Banjir
Penanganan Banjir di Kota Tangerang Selatan Butuh 10 Ekskavator Amfibi dan Long Arm Ekskavator
Penanganan banjir di Kota Tangerang membutuhkan berbagai alat bantu tambahan. Pasalnya, titik banjir yang harus ditangani ada 38 titik.
Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Intan UngalingDian
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Penanganan banjir di Kota Tangerang membutuhkan berbagai alat bantu tambahan.
Kebutuhan alat bantu pengangan banjir itu dikemukakan Kepala Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (DSDABMBK) Kota Tangerang Selatan Robby Cahyadi.
Robby Cahyadi menjelaskan, penanganann banjir mencakup pembangunan dan operasi pemeliharaan.
Pembangunan untuk penanganan banjir antara lain pelebaran kapasitas sungai atau kali, tanggul, hingga turap.
"Operasi pemeliharaannya ini kami belum optimal karena keterbatasan anggaran dan keterbatasan alat," kata Robby Cahyadi saat ditemui di Kampung Anggrek, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Selasa (28/2/2023),
"Makanya kami usul agar ada penambahan alat seperti ekskavator amfibi hingga long arm ekskavator untuk pengerukan," katanya.
Dia menuturkan, masalah utama sungai di Kota Tangerang Selatan seperti Sungai Angke yang menjadi kewenangan pemerintah pusat.
Meski begitu, pihaknya sudah sering berkoordinasi dan mengusulkan kebutuhan alat tambahan dan pembangunan untuk penanganan banjir, namun belum ada tindak lanjut.
"Tapi kalau untuk OP, secara ketentuannya kami boleh masuk ke Angke. Kami boleh membersihkan sedimennya."
"Tapi setelah Angke lalu simultan dengan anak-anak Angke yang jadi kewenangan kami. Nah ini yang mau dioptimalkan."
"Peralatan amfibi hanya ada dua, sementara long arm hanya satu. Minimal itu 10. Itu yang ingin kami optimalkan, dimodernisasi OP-nya," katanya.
Kebutuhan alat-alat tersebut untuk menangani titik-titik banjir yang menjadi prioritas di Kota Tangerang Selatan ada sebanyak 38 titik.
Baca juga: Ratusan Rumah Warga Petir Kota Tangerang Terendam Banjir Satu Meter: Kami Langganan Banjir
Baca juga: Ratusan Rumah Warga Petir Kota Tangerang Kerap Terendam Banjir, Berharap Perhatian Pemkot
Tandon bocor
Tandon pencegah banjir baru dibangun sudah bocor di Kampung Bulak, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Minggu (26/2/2023).
Berdasarkan pantauan Tribuntangerang.com, dindin tandon yang bocor tersebut bersebelahan dengan sawah milik warga.
Tampak di dinding tandon ada air mengalir seperti air keluar dari lubang pancuran ke arah tandon.
Wawan (52), salah satu warga mengatakan, kebocoran tandon itu sudah dilihatnya sejak kemarin.
"Dari kemarin sih saya sudah lihat. Awalnya rembesan tuh. Air dari sawah yang di luar masuk ke dalam tandon. Tapi saat ini airnya sangat kencang seperti itu (air pancuran)," kata Wawan kepada Tribuntangerang.com, Senin (27/2/2023).
Dia berharap, kebocoran tandon itu segera diperbaiki pemerintah setempat.
Menurutnya, jika kebocoran tandon dibiarkan, maka bukan tidak mungkin lubang akan semakin besar dan merusak dinding tandon.
"Pasti ada khawatirlah dengan itu. Apalagi kalau hujan deras, genangan air di luar pasti banyak, dan bisa makin membesar lubangnya," ucapnya.
Saat ini, kata Wawan, belum ada dinas terkait yang datang memeriksa kebocoran tandon tersebut, meskipun telah dilaporkan warga ke dinas terkait.
Menurut sesepuh Kampung Bulak, Datin, berkat tandon, tempat tinggalnya di RT 004/RW 02 Kampung Bulak bebas banjir.
Tandon air itu memang dibangun untuk mengatasi banjir di Kampung Bulak dan Perumahan Maharta.
"Sebelum ada tandon, di Kampung Bulak kerap terjadi banjir. Bahkan saking seringnya, dalam setahun tak lagi terhitung."
"Asal di Pamulang hujan, di sini pasti banjir. Ketinggian banjir bisa mencapai 1,8 meter," kata Datin saat ditemui di Kampung Bulak, Senin (27/2/2023).
"Sesudah ada tandon, Alhamdulillah sangat membantu warga. Selama ada tandon, tidak pernah ada banjir," katanya lagi.
Datin menjelaskan, tandon seluas 600 meter persegi itu memiliki kedalaman empat hingga lima meter menjadi tempat penampung air di kampung Bulak.
Mesin penyedot air pun beroperasi saat tandon mulai menampung air.
"Kalau air sudah masuk mesin langsung memompa dari dalam dan membuangnya ke kali yang di luar. Biasanya 30 menit atau 1 jam lah mesin hidup, dan air di dalam terkuras ke luar sekitar kedalaman satu meteran," tuturnya.
Dia berharap, sampah tak masuk ke dalam tandon sehingga merusak pemandangan.
"Sampah itu bukan masuk dari warga. Harapannya sih, ada penyaring atau katup buka tutupnya yang bisa diakses warga," ujar Datin.
Banjir di Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan
Penanganan banjir di Kota Tangerang Selatan
Pemkot Tangsel Klaim Banjir Berkurang usai Revitalisasi Saluran Air |
![]() |
---|
Update Banjir Bandang di Pakistan, 351 Orang Tewas, Jumlah Korban Disebut Berpeluang Bertambah |
![]() |
---|
Hujan Deras Melanda Tangsel, Mobil Mengular Membuat Jalan Ceger Raya Lumpuh |
![]() |
---|
Banjir Setinggi Paha Rendam Perumahan Maharta Tangsel, Warga Capek Banyak Berharap |
![]() |
---|
3 Lokasi di Pondok Aren Tangsel yang Tergenang setelah Hujan Deras |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.