Dinkes Tangsel Targetkan Three Zero HIV AIDS di Tahun 2030

Three zero merupakan program Kementerian Kesehatan yang memasang target pada tahun 2030 tercapai nol penyintas baru, nol kematian akibat HIV/AIDS.

Tribuntangerang.com
Dinas kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun 2030 mendatang Tangsel (Tangerang Selatan) diharapkan meraih three zero HIV AIDS. 

Laporan Reporter TRIBUNTANGERANG.COM, Rafsanzani Simanjorang

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Kota Tangerang Selatan merupakan satu dari 27 kabupaten kota yang ditetapkan program ASIAN getting to Three Zero.

Targetnya, tahun 2030 mendatang Tangsel (Tangerang Selatan) diharapkan meraih three zero.

Three zero merupakan program Kementerian Kesehatan yang memasang target pada tahun 2030 tercapai nol penyintas baru, nol kematian akibat HIV/AIDS dan nil stigma serta diskriminasi akibat HIV AIDS.

Saat ini, Dinas kesehatan Kota Tangerang Selatan mencatat 144 kasus HIV dan 33 kasus AIDS terjadi di Tangerang Selatan sejak Januari hingga Juni tahun 2023 ini.

81 persen diantaranya adalah laki-laki, sementara 19 persen perempuan.

Adapun kasus HIV AIDS tersebut didominasi oleh usia produkif dari 25 tahun hingga 49 tahun.

Angka tersebut meningkat dibanding dua tahun lalu.

Peningkatan diduga kuat karena tingginya mobilitas masyarakat.

Allin Hendalin Mahdiar, selaku kepala dinas kesehatan menyebut pihaknya selalu mengupdate informasi terkait penyakit tersebut.

"Sosialiasi juga terus kami lakukan, sehingga nanti three zero bisa dicapai. Three zero itu yakni tidak ada infeksi baru, tidak ada kematian akibat HIV dan tidak ada stigma atau diskriminasi," katanya, Senin (31/7/2023) kemarin di BSD.

Agar tidak ada infeksi baru, Allin mengatakan pihaknya melakukan skrining baik secara pasif dan aktif.

Kata Allin, tes pasif artinya orang yang datang untuk melakukan tes HIV AIDS, sementara tes aktif artinya pihaknya datang ke tempat yang beresiko tinggi.

Sementara itu, untuk mengupayakan nihil kematian karena HIV AIDS, Allin menyebut pihaknya memastikan penderita untuk minum obat secara rutin dan disiplin.

Kemudian, stigma negatif di masyarakat pun mesti dihilangkan.

"Mereka (penderita) pasti butuh dukungan. Makanya stigma harus dihilangkan agar mereka bisa berobat dengan nyaman dan tidak malu-malu," tutup Allin. (Raf)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved