Sebentar Lagi Jabatan Gubernur dan Wagub Sumut Berakhir, Pengamat: Stop Umbar Konflik di Media
Isu pecah kongsi (pekong) antara Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi dengan Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah atau Ijeck mengemuka.
TRIBUNTANGERANG.COM - Isu pecah kongsi (pekong) antara Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi dengan Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah atau Ijeck mengemuka. Bahkan, berkali-kali mereka saling sindir ketidakharmonisan.
Pengamat politik Sumut, Shohibul Ansor Siregar mengatakan, dalam demokrasi biasa terjadi pecah kongsi (pekong). Bukan sekadar di regional tetapi juga pimpinan dunia.
Artinya, pecah kongsi atau tidak harmonisnya antara wakil gubernur dengan gubernur bukan aneh. Namun, harusnya menjaga sikap alias tidak diumbar ke media.
Baca juga: Profil Kombes Pol Indra Darmawan Irianto, Dirlantas Polda Sumut Tutup Usia Selasa 30 Mei 2023
Menurutnya, menjaga sikap alias tidak memperlihatkan cekcok atawa konflik ke media wujud dari kedewasaan berpolitik.
"Edy dan Ijeck tensinya sangat tinggi. Tapi jangan publikasi ke media perkelahian kalian," ujarnya kepada media, Minggu (4/6/2023).
Ia berpendapat, rakyat sangat legowo Edy maupun Ijeck maju sebagai calon gubernur terpisah pada Pilgub 2024.
Akan tetapi, sangat disesalkan mereka memperlihatkan baku hantam di media. Seperti saling sindir atas pernyataan masing-masing.
"Sangat tidak dewasa bila Wagub memperlihatkan ketidakcocokkan ke publik. Tradisi demokrasi sepanjang masa di dunia biasa tidak akur antar gubernur dan wakil. Begitu juga presiden dengan wakilnya," katanya.
Lebih lanjut, ia bilang Ijeck sebaiknya tidak lagi mengumbar konflik ke media. Mereka berdua harus ingat masyarakat yang memilih keduanya jadi dwi tunggal di Pilgub 2019.
"Jangan memperlihatkan konflik meski tidak suka atau marah. Ini bukan sesuatu yang aneh dalam demokrasi. Jangan perasaan sendiri saja yang dipikirkan. Perasaan rakyat itu bagaimana? Eramas itu nama kalian berdua," ujarnya.
Dia menuturkan, tidak ada dua matahari di dunia. Begitu juga pemimpin hanya ada seorang saja. Jadi, masing-masing harus sadar diri.
"Kalau perpektifnya matahari hanya satu, jadi cuma satu kepala kepemimpinan. Kalau ada yang berlaga matahari kedua, itu namanya lagak. Kenapa mau jadi wakil? Kenapa kemarin tidak jadi gubernur? Perasaan seperti itu muncul setelah menang," katanya.
Selain itu, kata dia, jargon Sumut Bermartabat tetap melekat pada keduanya sampai September 2023.
Jadi, ia berharap Ijeck maupun Edy harus bisa menahan diri dan mengingat betapa sulitnya dahulu mendapat hati rakyat. Mereka harus bisa membuat sejuk.
"Jangan terlalu kerdil jiwanya. Sebagai pemimpin tidak semua hal yang dirasakan dieskpresikan ke publik. Memang Sumut ini tempramennya bagus. Jawa di sini pun seperti orang Medan, langsung-langsung aja," ujarnya.
Baca juga: Edy Rahmayadi Minta Maaf kepada Warga Sumut Usai Presiden Tinjau Jalan Berlubang Seperti Kubangan
Musa Rajekshah
Edy Rahmayadi
Gubernur Sumatera Utara
Wakil Gubernur
Sumut
Sumatera Utara
Shohibul Ansor Siregar
Pengamat Politik Sumut
pecah kongsi
Ijeck dan Edy Pekong
Tribuntangerang.com
Profil Irjen Jhonny Siahaan, Alumni Akpol 1988 Kini Jabat Stafsus Menteri |
![]() |
---|
Pulang Kerja Suami Pergoki Istri Bercinta dengan Pria 70 Tahun, Terkulai Mengenakan Pakaian Dalam |
![]() |
---|
Nikita Mirzani Kembali Beberkan Kelakuan Jelek Lolly Anaknya di Sekolah, Begini Cerita Lengkapnya |
![]() |
---|
Profil Mockhtar Pabottingi, Ilmuwan Politik Indonesia Tutup Usia Minggu 4 Juni 2023 |
![]() |
---|
44 Hari Setelah Ditetapkan Capres, Ganjar Pranowo Dapat Dukungan Signifikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.