Seberapa Besar Ancaman Gempa Megathrust di Jakarta? Berikut Penjelasan BPBD DKI
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebut bahwa ancaman gempa Megathrust bisa berdampak hingga DKI Jakarta. Seberapa besar dampaknya?
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Joko Supriyanto
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebut bahwa ancaman gempa Megathrust bisa berdampak hingga DKI Jakarta dengan potensi sebesar 8,7 magnitudo.
Hal itu dikarenakan Megathrust merupakan gempa yang berasal dari lempeng di selatan pulau Jawa.
"Jadi ada di selatan Pulau Jawa bagian barat dan di selatan Selat Sunda. Nah ini yang heboh di masyarakat, yang menjadi antisipasi kita bersama," kata Kasatpel Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan, Michael Sitanggang saat ditemui di Kantor Walikota Jakarta Barat, Rabu (9/10/2024).
"Karena impactnya (dampaknya) sampai ke Jakarta," imbuh dia.
Dia mencontohkan, salah satu gempa yang pernah terasa hingga Jakarta adalah gempa di Cianjur 2022 lalu.
Menurut Michael, Jakarta bisa terkena dampak dikarenakan kondisi bebatuan tanahnya lunak.
Sehingga, kejadian yang ada di selatan Pulau Jawa itu amplifikasinya bisa terasa sampai di Jakarta.
Oleh karena itu, lanjut Michael, perlu adanya antisipasi masyarakat untuk menekan hal buruk yang terjadi paska gempa tersebut.
"Jadi seiring dengan maraknya isu Megathrust, itu bukan berarti kami melaksanakan simulasi, tapi memang ini menjadi program yang rutin dan terus kami gencarkan, khususnya bagi masyarakat atau anak-anak yang beraktifitas di fasilitas publik," jelas Michael.
Baca juga: BPBD DKI Ungkap Dampak Guncangan Gempa Megathrust di Jakarta
Lebih lanjut, Michael menjelaskan bahwa simulasi gempa bumi yang didemokan oleh BPBD akan menjadi standar masyarakat dalam menghadapi gempa bumi.
Termasuk, penunjukkan floor captain di tiap lantai gedung-gedung tinggi, baik pemerintahan maupu perusahaan swasta.
Harapannya, tidak ada korban jiwa yang terdampak apabila gempa bumi berkekuatan besar terjadi.
"Jadi kami dari teman-teman bidang kendaruratan dan logistik akan membantu, mengasistensi, membantu untuk pelatihan, peningkatan kapasitas, dan juga hal-hal lainnya, kurang lebih seperti itu," kata Michael.
"Kalau sirenenya (penanda bencana) memang sudah ada di gedung. Sudah ada di fasilitas gedung. Nanti dari pihak pengelola gedung, ketika kejadian gempa, itu langsung diaktifkan dan captain floor itu langsung melaksanakan tugasnya," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, simulasi gempa Megathrust dilaksanakan di lingkungan Kantpr Walikota Jakarta Barat, Rabu (9/10/20234)
Diketahui, simulasi tersebut melibatkan 300 orang pegawai Pemkot Jakbar dan masyarakat sekitar.
Menurut Asisten Pemerintahan (Aspem) Walikota Jakarta Barat, Firmansyah Ibrahim, simulasi ini terkait gempa Megathrust yang mungkin terjadi di Jakarta dengan kedalaman 50 dan 40 kilometer.
Yang mana apabila gempa itu terjadi, dampaknya akan dirasakan oleh bangunan bertingkat di gedung-gedung pemerintahan.
"Kami sudah melakukan gladi ini dengan peran serta masyarakat, karyawan-karyawati dan unsur yang lainnya di sini itu sekitar 300 orang," kata Ibrahim saat ditemui di Kantor Walikota Jakarta Barat, Rabu (9/10/2024).
"Dan kami lakukan pelaksanaan gladi ini dari tadi pukul 9.45 WIB, di lantai gedung A yang ada 10 lantai," imbuhnya.
Menurut Firman, simulasi gempa ini bertujuan untuk melihat dan mengevaluasi kesiapan para karyawan dan SDM di Kantor Walikota Jakarta Barat apabila Megathrust terjadi.
Baca juga: Tinggal Menunggu Waktu, Indonesia akan Dilanda Gempa Megathrust dengan Kekuatan Magnitudo 9
Firman juga memastikan bahwa pihaknya sudah memiliki koordinator lantai, hingga melatih para office boy (OB) hingga PJLP di Kantor Walikota Jakarta Barat tetkait penyelamatan diri.
"Jadi di masing-masing lantai itu ada yang sudah dilatih bukan saja dari karyawan di bagian umum, tapi juga PJLP atau karyawan kami juga di bagian-bagian itu ada yang sudah dilatih," jelas Firman.
Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah APD untuk penanganan gempa Megathrust, mulai dari rompi, APD, hingga posko medis dan Sudin Gulkarmat yang terkait kebencanaan.
Firman menyampaikan bahwa gempa yang dirasakan kantor Walikota Jakarta Barat hingga membuat karyawan berhamburan keluar pernah terjadi pada tahun 2000-an.
Gempa itu sempat membuat panik seluruh karyawan hingga SDM di kantor tersebut.
Oleh karena itu, ke depan Firman menyampaikan bahwa simulasi seperti ini tidak akan dilaksankan sekali saja dalam setahun, melainkan dua kali.
"(Tujuannya) supaya karyawan-karyawan edukasi ini tentang kebencanaan bisa diterima oleh karyawan-karyawan pihak-pihak yang ada di Pemkot Jakarta Barat," pungkasnya. (m40)
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Hamid Awaluddin Ungkap 2 Kemungkinan Besar Silfester Matutina Belum Ditahan di Kasus Fitnah JK |
![]() |
---|
PTUN Jakarta Terima Gugatan Warga Jakut Soal Sertifikat Tak Kunjung Terbit Selama 25 Tahun |
![]() |
---|
Rekrutmen Petugas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta Mulai Dibuka Hari Ini, Simak Tahapannya |
![]() |
---|
Link Pendaftaran Damkar DKI Jakarta 2025 Dibuka, Warga Luar Jakarta Boleh Daftar |
![]() |
---|
Duel Panas Persija vs Persib Bisa Main di JIS, Ini Syarat dari Bung Ferry |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.