Makan Bergizi Gratis

Emak-emak di Tangsel Mulai Tolak Makanan Bergizi Gratis di Sekolah, Kasus Keracunan Bikin Resah

Kadang masaknya dari malam, terus ditutup panas-panas. Jadi pas sampai ke anak, udah kayak basi gitu

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico
TOLAK MBGI- Sejumlah orang tua, terutama para ibu di Kota Tangerang Selatan mulai enggan memberikan Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan di sekolah kepada anak-anak mereka. Bukan tanpa alasan, kekhawatiran soal kualitas makanan yang kerap basi serta selera anak-anak yang tidak cocok menjadi alasan utama. (TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico). 

Laporan Wartawan
TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico

TRIBUNTANGERANG.COM, PONDOK AREN- Sejumlah orang tua, terutama para ibu di Kota Tangerang Selatan, mulai enggan memberikan Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan di sekolah kepada anak-anak mereka.

Bukan tanpa alasan, kekhawatiran soal kualitas makanan yang kerap basi serta selera anak-anak yang tidak cocok menjadi alasan utama.

“Kadang masaknya dari malam, terus ditutup panas-panas. Jadi pas sampai ke anak, udah kayak basi gitu. Tapi ya saya enggak masalah soal MBG, cuma sayang aja,” ujar Mursinah, bukan nama sebenarnya kepada TribunTangerang.com, Pondok Aren, Tangsel, Kamis (2/10/2025).

Menurut Mursinah, menu MBG tergolong standar, seperti tumis sayuran atau buah potong seperti salak. Namun, makanan tersebut tidak selalu sesuai dengan selera anak-anak.

“Anak-anak saya kadang milih-milih. Kalau lagi ada lauk kayak ayam, baru dimakan. Tapi seringnya enggak disentuh,” tambahnya.

Kekhawatiran meningkat setelah kabar adanya kasus keracunan makanan di beberapa wilayah termasuk Tangsel. Hal ini membuat sebagian orang tua mengambil langkah lebih hati-hati.

“Kadang was-was juga. Udah dua mingguan ini anak saya di SMP enggak makan MBG. Takut keracunan,” ujar Mursinah.

Baca juga: Intan Nurul Dorong 63 Dapur SPPG di Kabupaten Tangerang Segera Kantongi SLHS

Senada dengan Mursinah, Asri menyarankan program MBG diganti dengan uang tunai yang bisa dikelola orang tua.

“Kalau saya sih mending diganti uang aja. Jadi saya tahu makanan apa yang dimakan anak saya. Lebih hemat juga, enggak dibuang,” ungkap Asri.

Wanita yang akrab disapa Mama Banyu itu mengatakan makanan MBG kerap dibuang karena tidak dimakan dan sudah basi saat tiba di rumah.

Baca juga: Meski Telah Beroperasi Lama, Ternyata 63 SPPG di Kabupaten Tangerang Belum Miliki SLHS 

“Sayang banget, kadang nyampe rumah udah basi. Ya akhirnya dibuang. Enggak bisa dimakan lagi," ujar Asri.

Meski begitu, ia mengungkapkan pengelolaan makanan sudah membaik, seperti penggunaan mayones dalam kemasan saset agar lebih tahan lama.

“Sekarang udah mulai pakai sasetan. Dulu dicampur langsung, cepat basi,” pungkasnya. (m30)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved