Airlangga Hartarto Mundur

Pengamat Menilai Pengunduran Diri Airlangga Hartarto dari Ketum Partai Golkar Karena Masalah Serius

Pengamat kebijakan publik Sugiyanto mengatakan, pengunduran diri Airlangga Hartarto jelas mengejutkan banyak pihak dan menimbulkan berbagai spekulasi.

|
Editor: Joko Supriyanto
(KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA)
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam jumpa pers di kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Rabu (10/7/2024). (KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA) 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Pengamat kebijakan publik Sugiyanto mengatakan, pengunduran diri Airlangga Hartarto jelas mengejutkan banyak pihak dan menimbulkan berbagai spekulasi. 

Padahal, Airlangga Hartarto dijadwalkan menyelesaikan masa jabatannya hingga Munas, dan dia telah berhasil menaikan perolehan kursi Pileg di DPR RI dari 85 orang pada Pileg 2019, menjadi 102 orang pada Pieg 2024.

"Langkah mendadak ini menimbulkan dugaan adanya masalah serius yang sedang dihadapinya, sehingga memaksa Airlangga untuk mundur sebelum waktunya. Pengunduran diri ini tentu menciptakan preseden buruk bagi seorang ketua umum partai yang memilih mundur tepat menjelang Munas,” kata Sugiyanto pada Senin (12/8/2024).

Menurutnya, stabilitas dan konsolidasi internal partai kini menjadi perhatian utama, mengingat peran krusial ketua umum dalam mengarahkan jalannya partai. Keputusan ini juga mengundang spekulasi terkait dinamika politik nasional.

Pengunduran diri Airlangga Hartarto terjadi hanya beberapa bulan sebelum pergantian Presiden dari Joko Widodo kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto, yang dijadwalkan dilantik pada 20 Oktober 2024.

Padahal, Partai Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga telah memainkan peran penting dalam mendukung Prabowo sebagai Presiden terpilih.

"Selain itu, Partai Golkar berhasil menambah perolehan suara dan kursi di parlemen, menjadikannya pemenang pemilu kedua setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Baca juga: Politik Terlalu Kasar Jadi Alasan Jusuf Hamka Ikuti Jejak Airlangga Hartarto Mundur dari Golkar

Prestasi ini merupakan pencapaian besar dari kepemimpinan Airlangga Hartarto,” tuturnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, pengunduran dirinya sebelum tuntasnya pembahasan kabinet Prabowo dianggap aneh dan mengejutkan. Hal ini menimbulkan spekulasi adanya tekanan politik atau kesepakatan yang belum diketahui publik.

Selain itu, ungkap dia, pengunduran diri ini datang pada saat yang krusial, menjelang Pilkada serentak pada November 2024.

Sebagai ketua umum, Airlangga memiliki peran vital dalam mengarahkan strategi partai untuk menghadapi tantangan politik yang semakin kompleks di tahun politik ini.

"Dengan demikian, alasan apapun yang disampaikan oleh Airlangga atas pengunduran dirinya kemungkinan besar akan terdengar ganjil di telinga masyarakat. Alasan sebenarnya di balik pengunduran diri Airlangga Hartarto ini tampaknya masih menjadi misteri,” jelasnya.

Menurut dia, pengunduran diri ini memunculkan pertanyaan besar, Apakah ini merupakan tanda adanya dinamika internal yang tidak terkelola dengan baik, ataukah ada alasan lain yang lebih besar dan belum terungkap? Sampai saat ini, publik masih menunggu penjelasan yang lebih mendalam dan transparan.

"Semoga proses ini berjalan lancar tanpa menimbulkan gejolak yang dapat mengganggu stabilitas partai maupun proses politik di Indonesia. Pengunduran diri Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar yang tersebar pada hari Minggu (11/8/2024) pasti akan menjadi sorotan publik," pungkasnya. (faf)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved