Berita Banten
Cuaca Buruk di Pesisir Selatan Lebak Buat Ribuan Nelayan Tak Bisa Melaut
Kondisi cuaca buruk yang terjadi di pesisir selatan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten beberapa pekan terakhir berdampak pada aktivitas para nelayan.
TRIBUNTANGERANG.COM, BANTEN - Kondisi cuaca buruk yang terjadi di pesisir selatan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten beberapa pekan terakhir berdampak pada aktivitas para nelayan.
Para nelayan bahkan sudah sepekan tidak bisa melaut akibat kondisi cuaca buruk yang menimbulkan gelombang tinggi.
Ribuan nelayan di Lebak Banten pun mengungkapkan akibat cuaca buruk berimbas dari jumlah tangkapan ikan.
"Kami memastikan produksi tangkapan ikan menurun, karena adanya cuaca buruk itu," kata Ketua Koperasi Nelayan Bina Muara Sejahtera Binuangeun Kabupaten Lebak Wading, di Kabupaten Lebak, Rabu (13/3/2024).
Kata Wading, gelombang tinggi disertai angin kencang hingga petir membuat para para nelayan untuk mengurungkan diri tidak melaut.
"Semua nelayan yang tidak melaut itu sebagai anggota koperasi dan kini mereka usaha lain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga," kata Wading.
Baca juga: Cek Fakta Wilayah Tangerang Terancam Banjir Rob dan Cuaca Ekstrem di Bulan Puasa Ini
Juneadi (55) seorang nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tanjung Panto, Kabupaten Lebak -misalnya.
Dia mengaku bersama nelayan lainnya mengaku tidak melaut karena badai dan gelombang tinggi.
Bahkan, temannya sempat diterjang gelombang tinggi saat memutuskan tetap melaut, dan beruntung masih selamat.
"Kami melihat cuaca buruk juga awal puasa Ramadhan, sehingga memilih tinggal di rumah," kata dia.
Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Lebak, Rizal Ardiansyah mengatakan, jika melaut pun nelayan harus menggunakan alat keselamatan, di antaranya pelampung.
Saat ini, jumlah nelayan di pesisir selatan Kabupaten Lebak mulai Pantai Binuangeun, Karangmalang, Bagedur, Cihara, Suka Hujan, Pasput, Cibobos, Panggarangan, Bayah, Karangtaraje, Pulomanuk, dan Sawarna mencapai 3.600 orang.
Baca juga: Terkendala Cuaca Buruk, Garuda GA 325 Gagal Mendarat di Bandara Soekarno-Hatta
Dari jumlah tersebut, yang melaut hanya sekitar 10 persen.
"Kami telah menyampaikan surat peringatan dini kewaspadaan gelombang tinggi ke seluruh Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Pangkalan Pelabuhan Ikan ( PPI) agar tidak menimbulkan kecelakaan laut," kata Rizal.
Bahkan, berdasarkan informasi ada kapal nelayan KM Mugi Jaya dari PPI Binuangeun Kabupaten Lebak hilang kontak dengan keluarganya sejak melaut Jumat (8/3/2024) hingga Rabu (13/3/2024).
KM Mugi Jaya membawa empat nelayan, yakni Arba, Acil, Anggi, dan Masita.
Biasanya saat melaut, jika berangkat Jumat, maka seharusnya mereka sudah kembali pada Sabtu sore.
(Tribunbanten.com/Abdul Rosid)
Simak Tarif dan Rute BRT Trans Banten yang Diresmikan Hari Ini |
![]() |
---|
Kepala Sekolah dan Guru Perempuan di Pandeglang Minta Maaf Usai Viral Karaoke Saat Jam Belajar |
![]() |
---|
Polda Banten Batasi Penggunaan Sirine dan Strobo di Jalan Raya, Simak Aturannya |
![]() |
---|
778 Tersangka Ditangkap, Berikut Barang Bukti Narkotika yang Dimusnahkan Polda Banten |
![]() |
---|
2 Warga Serang Dilaporkan Terseret Ombak di Pantai Cinangka Banten, Satu Orang Hilang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.