Polisi Gerebek Tempat Pengoplosan Elpji di Jalan Gelatik Ciputat, Beroperasi Sejak Awal 2023

Polda Metro Jaya menangkap delapan orang pengoplos elpiji di Depok dan Ciputat, Tangerang Selatan.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Ign Prayoga
Dok: Ditreskrimsus Polda Metro Jaya
Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya meringkus delapan orang pelaku pengoplosan gas elpiji di Kota Depok dan Tangerang Selatan. 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Polda Metro Jaya menangkap delapan orang pengoplos elpiji.

Modus operandi mereka memindahkan gas elpiji subsidi ke tabung gas elpiji 12 kg.

Elpiji subsidi atau elpiji 3 kg harganya lebih murah karena disubsidi pemerintah. Sedangkan elpiji 12 kg tidak disubsidi dan sudah tentu harganya lebih mahal.

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Reskrimsus) Polda Metro Jaya, Kombes Ade Safri Simanjuntak menjelaskan, para pelaku ditangkap di dua lokasi yakni di Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, dan di Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

"Modus operandi mereka adalah penyalahgunaan gas elpiji subsidi dengan cara memindahkan isi dari tabung gas elpiji 3 kg subsidi ke tabung gas elpiji 12 kg non subsidi," kata Dirreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Ade Safri Simanjuntak, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/8/2023).

Ade Safri menjelaskan, tempat kejadian perkara (TKP)  adalah Jalan Tipar Halim, Mekarsari, Cimanggis, Kota Depok, dan Jalan Gelatik, Kelurahan Sawah, Kecamatan Ciputat.

Di kedua lokasi tersebut, petugas mendapati pemilik tempat usaha dan karyawan melakukan pemindahan isi tabung gas elpiji 3 kg atau elpiji subsidi ke tabung elpiji 12 kg.

Untuk mengisi tabung 12 kg, para pelaku membutuhkan tiga sampai empat tabung elpiji 3 kg atau tabung melon. 

"Tabung gas elpiji 12 kg non subsidi tersebut kemudian dijual ke warung/toko di sekitar wilayah Kota Depok, Jakarta Timur, dan di wilayah Tangerang Selatan," ujar Ade Safri.

Elpiji 12 kg tersebut dibanderol Rp 125 ribu sampai Rp 180 ribu. Banderol tersebut lebih murah dari harga normal elpiji 12 kg yang sekitar Rp 205 ribu.

"Dari hasil interogasi, didapat informasi bahwa kegiatan tersebut telah dilakukan/beroperasi sejak bulan Januari 2023," tutur Ade Safri.

Enam tersangka yang berasal dari pengungkapan kasus di Depok antara lain PCA dan HSR yang berperan sebagai pemilik.

Sedangkan, HD, AMD, BJMN, dan MHD berperan sebagai karyawan penyuntik tabung gas.

Sedangkan dua pelaku yang ditangkap di Ciputat, Tangerang Selatan, adalah FRD sebagai pemilik tempat usaha serta DNO sebagai karyawan.

Ade Safri menuturkan, motif dari para pelaku melakukan kejahatannya untuk mencari keuntungan dengan cara menjual tabung gas elpiji 12 kg non subsidi hasil pemindahan dari isi tabung gas elpiji 3 kg subsidi.

Atas perbuatannya, delapan tersangka itu dijerat Pasal 40 angka 9 Undang–Undang No 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja Atas Perubahan Ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak Dan Gas Bumi Jo Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP.

Para tersangka terancam paling lama enam tahun penjara dan denda paling tinggi Rp 6 miliar.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved