BSI Error 4 Hari Setelah Disebut-sebut Diserang Ransomware LockBit 3.0, Berikut Ancamannya

PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk mengalami error selama empat hari. BSI error mulai tanggal 8 sampai 11 Mei 2023.

Editor: Jefri Susetio
ISTIMEWA
Ilustrasi Hacker--PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk mengalami error selama empat hari. BSI error mulai tanggal 8 sampai 11 Mei 2023. 

TRIBUNTANGERANG.COM - PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk mengalami error selama empat hari. BSI error mulai tanggal 8 sampai 11 Mei 2023.

Alhasil, pelayanan di kantor cabang, ATM dan BSI mobile tidak bisa diakses atau digunakan.

Menteri BUMN Erick Thohir mengakui adanya serangan terhadap sistem BSI, tetapi tidak diperinci seperti apa serangan yang terjadi.

Baca juga: Geger BSI Error Terkena Serangan Ransomware LockBit 3.0, Berikut Penjelasan Tentang Cara Kerjanya

Sejumlah pihak dan pakar meyakini bahwa serangan siber yang menimpa BSI adalah jenis ransomware.

Ransomware adalah malware yang digunakan hacker untuk mengancam dan meminta uang tebusan dari korban.

Ransomware masuk ke perangkat korban melalui berbagai cara. Seperti link palsu e-mail, pesan instan, atau situs web.

Ransomware dapat mengunci komputer dan mengenkripsi file penting yang telah ditentukan sebelumnya dengan kata sandi.

Pada Sabtu (13/5/2023) pagi ini, platform intelijen dan investigasi dark web yang aktif di Twitter, Dark Tracer (@darktracer_int)

mengungkapkan bahwa kelompok peretas spesialis ransomware “LockBit 3.0” mengaku telah melakukan serangan ke sistem layanan BSI sehingga membuat adanya gangguan.

"Kelompok ransomware LockBit mengaku bertanggung jawab atas gangguan layanan di Bank Syariah Indonesia (BSI). (Mereka) menyatakan bahwa itu (gangguan) adalah akibat dari serangan mereka,” tulis Dark Tracer.

Dalam gambar yang diunggah Dark Tracer, hacker mengaku telah mencuri sekitar 1,5 TB (terabyte) data yang ada di dalam sistem bank.

"Manajemen bank tidak punya alasan yang lebih baik selain berbohong kepada nasabah dan mitra perusahaan, yakni melaporkan adanya sejenis “masalah teknis” yang sedang dilakukan oleh bank," jelas hackers.

Data yang dicuri setidaknya ada lima jenis, yakni 9 basis data yang terdiri dari data 15 juta nasabah dan karyawan.

Data tersebut meliputi nomor HP, alamat, nama, informasi dokumen, jumlah saldo bank, nomor kartu, transaksi yang dilakukan, dsb),

Kemudian, dokumen finansial, legal, NDA (kontrak kerja bank/non-disclosure agreement), dan kata sandi (passwords) semua layanan internal dan eksternal yang ada di bank.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved