Kementan RI Siapkan Strategi Antisipasi Beras Mahal Jelang Musim Kemarau
Kementerian Pertanian (Kementan) RI angkat suara perihal prediksi akan meroketnya harga beras pada Juli 2024 bulan depan.
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joko Supriyanto
Laporan Wartawan,
TRIBUNTANGERANG.COM, Gilbert Sem Sandro
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Kementerian Pertanian (Kementan) RI angkat suara perihal prediksi akan meroketnya harga beras pada Juli 2024 bulan depan.
Hal tersebut disampaikan menyikapi pernyataan Badan Pangan Nasional (Bapanas) produksi beras akan menurun dalam 6 bulan terakhir lantaran memasuki musim kemarau satu hingga dua bulan ke depan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, alasan diperkirakan melonjaknya harga beras tersebut lantaran musim panas dan fenomena El Nino yang terjadi dalam kurun waktu bersamaan.
"Oh iya, memang sekarang ini kekeringan dan El Nino itu (waktunya) bersamaan, maka mungkin dampaknya seperti itu," ujar Andi saat diwawancarai awak media di Kampus Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia atau PEPI, Rabu (12/6/2024).
Guna mengantisipasi terjadinya kelangkaan ataupun penurunan stok ketersediaan beras di masyarakat, Kementan RI telah menyiapkan sejumlah langkah strategis.
Mulai dari mempercepat jadwal penanaman, pompanisasi, hingga memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan suplai produksi beras di masyarakat luas.
Metode dan pola tersebut akan dimasifkan kepada para petani secara serentak di Tanah Air demi menghindari kelangkaan konsumsi utama masyarakat Indonesia itu.
"Langkah yang akan kami lakukan ialah pompanisasi bibit benih yang bisa beradaptasi dengan kekeringan, kemudian percepatan tanam yang dikombinasikan dengan alat mesin pertanian," kata dia.
"Metode itu yang akan kami pilih karena memang solusi tercepat memitigasi dampak dari kekeringan nanti, jadi para petani yang biasa panen hanya satu kali bisa menjadi tiga kali," sambungnya.
Kendati demikian Amran mengaku, peredaran harga beras di pasaran masih dalam kondisi normal ataupun stabil.
Pasalnya pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi atau HET yang tertuang dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 5 tahun 2024 tentang Perubahan atas Perbadan Nomor 7 tahun 2023 tentang HET Beras.
Dalam ketentuan tersebut, HET beras premium untuk wilayah Jawa, Lampung dan Sumatera Selatan sebelumnya sebesar Rp 13.900 per kilogram menjadi Rp 14.900 per kilogram (kg).
Tidak hanya beras premium saja, HET untuk kategori beras medium juga direlaksasi dari sebelumnya Rp 10.900 per kilogram menjadi Rp 12.500 per kilogram.
"Kalau sekarang kan harga beras relatif stabil, karena biarkan petaninya untung supaya konsumennya tersenyum," tuturnya
Menurut Amran, pihaknya tidak akan menaikan harga beras dalam waktu dekat menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 saat ini.
"Karena jika harganya terlalu ditekan nanti petaninya berteriak, tapi kalau harganya terlalu tinggi nanti konsumennya berteriak, maka kami ambil jalan tengah lewat penetapan HET itu," terang Andi Amran Sulaiman. (m28)
Jokowi Tolak Jadi Ketum PPP, Kader Partai Ka'bah Ungkap Alasannya |
![]() |
---|
Respons Jokowi Disebut Cawe-cawe Majukan Amran Sulaiman Jadi Ketum PPP |
![]() |
---|
4 Menteri 'Termiskin' dari 48 Menteri yang Sudah Menyerahkan LHKPN-nya ke KPK, Siapa Paling Miskin? |
![]() |
---|
Daftar 4 Menteri Terkaya Kabinet Prabowo-Gibran, Ada yang Punya Harta Rp 5,4 Triliun |
![]() |
---|
Kementan RI akan Salurkan Pupuk Subsidi untuk Petani Indonesia, Berikut Alur Pendaftarannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.