Anggaran Suvenir Rp20 Miliar, Warga Minta Pemkot Tangsel Lebih Terbuka

Pengadaan suvenir Pemerintah Kota Tangerang Selatan senilai Rp20,48 miliar menuai perhatian dari berbagai kalangan, termasuk warga Tangsel.

TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico
Dede Zainal warga Tangsel yang pertanyakan anggaran Rp20 Miliar Pemkot Tangsel (TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico). 

Laporan Wartawan
TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico

TRIBUNTANGERANG.COM, CIPUTAT - Pengadaan suvenir Pemerintah Kota Tangerang Selatan senilai Rp20,48 miliar menuai perhatian dari berbagai kalangan, termasuk warga yang merasakan langsung dampak dari kebijakan anggaran pemerintah.

Salah satu warga Tangsel, Gufron, menyuarakan pandangannya dengan lugas. Menurutnya, masyarakat selama ini tidak mendapat sosialisasi terkait penggunaan anggaran sebesar itu, dan merasa jauh dari proses perencanaan anggaran publik.

"Selama ini saya nggak tahu ada anggaran Rp20 miliar itu. Kita taunya ya beras ada, makan hari ini cukup, cicilan bisa dibayar. Itu hal-hal yang lebih terasa manfaatnya buat kami masyarakat bawah," ujar Gufron saat ditemui TribunTangerang.com di kawasan Ciputat, Tangsel, Jumat (19/9/2025).

Ia menilai, pemerintah seharusnya lebih mengutamakan transparansi dan keterbukaan, apalagi di era digital dan keterbukaan informasi publik seperti sekarang.

"Bagusnya memang terbuka ya. Kita nggak tahu karena gak ada sosialisasi. Kalau memang itu penting, ya jelaskan. Tapi kalau nggak perlu, ya sebaiknya dihilangkan, atau setidaknya dikurangi," ucap pedagang pakaian itu.

Gufron mengungkapkan harapannya agar anggaran besar seperti itu dapat dialihkan untuk hal-hal yang lebih mendesak dan menyentuh kebutuhan rakyat banyak, seperti pendidikan, kesehatan, dan bantuan sosial.

"Mending buat sembako dibagi-bagi ke masyarakat, buat biaya pendidikan ditingkatkan, kesehatan juga. Sekarang ini masyarakat sedang susah, banyak yang terdampak. Lihat duit Rp20 miliar segitu banyaknya, buat kita itu besar banget," ucap Gufron.

Lelaki berbaju merah itu menyoroti kondisi infrastruktur dan sekolah di Tangsel yang menurutnya masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

"Kita maunya sekolah bagus di Tangsel, jalan-jalan bagus, infrastruktur ditingkatkan. Tapi sayangnya hal-hal kayak gini sering dilupakan," kata Gufron.

Sebagai warga, Gufron mengaku tidak ingin sekadar mengkritik. Ia menegaskan bahwa warga hanya ingin pemerintah lebih terbuka dan bijak dalam menggunakan anggaran.

"Harapan saya pemerintah lebih terbuka aja soal anggaran. Semua anggaran bukan cuma suvenir, harus jelas. Kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur itu yang dibutuhkan," tutupnya.

Sementara itu, pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahardiansyah mengatakan, seharusnya pemerintah membuka ruang dialog dengan publik sebelum menetapkan anggaran sebesar itu.

"Pertama, pemerintah perlu membuka dialog publik. Harus ada konsultasi publik supaya nilai yang begitu besar bisa diterima oleh masyarakat. Kalau tidak, bisa memicu protes publik, bahkan petisi atau kemunculan tagar di media sosial," ujar Trubus Rahardiansyah saat dihubungi TribunTangerang.com, Kamis (18/9/2025).

Ia menyoroti pentingnya pengaturan batas yang jelas terhadap anggaran kegiatan seremonial seperti ini, agar tidak terkesan berlebihan dan boros.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved