Momen Antar Ibu Hamil ke Rumah Sakit Bikin Hilary Claudia Mantap Maju Sebagai Caleg

Ada 18 nama bakal caleg yang disetor PDIP ke KPU Kota Tangerang Selatan. Salah satu bakal caleg PDIP Tangsel adalah Hilary Claudia Sri Lestari.

Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Ign Prayoga
TribunTangerang.com/Rafsanzani Simanjorang
Hilary Claudia Sri Lestari, kader PDI Perjuangan Tangerang Selatan. 

Rumahnya yang berada di depan puskesmas membuatnya sering melihat dan tahu layanan kesehatan yang diselenggarakan pemerintah daerah (pemda).

Hilary menilai, pelayanan kesehatan di puskemas masih kurang, baik sikap petugasnya maupun jenis layanan kesehatan.

Dia berandai-andai jika diizinkan menjadi petugas  puskesmas. "Boleh tidak saya berdiri di situ dan menyambut warga yang sakit dengan ramah. Selamat pagi? Apa yang bisa saya bantu? Secara sugesti itu akan sangat membantu masyarakat. Ramah, peduli dan berempati," ucapnya.

Namun Hilary juga mengapresiasi sistem antrean yang sudah rapi dan terkoneksi ke teknologi digital. "Kalau sekarang memang sudah tersistem, dan luar biasa, kalau dulu masih mengantre lama," ujarnya.

Hilary menilai, layanan 24 jam pada beberapafasilitas kesehatan, ternyata hanya tulisan semata.

Ada satu momen yang membuatnya trenyuh. "Ini terjadi sebelum Covid-19. Saat itu ada pasien yang hendak melahirkan. Namun, mobil ambulans lagi tidak ada di tempat," kata Hilary.

"Pintu rumah kami diketuk oleh keluarga pasien yang hendak melahirkan. Saya langsung mengeluarkan mobil kami dan membawa warga tersebut ke rumah sakit  dan butuh waktu 20 menit untuk tiba di rumah sakit," ujarnya.

Ibu yang hendak melahirkan itu mengalami perdarahan di mobil. Hilary menginjak pedal gas dalam-dalam agar segera tiba di rumah sakit dan sang ibu yang hendak melahirkan ditangani petugas medis.

"Pernah juga kejadian ambulans tidak punya sopir sehingga keponakan saya yang bawa," ucapnya.

Hilary yang saat ini tengah kuliah S1 di STIH Painan Banten mengaku geregetan pada layanan publik bidang kesehatan. 

Kebiasaan membantu tanpa pamrih pun terus bertahan hingga saat ini.

Didukung usaha di bidang farmasi milik keluarga, Hilary dan suami pun bisa berbuat banyak dalam membantu sesama.

Suplemen untuk pencegahan stunting kerap dibagikan pihaknya kepada warga.

Bantuan lainnya pun kerap diserahkan baik lewat perusahaan maupun khusus dari keluarga, terutama pada kesehatan keluarga dan anak.

"Kami sudah melakukan itu jauh-jauh waktu. Bahkan sebelum masa Bacaleg ini. Kami juga fokua pada pencegahan stunting. Ini kan tugas kita semua, termasuk saya yang seorang ibu dan pernah mengalami ini. Pengalaman masa lalu ini yang membuat saya semakin tergerak," ucap Hilary.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved