Khawatir Dibongkar, Puluhan Pedagang Pilih Bermalam di Pasar Kutabumi Kabupaten Tangerang

Puluhan pedagang memutuskan untuk menginap di tempatnya mencari nafkah, yakni Pasar Kutabumi, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang.

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joko Supriyanto
Tribuntangerang.com
Puluhan pedagang Kutabumi yang mayoritas merupakan ibu-ibu, memilih menginap dan tidur di dalam pasar lantaran khawatir terjadi pembongkaran revitalisasi oleh Perumda Niaga Kerta Raharja. 

Menurutnya, alasan Perumda Niaga Kerta Raharja ingin merevitalisasi Pasar Kutabumi lantaran menilai telah tidak layak untuk dijadikan pasar tradisional.

"Bangunan di Pasar Kutabumi ini adalah hasil swadaya masyarakat, bukan dari anggaran pemerintah, kenapa tiba-tiba berencana merevitalisasi pasar ini," tuturnya.

"Lagipula cara Perumda Niaga Kerta Raharja untuk merevitalisasi pasar ini sangat semena-mena, tidak ada sosialisasi ataupun pemberitahuan terlebih dahulu kepada kami pedagang," terangnya.

Mariani memastikan, puluhan pedagang tersebut akan terus bermalam di pasar untuk memastikan revitalisasi tidak terjadi.

Ia pun mengharapkan, Pemerintah Pusat dapat memberi perhatian khusus terhadap pedagang akan rencana revitalisasi Pasar Kutabumi tersebut.

"Kami akan terus menginap dan bermalam di Pasar Kutabumi ini karena menolak tegas rencana revitalisasi yang memberatkan pedagang," ucapnya.

"Maka dari itu saya memohon perhatian Bapak Presiden RI Joko Widodo untuk datang dan membela kami para pedagang, karena kami sebelumnya sudah datang ke Kantor Bupati Tangerang tapi tidak dihiraukan," jelas Mariani Manullang.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 450 pedagang Pasar Kutabumi, Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, melakukan aksi unjuk rasa.

Ratusan pedagang tersebut telah menggelar demontrasi sejak pukul 09.00 WIB. Mereka menggelar aksi unjuk rasa di pinggir Jalan Raya Kutabumi yang tepat berada di depan pasar tersebut.

Puluhan spanduk yang bertuliskan penolakan revitalisasi pasar berukuran sedang hingga besar dibentangkan secara serempak.

Satu unit mobil bak terbuka juga tersedia di tengah-tengah massa. Mobik itu digunakan menjadi tempat para pedagang menyampaikan orasinya.

Selain itu, massa aksi yang didominasi oleh ibu-ibu itu melakukan unjuk rasa dengan membawa barang dagangannya masing-masing.

Beragam jenis barang dagangan mulai dari sayur mayur, buah-buahan, hingga pakaian digunakan sebagai alat melaksanakan aksi demo.

Barang dagangan itu dikeluarkan para pedagang sebagai bentuk protes akan minimnya masyarakat yang berbelanja lantaran kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Pasalnya, ratusan pedagang tersebut menolak kebijakan revitalisasi pasar yang diusulkan oleh Perumda Niaga Kerta Raharja.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved