Sejarah Jakarta

Sejarah Jakarta, Lebak Bulus dulu Lembah Berlumpur yang Dihuni Kura-kura, kini Mentereng dengan MRT

Sejarah Jakarta ternyata wilayah ini dulunya memiliki lembah dan kura-kura. Kawasan lembah dan kura-kura itu terdapat di wilayah Lebak Bulus

Penulis: Desy Selviany | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Suasana Stasiun MRT Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Nama-nama wilayah di Jakarta memiliki sejarah yang sesuai dengan penamaannya.

Misalnya Kalideres ternyata benar ada saluran air yang alirannya deras, Rawa Buaya ternyata memang ada buaya di wilayah tersebut. Kebun Jeruk banyak pohon jeruk, Rawa Belong, dan lainnya.

Sehingga ketika menyebut Lebak Bulus  yang berada di Jakarta Selatan, apakah ada hubungannya dengan hewan bulus atau kura-kura?

Ya, dari Sejarah Jakarta ternyata wilayah ini dulunya memiliki lembah dan kura-kura. Kawasan lembah dan kura-kura itu terdapat di wilayah Lebak Bulus.

Wilayah ini ternyata sudah dibuka sejak Belanda pertamakali bisa menduduki Jakarta tepatnya di tahun 1675.

Nama Lebak Bulus tercatat di Erf Brief atau Surat Kepemilikan Tanah di tahun 1675. Pada sejarah Lebak Bulus, penamaan wilayah tersebut sesuai dengan kontur wilayah di ujung Jakarta Selatan tersebut.

Dulunya, wilayah yang berbatasan langsung dengan Ciputat, Tangerang Selatan ini memiliki kontur tanah yang seperti lembah.

Lebak berarti tempat yang tergenang air dan memiliki lumpur yang cukup dalam.

Baca juga: Sejarah Jakarta, Rawa Belong dari Bunga, Jawara dan Kuliner Betawi, Dipercaya Tempat Lahir Si Pitung

Baca juga: Sejarah Jakarta, Palmerah Hunian sejak Zaman Hindia Belanda, ada Jejak Vila di Polsek Palmerah

Uniknya lagi, nama Bulus diambil dari hewan endemik sejenis kura-kura.

Dipercaya pada sejarah Lebak Bulus, dulunya di lembah tersebut terdapat hewan sejenis kura-kura.

Bulus merupakan kura-kura bertempurung lunak atau sejenis labi-labi.

Kemungkinan besar dulu di Kali Grogol dan Pesanggrahan yang mengalir di kawasan tersebut terdapat banyak kura-kura atau bulus.

Tercatat, pada Arsip Topographisch Bureau 1900 dan Data Tanah Partikelir 1912 kawasan Lebak Bulus merupakan milik perusahaan Simplicitas.

Kemudian berdasar Surat Kepemilikan Tanah, Erf Brief, yang dikeluarkan oleh pihak berwenang di Batavia pada 1675, kawasan Lebak Bulus adalah milik Bapak Made dan Bapak Candra yang dapat diwariskan.

Menurut catatan harian di Kastil Batavia, Bapak Made adalah orang asli Jawa berpangkat letnan, pada waktu itu setiap penduduk asli Pulau Jawa disebut orang Jawa, tidak dibedakan sebutannya antara orang Jawa, Sunda, dan Madura.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved