Kisah Korban Banjir di Sumsel yang Melihat Rumahnya Hanyut Dibawa Arus Sungai

Hujan deras dengan intensitas tinggi mengakibatkan Sungai Lematang meluber sehingga banjir di sepanjang aliran sungai.

Editor: Jefri Susetio
Istimewa
Hujan deras dengan intensitas tinggi mengakibatkan Sungai Lematang meluber sehingga banjir di sepanjang aliran sungai. 

TRIBUNTANGERANG.COM - Hujan deras dengan intensitas tinggi mengakibatkan Sungai Lematang meluber sehingga banjir di sepanjang aliran sungai.

Tidak sedikit warga yang mengungsi atau menjadi korban banjir tersebut.

Satu di antaranya Misnawati (60), warga Desa Lubuk Sepang, Kecamatan Pulau Pinang.

Baca juga: Richard Eliezer Bicara Soal Pro dan Kontra Kembalinya ke Polri: Saya Mohon Ampun

Ia kehilangan rumahnya yang hanyut diterjang banjir bandang.

Mengutip TribunSumsel.com, ia menceritakan, pukul 07.00 WIB air sudah mulai masuk pemukiman dan warga sudah siaga.

"Sekitar pukul 07.00 wib air sudah kami lihat mulai masuk pemukiman. Kami mulai siaga. Tiba-tiba, ada warga Desa Tanjung Sirih datang ke desa dan mengabarkan kalau air sungai pasang. Kami diminta waspada," ujarnya.

Air pun datang dengan deras hingga menghanyutkan rumahnya.

"Air cak gelombang seketika menghantam rumah dan perlahan menyeret rumah yang kami tinggali selama ini. Tidak ada harta yang bisa diselamatkan kecuali baju di badan," lanjut Misnawati.

Ia juga menceritakan, banjir kali ini adalah yang terparah.

"Banjir kali ini paling parah. Air begitu deras. saat ini puluhan rumah warga tidak bisa dihuni karena masih terendam," tutup Misnawati.

Jumari Jaga Rumah yang Terendam

Banjir juga menerjang rumah Jumari (60) warga Desa Arahan Kecamatan Merapi Timur.

Banjir yang menggenangi rumah memaksanya untuk mengungsikan keluarga.

Sedangkan Jumari sendiri harus bertahan di rumahnya.

Jumari terpaksa tinggal di rumah untuk menjaga barang berharga di rumahnya dari air yang kemungkinan makin meninggi.

"Anak dan istri saya saat ini terpaksa harus mengungsi di rumah keluarga saya yang berada di desa lain, sementara saya masih bertahan karena harus menjaga rumah dari kemungkinan terburuk," terangnya.

Sripoku.com melansir, Jumari mengatakan ketinggian air mencapai satu meter dan menggenang sejak Kamis sore.

"Tinggi air yang menggenang hingga 1 meter, air Sungai Lematang masuk ke rumah sejak sore tadi hingga saat ini," terang Jumari.

Ia juga tak menyangka rumahnya akan kebanjiran, sebab terakhir kali air menggenang adalah dua tahun yang lalu.

"Terakhir peristiwa seperti ini terjadi sekitar dua tahun lalu. tinggi genangan air tidak jauh beda seperti ini," ungkapnya.

Jumari menambahkan, di wilayahnya hujan tak begitu lebat, sehingga banjir yang dialaminya kemungkinan banjir kiriman.

"Disini hujan tidak begitu deras, penyebab banjir yang dialami beberapa warga di Desa Nantal karena banjir kiriman," ucapnya.

Untuk menjaga rumahnya, Jumari berjaga di depan rumah sembari menyiapkan genset.

Genset tersebut digunakan apabila listrik mati.

Baca juga: Inilah Klarifikasi Kadis Kesehatan Subang Terkait Ibu Hamil Meninggal Ditolak RSUD

Lintas Muara Enim-Lahat Lumpuh

Banjir juga mengakibatkan kemacetan parah di Jalan Lintas Muara Enim-Lahat atau tepatnya di perbatasan Desa Arahan dan Desa Banjar Sari Kecamatan Merapi Timur Kabupaten Lahat, Kamis (9/3/2023) sore.

Kemacetan terjadi hingga lima jam, sejak pukul 18.00-23.00 WIB.

"Macet terjadi dari sebelum magrib tadi karena air Lematang yang meluap hingga ke jalan," ujar Sari, salah satu warga yang terjebak macet.

Sripoku.com melansir, air sungai yang meninggi dan aliran yang deras membuat kendaraan tak bisa melintasi jembatan.

"Airnya cukup tinggi dan deras, mobil dan motor tidak bisa lewat sehingga terjadi kemacetan yang parah," ucap Sari.

 

Baca Berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

(Tribunnews.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Korban Banjir di Lahat: Misnawati Lihat Rumahnya Hanyut, Jumari Terpaksa Jaga Rumah Sendirian

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved