Tangerang Raya

Ananta Wahana Tinjau Sekolah Sang Timur yang Terisolir 20 Tahun Tanpa Akses Jalan

Komplek Pendidikan Sang Timur itu nyaris selama 20 tahun terisolasi, lantaran sejak 2004 tidak memiliki akses jalan diblokade oleh warga sekitar.

Editor: Ign Agung Nugroho
Istimewa
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Ananta Wahana meninjau Yayasan Sang Timur di Jalan Barata Pahala, Karang Tengah, Kota Tangerang, yang terisolir selama 20 tahun tanpa akses jalan, Sabtu (8/4/2023). 

“Dan untuk soal ini, kami akan segera koordinasikan dengan berbagai pihak di pemerintahan Kota Tangerang,” katanya.

Sudah 20 Tahun Terisolir

Komplek Pendidikan Sang Timur itu nyaris selama 20 tahun terisolasi, lantaran sejak 2004 tidak memiliki akses jalan diblokade oleh warga sekitar.

Ketua Yayasan Sang Timur, Suster Clarissa menjelaskan, bahwa lokasi sarana pendidikan itu diapit oleh dua komplek perumahan, yaitu Komplek Keuangan, dan Komplek Barata.

Saat itu warga sekitar melakukan blokade jalan masuk komplek Sang Timur lantaran dipicu isu pendirian Gereja Katolik Santa Bernadet yang sekarang sudah pindah ke Pinang, Kota Tangerang.

Namun demikian, aksi blokade warga terhadap akses jalan menuju komplek Pendidikan Sang Timur hingga saat ini masih berlangsung.

Padahal, komplek pendidikan dengan luas lahan 2,5 hektare itu menyelenggarakan pendidikan mulai dari Paud, TK, SD, SMP, dan juga pendidikan khusus bagi penyandang disabilitas.

Akibat blokede akses jalan itu, selain telah menurunkan jumlah siswa semua jenjang yang awalnya mencapai 3500 siswa kini hanya tinggal kurang dari separuhnya atau sekitar 1500 siswa saja.

“Selama 20 tahun blokade itu juga telah membawa kesengsaraan bagi siswa kami. Terlebih untuk siswa penyandang disabilitas yang harus berpayah-payah ke sekolah terutama saat musim penghujan,” jelas Suster Clarissa.

Lebih lanjut Suster Clarissa memaparkan, bahwa selama 20 tahun itu juga pihaknya terus berupaya untuk membuka jalur akses menuju komplek pendidikan tersebut.

Setidaknya sudah ada 5 titik akses jalan masuk yang dicoba untuk dibuka.

Namun semuanya kandas, ditolak dan diblokade warga setempat.

Salah satu akses jalan itu adalah yang disebut-sebut ‘Tembok Ratapan’.

Akses jalan tersebut dibuka sekitar tahun 1999 dan diblokade warga pada 2004 saat isu pendirian gereja mencuat.

Kemudian pihak Yayasan Sang Timur juga berupaya membuka jalur masuk dengan cara membeli lahan warga dengan perjanjian akan diperuntukan untuk akses jalan menuju komplek pendidikan.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved