Jakarta Raya

Agar Kasus Pelecehan Seksual di Bus Transjakarta Tak Terulang, Petugas Keamanan Ditambah

Mencuatnya kasus pelecehan seksual yang menimpa wanita pengguna Transjakarta berinisial H, mengundang simpati banyak orang.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Ign Agung Nugroho
Wartakotalive/Leonardus Wical Zelena Arga
Kasus pelecehan terhadap pengguna jasa transportasi umum itu terjadi dalam bus Transjakarta rute Monas - Pulo Gadung, Senin (20/2/2023) lalu. 

Untuk selanjutnya, PT Transjakarta menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada kepolisian.

Sebagai informasi, kasus pelecehan terhadap pengguna jasa transportasi umum itu terjadi dalam bus Transjakarta rute Monas - Pulo Gadung, Senin (20/2/2023) lalu.

Kejadian tak senonoh itu diketahui lewat cuitan Twitter yang dibagikan korban berinisial H lewat akun @everflawless.

Saat itu, H merasa ada menjahili bagian belakang tubuhnya lantaran ada kaki yang kerap mengenai betisnya. 

Ia sempat meminta bantuan penumpang lain untuk mengecek apakah dugaannya benar atau salah. Namun rupanya, dugaan dirinya benar. 


"Mbak, tolong lihatin laki-laki di belakang saya, dia sengaja ya dekat-dekat? Lihatin saja ya mbak," demikian tulis H dalam catatan telepon genggam yang ditunjukkan kepada ibu itu.

Selang beberapa menit diperhatikan, ibu itu langsung menarik H agar berpindah ke tempat di mana khusus wanita.

Sejak kejadian itu, H berpikir untuk menindaklanjuti peristiwa kurang menyenangkan tersebut. 

H  pun selalu memperhatikan gerak-gerik oknum untuk menunggu dia turun dari bus.

"Akhirnya oknum turun di Halte Rawa Selatan. Saya pun langsung menarik badannya untuk menyudutkan oknum ini," kata Haura.

"Dengan tenaga dan badan saya yang memang memadai untuk melakukan hal ini, saya menahan oknum. Sampai dua pria (baju oranye dan hitam) ikut menahan oknum agar tidak kabur," lanjutnya.

Walaupun oknum tersebut berusaha kabur, dua pria yang ikut membantu tadi berhasil mendapatkan kartu JakLingko yang kemungkinkan milik orang lain, dan disalahgunakan oleh oknum itu.

"Saya menggunakan kekuatan media sosial untuk menyadarkan para wanita di luar sana yang sekiranya mengalami pelecehan seksual untuk langsung lawan balik," pungkas Haura.

"Kalau kasus saya, mungkin saya bisa lawan dengan fisik saya. Tapi bisa juga berteriak untuk menyadarkan warga sekitar," tandasnya. (m40)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved