Satu Keluarga Tewas di Ciputat

5 Fakta Tewasnya Satu Keluarga di Kampung Poncol Ciputat Tangsel Diduga Korban Pinjol

Berikut ini rangkuman 5 fakta terkait kasus satu keluarga tewas di Kampung Poncol, Ciputat Timur, Tangerang Selatan;

Editor: Joko Supriyanto
TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico
Suasana pemakaman keluarga tewas di dalam rumah. 

TRIBUNTANGERANG.COM - Kasus kematian tiga orang warga Kampung Poncol, Cirendeu, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan membuat heboh publik.

Pasalnya tiga orang yang tewas itu merupakan satu keluarga yang meliputi ayah, ibu dan anak yang masih berusia 3 tahun.

Ketiganya berinsial AF (31) suami, YL (28) istri dan AH (3) ditemukan tewas di dalam rumah pada Minggu (15/12/2024). 

Berikut ini rangkuman 5 fakta terkait kasus satu keluarga tewas di Kampung Poncol, Ciputat Timur, Tangerang Selatan;

Pintu Rumah Terkunci

Kasus tewasnya satu keluarga tepatnya di Kampung Poncol Tangerang Selatan pertama kali terungkap saat salah satu keluarga mendatangi kediaman korban.

Warga Kampung Poncol, Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, dibuat geger karena ditemukan tiga mayat di dalam rumah, Minggu (15/12/2024).

Saksi yang juga masih kerabat korban itu bermula untuk menyalakan air, namun saksi mendapati rumah dalam keadaan terkunci.

Saksi pun berusaha memanggil korban, namun tidak ada jawaban, sehingga diputuskan untuk masuk melalui jendela.

"Dua orang saksi yang masih memiliki hubungan keluarga dengan korban, yakni Y dan N, datang ke rumah korban untuk menyalakan air," kata Kasi Humas Polres Tangerang Selatan (Tangsel), AKP Muhamad Agil Sahril pada Senin (16/12/2024).

Jenazah Ditemukan Terpisah

Saat sudah di dalam rumah, saksi tak melihat aktivitas korban, selanjutnya saksi mencoba melihat ke kamar korban.

Saksi mendapati YL (28) dan AH (3) ibu dan anak tengah dalam kondisi terbaring di kasur dengan kondisi tubuh sudah kaku.

Mendapati hal ini saksi mencoba mengecek ke bagian rumah lain, saksi pun terkejut mendapati AF dalam kondisi tergantung di area dapur.

Atas kejadian itu, saksi langsung meminta bantuan warga setempat dan melaporkan persitiwa itu ke polisi.

"Saksi kemudian membawa AH ke Klinik Medika Cirendeu, namun petugas medis menyatakan korban sudah meninggal dunia," kata Agil.

Selanjutnya ketiga jenazah dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan untuk dilakukan Visum Et Repertum. 

Luka di Leher, Mulut Berbusa

Dikutip Kompas.com, kondisi anak korban yang berusia tiga tahun saat ditemukan dalam kondisi leher terluka dan mulut berbusa.

Hal ini disampaikan langsung oleh Yani, kakak korban. Bahkan ia pun menyebut jika ditemukan bekas jeratan di area leher.

"Berbusa (mulut AA). Udah gitu di sininya berdarah (nunjuk arah pinggir bibir). Di sininya (leher) ada semacam bekas geretan gitu. Biru lehernya kayak habis diikat," kata Yani, kakak YL, di lokasi pada Minggu (15/12/2024) malam.

Yani menjadi saksi pertama yang melihat langsung kondisi ketiga jenazah. Ketika itu, Yani melihat, AH ditemukan terbaring di kamar tidur rumah dengan tubuhnya dikelilingi bantal di kanan dan kirinya.

Di samping Ah, jasad YL ditemukan dengan posisi seperti orang tidur, matanya terpejam, tampak tenang.

Sementara itu, jasad AF, ayah AA, ditemukan tergantung di kamar mandi rumah tersebut.

"Keponakan saya enggak ketolong. Tadi sempat dibawa ke klinik. Saya tahu memang sudah tidak ada (meninggal)," kata Yani. 

Dimakamkan Terpisah

Satu keluarga tewas di Tangerang Selatan kini dimakamkan secara terpisah. Pemakaman dilakukan pada Senin (16/12/2024)

Jenazah YL dan AH dimakamkan di satu liang lahat di tanah wakaf Poncol Tangsel, tak jauh dari rumah duka.

Untuk jenazah AL, warga mengatakan jika ia dimakamkan secara terpisah tidak sama dengan istri dan anaknya.

"Jenazah suami dikubur berbeda dengan anak istri, ada di Kebayoran," ujar warga kepada TribunTangerang.com

Tak diketahui pasti apa alasan penguburan dilakukan secara terpisah.

Diduga Terjerat Pinjol

Kematian sekeluarga di Tangerang Selatan diduga karena terlilit pinjaman online (Pinjol).

Hal ini disampaikan oleh Yani selaku pihak keluarga korban, ia mengungkapkan bahwa korban sempat terlibat dalam pinjaman online (pinjol) sekitar satu tahun yang lalu.

Yani menceritakan YL pernah memberitahunya mengenai kedatangan penagih utang ke rumah mereka.

"Waktu itu kan dateng itu ya orang Home Credit. Dia nyari ke mari alamatnya, kan alamatnya sama (dengan) saya. Saya bilang sama adik saya, 'kamu dicariin sama Home Credit. Kamu minjem duit?' 'Enggak kak, (aku) enggak minjem duit'. Ternyata lakinya (AF)," ungkap Yani saat ditemui di kediamannya.

Yani menambahkan bahwa AF terpaksa menggunakan data pribadi YL untuk meminjam uang karena ia tidak bisa menggunakan data pribadinya sendiri.

"Lah terus kok pake data lu?' 'Iya dipinjam. Soalnya pake data AF enggak bisa. Kalau enggak dikasih dia marah kak'. 'Buat apa? minjem duitnya gede?' 'Gede'," jelas Yani, menirukan percakapan dengan YL.

Yani juga mengungkapkan bahwa nomor teleponnya sempat digunakan oleh keluarga YL untuk meminjam dana.

Dia juga sering dihubungi oleh perusahaan tersebut karena keluarga YL tidak melakukan pembayaran.

"Sudah itu dia pakai nomor telepon saya. Home Creditnya nelepon ke saya. Saya bilang saya mpok-nya karena dia belum bayar," tambahnya. Namun, Yani tidak mengingat adanya kasus serupa pada tahun 2024.

(Tribuntangerang.com/Ikhwana/Kompas.com/I Putu Gede)

 

Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved