Densus 88 Antiteror Polri Lakukan Penangkapan di Lampung, Satu Terduga Teroris Tewas

Densus 88 Polri menangkap kelompok terduga teroris di Way Wawa, Kabupaten Pringsewu, Lampung, Rabu (12/4/2023).

Editor: Ign Prayoga
Polri/Kompas.com
Aparat Densus 88 menangkap dua WNA terduga pelaku terorisme di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (10/4/2023). Para WNA itu kabur dari kantor Imigrasi Jakarta Utara setelah menyerang petugas Imigrasi dan petugas Densus 88. Penyerangan itu menewaskan seorang petugas Imigrasi dan melukai empat petugas lainnya, termasuk dua anggota Densus 88. 

TRIBUNTANGERANG.COM, LAMPUNG - Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri menangkap terduga teroris di Way Wawa, Kabupaten Pringsewu, Lampung, Rabu (12/4/2023).

Para peristiwa itu, terduga teroris melakukan perlawanan sehingga aparat Densus 88 mengambil tindakan tegas. 

Satu orang terduga teroris dikabarkan meninggal dunia karena ditembak petugas.

Operasi penangkapan itu dilakukan pada Rabu (12/4/2023) di kawasan hutan Register 22 Way Wawa.

Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabag Banops) Densus 88 Antiteror Komisaris Besar (Kombes) Aswin Siregar membenarkan adanya operasi penangkapan tersebut.

"Anggota D88 (Densus 88) sedang menangani kasus ini dengan intensif," kata Aswin saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Rabu malam.

Terkait data yang bisa diungkap ke publik, baik itu inisial pelaku dan kebenaran dua orang terduga teroris tewas, Aswin mengaku belum bisa memberikan keterangan secara detail.

Aswin hanya membenarkan bahwa Tim Densus sedang melakukan operasi penangkapan di wilayah Kabupaten Pringsewu.

Aswin juga belum bisa menjelaskan kronologi penangkapan para pelaku terduga teror ini.

"Mohon waktu ya. Personel D88 masih berada di lapangan," kata Aswin.

Kepala Bidang Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad mengaku tidak bisa memberikan keterangan.

Menurut Pandra, kewenangan keterangan pers untuk kegiatan tim Densus 88 Antiteror ada di Mabes Polri melalui Kadiv Humas dan Densus 88.

"Konfirmasi kasus terorisme harus melalui Densus 88/AT Polri atau melalui Divhumas Polri," kata Pandra.

Teroris Asing

Sebelumnya, Densus 88 Polri menangkap pelaku terorisme asing. Para terduga teroris tersebut merupakan warga negara asing (WNA) yang kabur ke Indonesia.

Dalam menangani para WNA terduga pelaku terorisme ini, Densus 88 bekerja sama dengan kantor Imigrasi.

Dalam penanganan di kantor Imigrasi, para WNA itu melakukan perlawanan. Satu orang kemudian kabur ke sungai dan tewas tenggelam.

Polisi kemudian memastkan, pria warga negara asing (WNA) yang tewas tenggelam di Kelapa Gading, Jakarta Utara, dipastikan sebagai pria asal Uzbekistan yang ditangkap terkait kegiatan terorisme.

WNA tersebut diidentifikasi sebagai BA alias JF, salah satu dari empat pria asing yang ditangkap Densus 88 Antiteror atas dugaan melakukan kegiatan terorisme internasional.

Para pria Uzbekistan tersebut kemudian menjalani pemeriksaan di Kantor Imigrasi Jakarta Utara yang berlokasi di Kelapa Gading.

Dalam pemeriksaan, BA alias JF dan dua rekannya menyerang petugas menggunakan senjata tajam. Mereka melawan petugas untuk kabur dari kantor Imigrasi.

Penyerangan yang dilakukan ketiga terduga terorisme ini berakibat fatal.

Seorang petugas Imigrasi tewas. Sedangkan empat petugas lainnya terluka. Mereka terdiri atas dua anggota Densus 88 dan dua petugas Imigrasi.

Petugas Imigrasi yang gugur dalam serangan tersebut bernama Adi Widodo.

BA alias JF dan kedua rekannya berhasil kabur dari kantor Imigrasi Jakarta Utara.

Namun mereka segera diburu oleh Densus 88.

Hasilnya, dua pria ditangkap di sebuah lahan kosong di wilayah Kelapa Gading.

Sedangkan BA alias JF lari ke Kali Sunter hingga tenggelam dan beberapa jam kemudian ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa.

Kali Sunter yang terletak di sisi timur Jalan Yos Sudarso berjarak kurang dari 1 km dari Kantor Imigrasi Jakarta Utara.

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar menjelaskan, WNA berinisial BA alias JF ditemukan meninggal dunia di sekitar Kali Sunter, Jakarta Utara, pada Senin (10/4/2023) siang.

"Pukul 14.40 WIB, satu orang ditemukan meninggal dunia di Kali Sunter, meninggal karena terjun ke kali kemudian tenggelam dan meninggal dunia. Mayatnya sudah dibawa ke rumah sakit Kramatjati untuk diotopsi,” kata Aswin di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (11/4/2023).

Sementara itu, dua WNA lainnya yang kabur yakni OMM alias IM dan MIR alias MR ditemukan di Kawasan Sunter.

OMM alias IM ditangkap di dekat Kompleks Bukit Gading Indah, Senin (10/4/2023) siang, sekitar pukul 10.50 WIB.

Sementara MR ditangkap sekitar pukul 20.30 WIB di gorong-gorong di area Kali Sunter.

Menurut Aswin, para WNA berupaya kabur karena tidak ingin dideportasi ke negara asalnya.

"Ditemukan fakta bahwa rencana mereka melarikan diri mulai muncul setelah mereka dikunjungi petugas konsulat Kedubes Uzbekistan di Jakarta," ucap Aswin.

"Mereka tidak ingin dideportasi negara asalnya karena akan menghadapi ancaman hukuman yang lebih berat di negaranya," kata dia.

Setelah kembali ditangkap pada Senin (10/4/2023), kedua WNA asal Uzbekistan itu ditahan di Rutan Polda Metro Jaya untuk proses penyidikan lebih lanjut terkait kasus penyerangan terhadap petugas Imigrasi dan petugas Densus 88.

Aswin menegaskan, dalam proses melarikan diri dari ruang detensi Kantor Imigrasi Jakarta Utara, ketiga WNA itu menyerang petugas. Serangan menggunakan senjata tajam itu menewaskan petugas Imigrasi atas nama Adi Widodo.

Selain itu, serangan tersebut mengakibatkan dua petugas Imigrasi dan dua petugas Densus 88 AT Polri mengalami luka-luka.

"Dikky Firstho Damas, staf Imigrasi menderita luka berat dan sekarang masih dirawat. Kemudian Bapak Supriatna, staf Imigrasi, luka ringan. Kemudian dari anggota Densus 88 ada Bripda Dendri yang sekarang masih dirawat dan luka berat, juga Bripda Bahrain luka berat," ujar Aswin.

Tiga WNA yang kabur itu merupakan bagian dari empat WNA yang ditangkap Densus 88 AT Polri pada 24 Maret 2023.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, para WNA tersebut terafiliasi dengan jaringan Katiba Al-Tauhid Wal-Jihad.

Keempat tersangka adalah BA alias JF (32), OMM alias IM (28), BKA (40), atau MR (26).

Mereka menyebarkan aktivitas terorisme melalui propaganda di media sosial. "Diduga terlibat dalam aktivitas terorisme melalui propaganda di media sosial dan merupakan bagian dari organisasi teror Internasional," kata Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (4/4/2023). (*)

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved