Pria Sepuh Berkali-kali Rudapaksa Bocah Wanita 9 Tahun, Tidak Kunjung Dijebloskan ke Penjara
Farida, ibu korban rudapaksa mengaku diomeli Kepala Unit di Polres Metro Jakarta Timur. Farida mengaku diomeli saat bertanya proses hukum kasus NHR
TRIBUNTANGERANG.COM - Farida, ibu korban rudapaksa mengaku diomeli Kepala Unit di Polres Metro Jakarta Timur.
Farida mengaku diomeli saat bertanya proses hukum kasus NHR (9), anaknya.
Ia mengaku bingung lantaran pelaku rudapaksa NHR, UH (65), tak kunjung ditangkap meski sudah mengakui perbuatannya.
Baca juga: Lagu Ciptaan Aldi Taher demi Bujuk Lionel Messi Datang ke Indonesia Dapat Respon FIFA
"Saya bingung, pelaku enggak langsung ditahan pas jujur di Pak RT. Pas lapor ke polisi kenapa enggak langsung ditangkap, kan udah ada korban dan saksi," ujarnya.
"Saksi yang dengar keterangan UH pas di rumah RT juga banyak," ungkap Farida saat ditemui di Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur, Rabu (14/6/2023).
Karena itu, Farida kerap menanyakan proses kasus anaknya kepada Polres Metro Jakarta Timur.
Hingga suatu hari, tepatnya setelah Idul fitri 1444 H, ia dipanggil oleh seorang Kanit Polres Metro Jakarta Timur lantaran ada sejumlah orang yang meneleponnya terkait kasus rudapaksa terhadap NHR.
Padahal, Farida merasa tak pernah membicarakan laporan kasus rudapaksa NHR yang teregistrasi dengan nomor LP/B/621/III/SPKT/POLRES METRO JAKARTA TIMUR/POLDA METRO JAYA tertanggal 7 Maret 2023, ke pihak manapun.
Oleh Kanit itu, Farida diminta agar tak melapor ke pihak lain.
"Saya sempat dipanggil Kanit. Saya dimarahin dan diomelin, (ditanya) sudah laporan ke mana saja," ujarnya.
"Karena, katanya ada tiga orang sudah telepon dia," kata Farida.
Lebih lanjut, Farida mengaku ia hanya diminta sabar untuk menunggu kelanjutan proses kasus anaknya.
Menurut pengakuan Kanit kepada Farida, kasus sedemikian rupa tidak bisa segera diselesaikan.
"Polres bilang suruh sabar, masalah kayak gini enggak satu sampai dua bulan selesai," ujarnya.
Farida mengungkapkan, sejak dirinya melaporkan kasus rudapaksa terhadap NHR, korban dan sejumlah saksi sudah dipanggil untuk pemeriksaan.
Sementara, si pelaku baru dipanggil satu kali, yaitu pada April 2023.
"Pelaku juga masih nyantai-nyantai aja di rumah (sejak dilaporkan)."
"Sekarang ini, dengar-dengar katanya sudah pindah sekeluarga, enggak ada yang tahu ke mana," pungkasnya.
Kronologi Kejadian
UH, si pelaku, diduga merudapaksa korban sebanyak lima kali sepanjang 2021-2022 di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.
Pelaku melampiaskan aksi bejatnya di tempat yang berbeda-beda.
Kekejaman pelaku ini baru terungkap setelah korban bercerita pada temannya, DH (12).
Mendengar cerita itu, DH pun melapor ke keponakan Farida, AP (15).
"Dia (korban) cerita (dirudapaksa pelaku). DH langsung cerita ke ponakan saya," ungkap Farida, masih mengutip Kompas.com.
Pelaku kemudian dibawa ke rumah Pak RT setempat dan mengaku perbuatannya di hadapan keluarga korban.
"Pelaku dipanggil, dan dia mengakui perbuatannya," ujar Farida.
UH mengaku merudapaksa korban pertama kali di rumahnya.
Empat kali berikutnya, pelaku merudapaksa korban di gudang depan rumahnya.
Pada Desember 2022, NHR hampir kembali menjadi korban rudapaksa UH, namun hal itu diketahui oleh DH.
DH yang tidak sengaja melihat korban dan pelaku di dalam gudang, berhasil menggagalkan niat pelaku.
Setelah pertemuan di Pak RT, Farida dan keluarga langsung melapor ke Polsek Cipayung.
Diketahui, Farida dan anaknya tinggal terpisah.
Farida tinggal di Pinang Ranti, Makasar, sedangkan NHR bersama neneknya di Lubang Buaya, Cipayung lantaran letak rumah sang nenek lebih dekat ke sekolah.
Baca juga: Bukan Sekadar Berat Badannya 300 Kilo, Tubuh Muhammad Fajri Penuh Luka Akibat tak Bergerak
Ibu Korban Sempat Pergoki Ada Luka Memar.
Sebelum aksi bejat pelaku terungkap, Farida sempat mendapati ada luka memar di selangkangan anaknya.
Hal ini diketahui Farida saat korban mengeluh sakit ketika buang air kecil pada 2021 silam.
Meski demikian, korban tak berani berterus terang dan mengatakan dirinya terbentur sepeda.
"Kalau pipis bilangnya sakit. Saya tanya kenapa, katanya kepentok sepeda," kata Farida.
Ia pun membawa anaknya ke puskesmas untuk berobat.
Setelahnya, Farida mengaku anaknya tak pernah mengeluh lagi.
"Saya periksa juga, ada memar biru selangkangannya. Saya obatin, bawa ke puskesmas," ujarnya.
Farida baru mengetahui aksi bejat pelaku dari keponakannya pada Maret 2023 lalu.
Namun, saat Farida dan keluarga berniat melaporkan pelaku, pengurus RT di tempat tinggal NHR di Lubang Buaya sempat menyarankan agar diselesaikan secara damai.
Pernyataan itu disampaikan pengurus RT pada 6 Maret 2023, setelah Farida mengetahui anaknya dirudapaksa.
"Awalnya, sebelum ke Polres, pengurus RT bilang kenapa enggak diselesaikan secara kekeluargaan dulu," kata Farida, dilansir Kompas.com.
Meski demikian, Farida akhirnya melapor ke polisi, namun hingga kini pelaku tak kunjung ditangkap.
Baca Berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
(Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ibu Bocah Korban Rudapaksa Diomeli Kanit Polres Metro Jaktim saat Tanyakan Kasus, Diminta Sabar
Farida
Pria Sepuh Rudapaksa Bocah Wanita
Bocah Wanita 9 Tahun Dirudapaksa
Rudapaksa
Jakarta Timur
Polres Metro Jakarta Timur
Idul Fitri 1444 Hijriah
Tribuntangerang.com
Lagu Ciptaan Aldi Taher demi Bujuk Lionel Messi Datang ke Indonesia Dapat Respon FIFA |
![]() |
---|
Bukan Sekadar Berat Badannya 300 Kilo, Tubuh Muhammad Fajri Penuh Luka Akibat tak Bergerak |
![]() |
---|
Sungguh Aneh Muhammad Fajri Tidak Bisa Jaga Rasa Kenyang dan Lapar, Akibatnya Beranya 300 Kilo |
![]() |
---|
Profil Koh Ahong, Pengusaha Ikut Main Film Si Doel Anak Sekolahan, Mualaf dan Naik Haji |
![]() |
---|
Profil Airin Rachmi Diany, Mantan Wali Kota Tangsel, Pernah Jadi Notaris, Segini Hartanya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.