawasan Cengkareng juga memiliki sejarah Jakarta yang panjang sejak era penjajahan Hindia Belanda.

Diketahui pada Sejarah Cengkareng, awalnya masuk ke dalam wilayah  Tangerang. Pada 28 Desember 1974, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 1974, yang mengatur perubahan batas wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Antara lain memperluas wilayah dan mengambil beberapa desa yang terletak di perbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta, termasuk beberapa desa di wilayah Kabupaten Tangerang.

Desa-desa yang diserap menjadi bagian kecamatan Cengkareng antara lain Rawa Buaya dan Duri Kosambi.

Desa-desa tersebut masuk ke dalam kecamatan Cengkareng.

Tetapi, PP Nomor 60 Tahun 1990 mengatur pembentukan kecamatan baru di wilayah DKI Jakarta.

Akibatnya, bagian barat kecamatan Cengkareng dimekarkan menjadi kecamatan baru, yaitu Kecamatan Kalideres.

Baca juga: Sejarah Jakarta, Lebak Bulus dulu Lembah Berlumpur yang Dihuni Kura-kura, kini Mentereng dengan MRT

Namun dalam sejarah Cengkareng, asal usul nama ini sudah ada sejak era Hindia Belanda menduduki Batavia.

Perkampungan Cengkareng awalnya dihuni dan diberi nama oleh orang-orang Ciampea yang bermigrasi dari hulu sungai Tjisadane ke hilir sungai Tangerang.

Nama awalnya, ditulis oleh orang Eropa/Belanda dengan (coding) Tjankarang, lalu bergeser menjadi Tjankareng dan akhirnya ditulis menjadi Tjengkareng.

Padahal dari dulunya sudah disebut oleh orang-orang Tjiampea dengan lafal Tjengkareng.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved