Bocah Korban Pencabulan Pria 70 Tahun Alami Trauma, Diungsikan ke Sepatan dan Sering Bicara Sendiri

Seorang bocah usia 6 tahun korban pencabulan pria 70 tahun, diungsikan ke Sepatan dan masih sering bicara sendiri.

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Ign Prayoga
Istimewa
Ilustrasi bocah korban pencabulan. 

TRIBUNTANGERANG.COM, SEPATAN - Seorang bocah perempuan berusia 6 tahun jadi korban pencabulan pria 70 tahun.

Aksi pencabulan terhadap anak di bawah umur ini terjadi di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur, dan terbongkar Januari 2023 lalu.

Bocah 6 tahun berinisial NB tersebut menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan pria lanjut usia (lansia) bernama Duloh.

Setelah peristiwa kelam tersebut, NB diungsikan ke Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Eka Widyastuti, ibunda NB, memutuskan membawa pulang anaknya ke Sepatan atas pertimbangan keamanan.

Eka takut sesuatu yang lebih parah kembali terjadi pada NB. Dia merasa lebih aman jika NB dibawa pulang ke Sepatan.

Eka juga menyatakan, peristiwa asusila itu membuat NB mengalami gangguan psikis.

"Setelah kejadian itu, awalnya anak saya selalu mengurung diri di kamar, enggak mau keluar, enggak mau bermain, padahal usianya sekarang ini adalah masanya dia bermain," ujar Eka Widyastuti saat diwawancarai TribunTangerang.com di kediamannya, Senin (28/8/2023).

"Maka dari itu pasca kejadian saya langsung bawa pulang (NB) ke Tangerang, karena takutnya dia mengalami hal lain yang lebih dari peristiwa kemarin, karena ini menyangkut psikologis anak saya," imbuhnya.

Lebih lanjut Eka pun menjelaskan salah satu hal yang menunjukan NB masih mengalami trauma mendalam pasca peristiwa yang dialaminya.

Salah satu diantaranya adalah seringnya NB tiba-tiba berbicara menceritakan kronologi peristiwa kelam yang dialaminya dari pelaku.

Selain itu, suasana hati yang dirasakan NB juga masih belum kembali stabil. Sebab, NB dapat ceria sesaat, namun mampu berubah drastis menjadi sedih secara tiba-tiba.

"Kalau dibilang trauma, masih sangat mendalam dialami putri saya, karena sering nyeletuk atau ngomong tiba-tiba tentang kejadian yang dialamin, contohnya bilang 'iya... aku kan dikodel-kodel sama bapanya mpok Momo (panggilan Duloh), padahal kita lagi ngomongin hal lain," kata dia sambil menahan tangis mengingat perkataan putrinya.

"Terus anak saya ini kadang ceria kalau lagi ketemu sama temen-temennya, tapi kalau lagi sendiri dia merenung lagi, makanya sedih dan nangis hati saya lihat kondisinya sekarang ini," sambungnya.

Namun Eka juga mengatakan, sselama 7 bulan tinggal di Tangerang, kondisi psikologis NB ada perkembangan ke arah yang lebih baik.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved