Profil KRI Bima Suci, Kapal Latih Layar Modern yang Aktif Jalankan Peran Diplomasi

Profil KRI Bima Suci, sang penerus KRI Dewaruci yang beroperasi tak hanya di perairan Indonesia melainkan ke berbagai negara di dunia.

Editor: Eko Priyono
Istimewa
Foto KRI Bima Suci yang telah singgah di berbagai negara di dunia. 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - KRI Bima Suci, penerus KRI Dewaruci, telah menjalankan berbagai misi pelayaran sejak tahun 2017.

Kapal latih ini memiliki peran penting dalam pendidikan dan pelatihan taruna Akademi Angkatan Laut (AAL).

Berbagai operasi KRI Bima Suci tidak hanya terbatas di wilayah perairan Indonesia, tetapi juga mencakup pelayaran ke berbagai negara di dunia.

Dilansir dari kantor Dinas Penerangan TNI AL, KRI Bima Suci telah melaksanakan 14 kali operasi pelayaran sejak tahun 2017 hingga 2023.

Operasi-operasi ini memiliki tujuan beragam.  Mulai dari mendukung kegiatan Kartika Jala Krida Taruna AAL, mengikuti ajang lomba kapal layar tingkat internasional, hingga menjadi duta bangsa dalam kunjungan ke berbagai negara.

Adapun Kartika Jala Krida (KJK) merupakan pelayaran muhibah duta bangsa ke luar negeri sekaligus latihan dan praktik Taruna AAL.

Rute pelayaran KRI Bima Suci sangat luas, mencakup berbagai benua dan samudera.

Beberapa negara yang pernah disinggahi oleh KRI Bima Suci antara lain Spanyol, Perancis, Rusia, Jepang, Australia, dan berbagai negara di Asia Tenggara.

Jarak tempuh panjang dan waktu pelayaran lama, menuntut ketahanan fisik dan mental tinggi dari seluruh kru kapal.

Meskipun pandemi COVID-19 sempat mengganggu aktivitas pelayaran dunia pada tahun 2020 dan 2021, KRI Bima Suci-945 tetap berupaya menjalankan tugasnya.

Beberapa penyesuaian dilakukan untuk memastikan keselamatan seluruh kru selama pelayaran.

Operasi-operasi yang dilakukan KRI Bima Suci memberikan kontribusi signifikan di dalam mendukung diplomasi luar negeri Indonesia, promosi budaya, serta di bidang pendidikan khususnya praktek pelayaran bagi taruna-taruna AAL.

Misi pelayaran ini tidak hanya melatih para taruna AAL, tetapi juga memperkenalkan Indonesia kepada dunia internasional.

Selain itu, kegiatan-kegiatan selama pelayaran, ikut serta dalam lomba kapal layar dan kunjungan kehormatan, turut meningkatkan citra positif Indonesia di mata dunia.

KRI Bima Suci-945 telah membuktikan diri sebagai kapal latih tangguh dan handal. Dengan berbagai operasi pelayaran, kapal ini tidak hanya menjadi sarana pendidikan bagi para taruna AAL, tetapi juga menjadi duta bangsa yang membawa nama harum Indonesia ke berbagai penjuru dunia. 

Tahun ini, KRI Bima Suci mendarat ketiga kalinya ke Manila. Khusus pelayaran tahun ini, kapal yang semula akan berlabuh di Davao dialihkan ke Manila guna berpartisipasi dalam rangkaian peringatan hubungan diplomatik Indonesia-Filipina ke-75 tahun.

Sebelum tiba di Manila, Selasa (15/10/2024), KRI Bima Suci telah berlayar dari Jakarta-Singapura-Kamboja-Vietnam-Shanghai-Busan, Korea Selatan-Vladivostok, Rusia-Yokosuka, Jepang-Manila, Filipina.

Setelah melakukan kunjungan persahabatan selama empat hari di Manila, KRI Bima Suci yang dikomandani Letkol Laut (P) Hastaria Dwi Prakoso ini akan melanjutkan perjalanan ke Balikpapan, Indonesia.

Atase Pertahanan Indonesia untuk Filipina Kolonel Laut (T) Bambang Wijonarko menjelaskan tentang spesifikasi KRI Bima Suci.

Rancangan teknis kapal layar tiang tinggi ini, memiliki ukuran panjang 111,20 meter, lebar 13,65 meter, kedalaman draft 5,95 meter, dan tinggi maksimal tiang layar 49 meter dari permukaan dek atas.

Kecepatan mesin 12 knot dengan mesin, dan 15 knot dengan layar. Adapun tahun ini, kapal yang membawa taruna korps pelaut ini total berjumlah 193 awak, terdiri dari ABK 98 personel dan Satlat dan taruna 95 personel.

"Khusus pelayaran dari Jakarta sampai Manila adalah taruna korps pelaut berjumlah 60 personel," kata Bambang melalui siaran pers KBRI Indonesia di Manila, Senin (14/10/2024).

Tapi dengan sistem rotasi, lanjut Bambang, 60 taruna yang telah berlayar akan kembali ke Tanah Air digantikan oleh 62 personel yang akan diterbangkan dari Indonesia ke Manila.

Mereka yang akan berlayar dari Manila-Balikpapan adalah taruna non korps pelaut yakni taruna korps teknik, elektronika dan suplai. 

Kapal kelas Bark (Barque, bahasa Inggris--red) tiga tiang itu memiliki 26 layar dengan luas keseluruhan layar 3.352meter persegi.

Ketinggian dek utamanya 9,20 meter dari permukaan laut. Keistimewaan KRI Bima Suci terletak pada instrumen navigasi pelayarannya yang lebih canggih.

"KRI Bima Suci kapal modern sangat berbeda dengan Dewaruci. Instrumen kapal ini memiliki pemurnian air laut menjadi air tawar, hingga alat komunikasi dan data digitalnya," kata Bambang Wijonarko yang menjadi Ketua Panitia kedatangan KRI Bima Suci di Manila, Filipina.

Taruni pertama

Bambang melanjutkan, pelayaran KRI Bima Suci kian disorot lantaran hadirnya taruni AAL untuk pertama kali.

"Baru tahun ini ada taruni yang ikut. Kehadiran taruni membuktikan TNI AL semakin terbuka bagi perempuan, serta memberikan kesempatan bagi Srikandi Indonesia untuk turut berkontribusi. Ini adalah perkembangan yang sangat baik," ujarnya.

Menurut Bambang, TNI AL memiliki tiga peran universal. Pertama, peran polisionil atau penegakan hukum di laut, peran militer, dan peran diplomasi. Inilah keunikan yang membedakan AL dengan Matra lain.

"Karena dalam sebuah kapal perang disebut  kapal negara atau KRI, Kapal Republik Indonesia. Dalam kapal perang berlaku kedaulatan sebuah negara. Jadi, ketika kapal perang melaksanakan kunjungan ke luar negeri, itu memiliki banyak arti. Dalam perkembangannya, kunjungan kapal perang Angkatan Laut sebuah negara tidak saja memiliki arti sebagai “Gunboat Diplomacy" atau show of force, namun di sisi lain juga memainkan peranan penting di dalam membangun dan memperkuat hubungan persahabatan antar negara, seperti halnya misi pelayaran KRI Bima Suci saat ini," ujar Bambang.

Kunjungan tersebut, lanjut Bambang, sebagai bukti kekuatan militer dapat digunakan sebagai alat, guna menjaga stabilitas regional, pun memperkuat hubungan bilateral.

Diharapkan, dengan adanya kegiatan persahabatan ini dapat mengefektifkan diplomasi Indonesia di kancah dunia.

"Ini cara efektif mempererat hubungan Indonesia dengan negara sahabat, khususnya Filipina," Bambang menegaskan.

Dapatkan Informasi lain dari TribunTangerang.com via saluran WhatsApp

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved