6 Fakta Pegawai Koperasi Dibunuh saat Menangih Utang di Palembang, Korban Dicor Pemilik Distro
Mayat Anton ditemukan dicor di kolam belakang distro. Pemilik Distro kini menghilang pasca terbunuhnya Anton.
TRIBUN TANGERANG.COM, PALEMBANG- Seorang pegawai koperasi bernama Anton Eka Saputra tewas dibunuh pemilik distro di Palembang.
Korban dibunuh saat menangih hutang di Distro Anti Mahal di di Jalan KH Dahlan blok D2 Maskarebet Sukarami milik Antoni.
Mayat Anton ditemukan dicor di kolam belakang distro. Pemilik Distro kini menghilang pasca terbunuhnya Anton.
Antoni dan dua rekannya yang satu di antaranya sudah tertangkap diduga menjadi otak pelaku pembunuhan Anton.
Berikut 6 fakta pembunuhan Anton Eka Saputra
1. Uang Korban Rp 30 Juta Hilang
Kasus pembunuhan Anton Eka Saputra, pegawai koperasi di Palembang kini mengungkap sejumlah fakta baru.
Diketahui, saat dibunuh, Anton tengah membawa uang sebesar Rp 30 juta.
Uang itu juga turut raib saat kejadian.
Hal itu diungkapkan oleh Jasmadi SH, kuasa hukum keluarga korban.
Diketahui, Anton Eka Saputra karyawan koperasi di Palembang tewas dibunuh lalu jasadnya dicor saat menagih utang ke nasabah.

Jasad korban dikubur lalu dicor di distro 'Anti Mahal' di Jalan KH Dahlan blok D2 Maskarebet Sukarami yang merupakan milik pelaku Antoni (DPO).
Jasmadi mengatakan, dari informasi yang dia dengar, saat itu korban pergi ke distro tersebut untuk menagih utang yang nominalnya sekitar Rp 10 juta.
Selain itu, dikatakannya, saat kejadian korban sedang membawa uang puluhan juta.
Namun kini uang tersebut belum diketahui berada di mana.
"Tidak banyak (utang) mungkin kisaran Rp 10 juta. Nah terakhir kali juga korban ini minta transfer ke temannya, jadi posisi dia bawa Rp 30 juta. Tapi belum pasti totalnya karena di dalam tasnya adalagi. Kami belum tahu uang itu di mana," katanya, Rabu (26/6/2024).
Sebelumnya, korban dilaporkan hilang setelah pergi menagih utang ke nasabah.
Dikatakan Jasmadi, terungkap misteri hilangnya korban juga tak lepas dari keluarga rekan-rekan sesama karyawan koperasi.
Jasmadi mengatakan satu hari sebelum korban pergi meninggalkan rumah, korban sedang menerima telepon namun terdengar oleh istrinya seperti bertengkar.
Keesokan harinya keluarga mendapat informasi kalau Anton pergi untuk menagih nasabah yang ada di Kelurahan Talang Kelapa, maskarebet.
"Hari Jumat dia terima telepon tapi seperti ribut-ribut. Lalu keesokan harinya Anton pergi untuk menagih nasabah yang ada di Talang Kelapa. Saya tanyakan ke keluarga, satu-satunya nasabah korban yang ada di Talang kelapa ya orang distro ini," ujar Jasmadi.
Tiga hari berselang pasca keluarga membuat laporan kehilangan, ia mendapatkan rekaman CCTV toko bangunan di sekitar distro.
"Di rekaman CCTV tersebut memang benar korban datang ke distro di hari Sabtu sekitar pukul 11.39 WIB. Rekaman CCTV itu kami serahkan ke pihak kepolisian untuk kepentingan penyelidikan," katanya.
Ditambah lagi distro tersebut tidak lagi buka semenjak korban hilang.
Lalu rumah pelaku utama kosong dan nomor handphone-nya juga tidak aktif.
Dari situlah kecurigaan keluarga semakin kuat.
"Kami hampir setiap malam nongkrong di depan distro ini dan tidak pernah buka sampai sekarang," katanya.
2. Ingin Tambah Utang
Polisi telah mengungkap motif pembunuhan Anton Eka Saputra seorang karyawan koperasi yang mayatnya dicor di belakang distro pakaian, Maskarebet, Kecamatan Sukarami, Palembang.
Pelaku utama yang masih DPO diduga jengkel dengan korban ketika menagih utangnya.
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihartono mengatakan nominal utang pelaku ke korban senilai Rp 10 juta.
"Dari informasi yang kami himpun korban yang merupakan seorang karyawan koperasi hendak menagih utang ke pelaku senilai Rp 10 juta," ujar Harryo kepada Tribunsumsel.com, Rabu (26/6/2024).
Namun saat ditagih oleh korban, ternyata pelaku belum memiliki uang tersebut.
Justru pelaku ingin meminjam uang kembali kepada korban, namun ditolak.
"Karena mau minjam uang lagi dan korban menolak memberi, akhirnya pelaku kesal disitulah pelaku utama dan dua lainnya menghabisi korban," katanya.
Satu pelaku berhasil diamankan setelah kepolisian menyelidiki keberadaannya.
Pelaku yang diketahui inisial PS (23) ini berperan turut membantu pembunuhan.
"Satu pelaku sudah kami tangkap. Dan dua nama lagi masih dalam pengejaran kami," tandasnya.
3. Siasat Pelaku
Polisi berhasil menangkap satu dari tiga pembunuhan terhadap Anton Eka Saputra karyawan koperasi di Palembang yang mayatnya dicor belakang halaman ruko distro.
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihartono mengatakan, pembunuhan ini diduga telah direncanakan sedemikian rupa oleh pelaku utama yakni Antoni (DPO) yang juga pemilik ruko.
Sementara itu, menurut pengakuan satu tersangka yang sudah berhasil diamankan, korban berhasil dieksekusi setelah ada satu diantara mereka yang menyamar jadi pembeli di distro milik pelaku Antoni.
"Peristiwa pembunuhan ini seperti sudah disusun oleh pelaku utama. Sebab saat korban datang di TKP, pelaku lainnya menyamar sebagai pembeli. Jadi ketika korban sedang berbincang dengan pelaku utama, yang lainnya memukul korban," kata Harryo saat ditemui di TKP, Rabu (26/6/2024).
Terhadap pelaku yang berhasil ditangkap itu, Harryo masih enggan menyebut identitasnya.
Namun ia menjelaskan, peran pelaku itu yakni membantu dalam proses eksekusi korban.
"Jumlah pelaku diduga ada tiga orang. Satu berhasil ditangkap di Batam, perannya dia yang membantu memukul korban menggunakan besi saat korban datang ke distro," ujarnya.
4. Jasad Dicor
Terpisah, Kapolsek Sukarami, Kompol M Ikang Ade Putra menambahkan, posisi jenazah korban dicor di sebuah tempat bekas kolam kecil yang ada di belakang ruko distro.
"Iya dicor. Bentuk kolamnya persegi panjang. Sebagian dari kolam itu digunakan untuk mengecor jenazah korban," katanya.
5. Kronologi Kasus Terungkap
Sebelumnya, Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihartono mengatakan, pembunuhan ini terungkap setelah Polsek Sukarami Palembang menerima laporan orang hilang atas nama Anton Eka Saputra (25 tahun) seorang pegawai koperasi dan sempat pamit pergi menagih ke nasabah.
Harryo mengakui, awalnya kasus ini diselidiki secara masif karena polisi menduga korban akan kembali lagi setelah menyelesaikan urusannya.
Namun di tengah proses penyelidikan, polisi menemukan kejanggalan terkait hilangnya korban saat menagih utang ke nasabah.
Sebab saat didatangi polisi, ruko yang dilaporkan menjadi tempat terakhir korban menagih utang kini sudah kosong ditinggal seluruh penghuninya.
"Pembantu termasuk istri dan seluruh keluarga yang tinggal di ruko ini sudah meninggalkan tempat ini," ujar Harryo saat ditemui di ruko yang menjadi TKP di TKP, Rabu (26/6/2024).
Tepatnya ruko itu di Jalan KH Dahlan blok D2 Maskarebet Sukarami yang juga menjadi distro pakaian "Anti Mahal".
"Kami menemukan kejanggalan karena setelah kami datangi, rumah (ruko) yang didatangi korban ini sudah dalam kondisi kosong, pemilik rumah tidak ada dan kami menemukan adanya bercak darah," ujarnya.
Melihat itu, anggota semakin penasaran dan mencoba mengintip ke dalam ruko.
"Kemudian anggota melihat ada sebilah curter yang bersimbah darah," jelasnya.
Mendapati kondisi tersebut, polisi melakukan penyelidikan intensif dan mendapati beberapa orang yang dicurigai melakukan tindak pidana terhadap korban.
Kecurigaan polisi semakin bertambah sebab berdasarkan penyelidikan digital forensik diketahui barang-barang korban sudah berpindah tangan ke orang lain.
6. Sosok Korban
Diketahui, Anton dilaporkan hilang sejak hari Sabtu 8 Juni 2024 setelah pamit untuk menagih nasabah.
Warga Perumahan Gotong Royong Soak Simpur, Sukarami itu terakhir terlihat sekitar jam 1 siang di sekitaran Perumnas Sako.
Ia terakhir kali pergi dari rumah mengenakan pakaian jaket lepis biru, celana abu-abu dan membawa motor Vario hitam.
Dengan ciri-ciri tubuh tinggi, tubuh berisi, dan rambut pendek.
Pihak keluarga sudah melaporkan hilangnya Anton ke Polda Sumsel dengan harapan ayah satu anak itu bisa ditemukan.
"Whatsapp dan nomor handphone-nya tidak bisa dihubungi lagi," ujar Robi sepupu Anton, Selasa (11/6/2024) beberapa waktu yang lalu.
Pada hari Sabtu lalu Anton pamit pergi bekerja menagih nasabah seperti biasa pada pukul 12:00 WIB nomor Whatsapp-nya masih bisa dihubungi.
Lalu berselang lima jam kemudian Anton sudah tak bisa dihubungi.
"Sekitar jam setengah 5 Whatsapp-nya masih aktif kalau ditelpon tapi tidak diangkat. Nah jam 5 sore sudah tidak aktif lagi sampai hari ini," katanya.
Selain membuat laporan polisi keluarga juga sudah mendatangi nasabah-nasabah yang biasa dikunjungi Anton, namun tidak membuahkan hasil.
Anehnya orang-orang yang didatangi itu mengaku tak melihat Anton sama sekali.
"Dia pamit tagih nasabah, tapi ternyata pas kami datangi kata mereka Anton sama sekali tidak datang ke rumah-rumah nasabah. Ke teman-temannya jiga sudah ditanyakan tapi tidak ada yang lihat," ujarnya.
Saat ini keluarga terutama sang istri sangat menantikan kabar dari Anton dan kepulangannya.
"Anaknya satu masih usia 1 tahun. Istrinya masih nunggu, nangis," katanya.
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google NewsÂ
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com
Hakim Vonis Mati 3 Terdakwa Pembunuh Pegawai Koperasi di Palembang, Anton Eka Saputra |
![]() |
---|
Pegawai Koperasi Dibakar di Payakumbuh, Jasad Feni Ria Andriani Tinggal Tulang Tangan yang Gosong |
![]() |
---|
Warga Sempat Dengar Erangan Feni Ria Andriani sesaat sebelum Dilempar Riki ke Api Unggun |
![]() |
---|
Pegawai Koperasi Dipukul dan Dibakar di Payakumbuh, Mayat Ditemukan Tinggal Tulang-belulang |
![]() |
---|
Punya Rumah Mewah Berpilar Tinggi, Antoni Cor dan Curi Uang Pegawai Koperasi untuk Bayar Utang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.