Pembunuhan Vina Cirebon

Merasa Terancam, Seorang Saksi Pembunuhan Vina Cirebon Minta Perlindungan LPSK

Seorang saksi pembunuhan Vina Cirebon dikabarkan meminta permohonan perlindungan LPSK, berikut penjelasannya

Editor: Joko Supriyanto
TribunJakarta.com/Nawir Arsyad Akbar
Kantor LPSK yang terletak di Ciracas, Jakarta Timur. 

TRIBUNTANGERANG.COM - Ditengah ramainya pembicaraan kasus pembunuhan Vina Cirebon memunculkan kabar baru setelah DPO Pegi alias Perong berhasil ditangkap.

Seorang saksi pembunuhan teramat sadis yang terjadi tahun 2016 itu dikabarkan mendatang Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk meminta perlindungan.

Disebut jika seorang yang datang ke LPSK itu merupakan saksi fakta kasus yang menghebohkan publik saat ini.

Wakil Ketua LPSK Susilaningtias menyebut saksi yang mengajukan permohonan perlindungan itu merupakan saksi fakta.

Baca juga: Kompolnas Ingatkan Polda Jabar Agar Hati-hati Ungkap Kasus Vina Cirebon, Sarankan Pakai Metode Ini

Orang yang tidak disebut identitasnya itu meminta perlindungan karena takut keselamatannya terancam.

Kendati demikian, LPSK masih menelaah informasi upaya permohonan perlindungan yang disampaikan.

"Belum diberikan perlindungan oleh LPSK, (karena) masih kami telaah," kata Susilaningtias dilansir Kompas.com dari Antaranews, Kamis (23/5/2024).

Namun, Susilaningtias tidak bisa mengungkap identitas saksi yang mengajukan perlindungan itu karena masih dalam proses telaah oleh LPSK.

Susilaningtias hanya menyebut, satu saksi tersebut bukan dari pihak keluarga korban Vina maupun Eki. Melainkan saksi fakta.

"Ini saksi fakta, bukan dari kedua keluarga korban. Intinya saksi yang tahu fakta atau kejadiannya," ujarnya.

Permintaan Hotman Paris

Pengacara keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris merasa resah dengan banyaknya komentar di akun instagram miliknya @hotmanparisofficial yang meragukan bahwa pemuda yang ditangkap tersebut adalah Pegi Setiawan yang asli.

"Ribuan netizen berkomentar di akun Instagram Hotman. Mereka sangat senang Pegi Setiawan ditangkap," katanya lewat video yang diunggah di akun miliknya tersebut.

Namun lanjut Hotman, belakangan mereka juga khawatir apakah benar pemuda yang ditangkap adalah Pegi Setiawan yang asli atau bukan.

"Apakah itu asli Pegi atau apa. Banyak yang tanya seolah-olah itu bukan Pegi Perong," katanya.

Baca juga: Wajah Asli Pegi Perong DPO 8 Tahun Buron Ternyata Ikut Gerayangi Tubuh Vina Cirebon Saat Tak Berdaya

Namun Hotman sangat yakin bahwa orang yang ditangkap itu adalah Pegi Setiawan. Hotman mengaku yakin dan percaya akan kinerja Polda Jawa Barat.

Namun dia meminta alangkah baiknya, Kapolda Jawa Barat memerintahkan agar digelar konpres dan menghadirikan fisik Pegi Setiawan sehingga masyarakat bisa percaya.

"Ada baiknya Kapolda Jawa Barat memerintahkan agar dilakukan menyuruh konpres secara terbuka dengan menampilkan fisik Pegi Setiawan sehingga masyarakat bisa mengetahui itu Pegi atau Perong," katanya.

2 Perwira Polri Kena Sindir Jenderal

Banyak pihak yang ikut menyoroti perihal kasus pembunuhan Vina Cirebon yang hingga kini belum tuntas.

Selain disorot publik, kasus ini juga memyita perhatian karena masih ada tiga pelaku yang hingga saat ini berkeliaran dan belum ditangkap polisi.

Bahkan Purnawirawan Jenderal Polisi pun juga ikut mengkritisi kasus yang terjadi tahun 2016 itu, ia pun menuding Kapolsek Cirebon dan Kapolda Jawa Barat yang menangani kasus itu lambat bekerja.

Pasal masih ada tiga pelaku yang belum ditangkap hingga saat ini, kini kasus ini pun menjadi perbincangan banyak orang karena kasus pembunuhan Vina Cirebon belum diselesaikan secara tuntas.

Mantan Kabareskrim Polri periode 2008-2009, Susno Duadji mengatakan kini kasus pembunuhan Vina Cirebon melebar hingga isu liar pun kini bermunculan.

Bahkan sempat beredar jika salah satu pelaku merupakan anak dari anggota Polri, namun seiringnya waktu kabar itu dibantas setelah kemunculan Ayah Eky yang kini merupakan anggota polisi.

Baca juga: Polda Jabar Minta Publik Jangan Percaya Soal Isu Pegi Perong yang Ditangkap Bukan DPO Vina Cirebon

Tak hanya itu saja, banyak isu liar yang menyebut jika salah satu pelaku merupakan anak dari Bupati Cirebon, sehingga kasus ini sulit untuk diungkap secara tuntas.

"Ini yang harus dipertanyakan, siapa Kapolres pada 2016 itu kemudian yang mengganti dia siapa? Ngapain aja? Tiga DPO tidak ketemu," katanya.

Susno Duadji pun menilai wajar ketika masyarakat protes atas kinerja Kapolres Cirebon dalam kasus Vina.

Dia menyindir Kapolres Cirebon yang tidak mampu menangkap tiga DPO yang dianggapnya 'kelas teri' ketika ada penjahat 'kelas kakap' lainnya yang masih berkeliaran seperti teroris hingga perampok.

"Masyarakat yang menggaji Polri, berharap Polri profesional tentu bertanya-tanya dan protes bagaimana lu menangkap teroris, perampok, atau kejahatan besar tapi nangkap yang gini aja tidak bisa," sindir Susno.

Tak hanya Kapolres Cirebon, Susno juga mengkritik kinerja Kapolda Jabar dari tahun 2016 hingga sekarang yang terkesan tidak melakukan apa-apa terkait tiga DPO tersebut.

Sosok yang juga pernah menjabat Kapolda Jabar tahun 2008 ini menilai wajar ketika masyarakat menganggap adanya isu bahwa tiga DPO yang belum tertangkap tersebut adalah anak perwira pejabat atau perwira polisi.

"Kapolda-nya bagaimana? Kok tidak terungkap delapan tahun, kok didiemin? Sehingga berkembanglah isu, oh ini (DPO) anak pejabat polisi."

"Tapi untung aja dibantah oleh orang tua korban. Justru korbannya itu orang tua polisi," tuturnya.

(Tribuntangerang.com/Wartakotalive.com)

 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved