Semangat Hendry Temani Ibu Lawan Stroke dengan JKN

Hendry, warga Tangerang, memanfaatkan JKN untuk perawatan yang dijalani sang ibu ketika terserang stroke

Editor: Ign Prayoga
Istimewa
Hendry Yanto, warga Tangerang yang merasakan manfaat program JKN untuk pengobatan dan perawatan ibundanya. 

TRIBUNTANGERANG.COM, TIGARAKSA - Kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di tengah masyarakat Indonesia telah memberikan manfaat yang sangat besar.

Salah satu peserta JKN yang telah merasakan manfaatnya, yakni Hendry Yanto (44), yang digunakan untuk pengobatan ibundanya.

Hendry memanfaatkan JKN untuk perawatan yang dijalani sang ibu ketika terserang stroke beberapa tahun silam. Beberapa tahun menjalani pengobatan, kini kondisinya perlahan mulai membaik.

"Sekitar tahun 2015, pertama kalinya ibu saya mengalami serangan stroke. Waktu serangan awal, kondisinya terlampau ringan. Pasca serangan masih bisa berjalan, namun agak lambat," kata Hendry di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Tigaraksa, Jumat (8/12/2023).

"Selang beberapa waktu, terjadi serangan yang kedua. Kali kedua ini diakibatkan pola makan ibu saya yang tidak sehat. Pantangan makan dari dokter tidak dijalani dengan baik," imbuh Hendry.

Stroke merupakan kondisi yang serius ketika aliran darah menuju otak terganggu. Penyakit ini sangat membutuhkan perawatan medis yang intensif.

Bagi penderitanya, menghadapi dan menjalani proses pemulihan diri dari stroke merupakan perjalanan yang memerlukan semangat dan tekad yang kuat.

Peserta JKN dengan penyakit stroke tidak perlu khawatir terkait biaya, mereka bisa mengandalkan JKN.

Apabila sesuai dengan indikasi medisnya, seluruh pembiayaan perawatan dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

"Siapa yang tidak kenal dengan penyakit stroke. Penyakit ini membutuhkan pengobatan yang berkelanjutan. Bisa dibayangkan berapa banyak biaya yang diperlukan," ujar Hendry.

"Alhamdulillah, ibu saya sudah terdaftar sebagai peserta JKN. Jadi, waktu kejadian ini kami bermodal Kartu JKN. Saat serangan yang kedua, saya segera membawa ibu ke klinik. Kemudian, langsung diberikan rujukan ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut," ungkap Hendry.

"Semua proses berjalan dengan cepat dan tidak ada hambatan," imbuh dia.

Hendry menjelaskan bahwa seluruh tindakan berjalan dengan lancar. Petugas medis dengan sigap memberikan penanganan terbaiknya.

Ia mengaku tidak mengalami kesulitan sejak pemeriksaan di klinik sampai rumah sakit.

Setelah menjalani beberapa pemeriksaan, dokter memberikan jadwal untuk terapi rehabilitasi. Terapi dilakukan sebanyak satu hingga dua kali dalam sebulan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved